Rabu, 01 Maret 2017

Sebelum Memasukkan Anak Ke Pesantren, Beberapa Hal Ini Harus Dipahami Oleh Wali Santri



Hari ini, di saat zaman semakin maju dan berkembang—para orang tua semakin lelah dihadapkan dengan berbagai permasalahan dalam mendidik anak, mulai dari pengaruh teknologi, budaya sehingga menyebabkan degradasi akhlak dan moral pada anak.
Kekhawatiran para orang tua memang sangatlah wajar—dengan melihat kondisi hari sebahagian perilaku anak semakin hari semakin memprihatinkan dan menyimpang —belum lagi dengan masalah penguasaan ilmu agamanya—yang akan menjadi bekal si anak nantinya. Di banyak daerah, permasalahan anak memang menjadi persoalan utama yang selalu diperbincangkan—mengingat merekalah nantinya yang akan memegang kendali negeri ini.
Tak hanya para orang tua, pemerintah daerah pun ikut andil dalam menangani permasalahn krusial satu ini, berbagai program yang menunjang pendidikan anak digalakkan, mulai dari pendidikan agama, budaya dan sebagainya.
Tentunya para orang tua tidak bisa hanya berdiam diri dengan berbagai kasus terjadi hari ini. Para orang tua dituntut harus cerdas mendidik dan mempersiapkan pendidikan untuk mereka, terutama dalam hal pendidikan.
Untuk mengurangi kekhawatiran tersebut, kini pesantren menjadi perhatian para orang tua. Memilih pesantren dengan sistem boarding school sebagai solusi—karena pesantren dianggap mampu menangani pendidikan anak—terutama pendidikan agama. Mengenai keamanan, pesantren bersistem asrama juga salah satu lembaga paling aman—dengan pengawasan 24 jam oleh gurunya.
Lantas, dengan menitipkan anak ke pesantren bukan berarti permasalahan selesai. Paling tidak ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan dipahami oleh para orang tua sebelum memutuskan menyekolahkan anak ke pesantren. Berikut penjelasannya ;

  • Pesantren memang dikenal sebagai lembaga pendidikan berbasis agama, namun bukan berarti anak bapak ibu setelah tamat dari pesantren akan mampu menguasai masalah agama secara sempurna.

Kelanjutan studi mereka sebuah keharusan, agar ilmunya terus berkembang dan bervariasi, artinya tidak berasal dari satu pintu. Inilah yang dimaksud dengan motto berpengetahuan luas—dengan harapan nantinya mereka tidak asing dengan ilmu orang lain dan tidak mudah merendahkan keilmuan orang lain.  

  • Keamanan santri menjadi perhatian utama pesantren dengan diberlakukannya berbagai disiplin yang ketat, namun bukan berarti anak bapak ibu tidak pernah melanggar

Yang namanya santri pasti ada melanggarnya, perbedaanya hanya pada besar kecilnya pelanggaran. Maka bapak ibu jangan heran kalau ada pemanggilan dari ustadz bagian pengasuhan santri—karena pelanggaran anak bapak ibu lakukan, jangan memarahi mereka, tapi nasehati dan tunjukkan kenapa ia tidak boleh melanggar disiplin.

Sebelum Memasukkan Anak Ke Pesantren, Beberapa Hal Ini Harus Dipahami Oleh Orang Tua Wali
Silaturahmi denga wali santri adalah upaya pesantren mensosialisasikan sistem pesantren

  • Pesantren menerapkan berbagai disiplin untuk mengontrol pendidikan anak, pasti ada disiplin tertentu yang mungkin tidak sesuai menurut pandangan bapak ibu, maka sebaiknya bapak ibu memahami terlebih dahulu terhadap sistem dan disiplin pesantren yang akan diberlakukan
Ini terjadi pada orang tua yang kurang tahu informasi pesantren. Misalnya ada rapat wali santri dengan pihak pesantren, wali tersebut tidak menghadirinya sehingga tertinggalnya informasi yang dapat menyebabkan menyalahi aturan karena tidak tahu atau bisa jadi menyalahi dewan gurunya. Pelajari terlebih dahulu system dan disipilin pesantren itu lebih baik.
  • Pesantren tidak hanya berfokus pendidikan pada satu anak saja, melainkan untuk semua. Namun, tidak menutup kemungkinan ada hal tertentu yang terjadi pada anak bapak ibu dan luput dari perhatian ustadznya.

Ini bisa terjadi sama siapa saja, bukan tidak sanggup menjangkau. Biasanya terjadi ketika waktu yang tidak disangka-sangka. Misalnya jatuh dari tempat tidur saat malam hari, dan ini dapat dimaklumi, walaupun pencegahan sudah dilakukan sebelumnya. Ada hal-hal yang memang tidak diketahui atau telat diketahui oleh dewan guru. Orang tua harus bisa memahami untuk hal ini, jangan langsung mengambil sebuah kesimpulan yang belum kita ketahui kronologinya.



  • Pesantren yang bersistem boarding school (modern) mendidik anak bukan saja dengan pendidikan formal, tapi lebih menekankan pendidikan informal, sudah pasti banyak kegiatan ekstrakurikuler yang harus di ikuti oleh anak bapak ibu.

Sudah tentu lelah dan letih akan dirasakan oleh santri. Makanya pesantren sebelum menerima santri terlebih dahulu mengecek kesehatan calon santrinya, apalagi kalau ada santri yang memiliki penyakit dalam, dia pasti tidak akan sanggup mengikuti setiap kegiatannya. Akan lebih baik pilih pesantren yang sesuai dengan kesehatan dan kondisi anak.

Sebelum Memasukkan Anak Ke Pesantren, Beberapa Hal Ini Harus Dipahami Oleh Orang Tua Wali
Khutbatul Arsy, kegiatan ospek santri ala pesantren


  • Sebelum memilih pesantren, perhatikan terlebih dahulu pesantrennya, ada pesantren yang sudah maju ada pesantren yang sedang berproses. Pesantren yang sudah maju tentu sudah lumayan lengkap fasilitasnya, sedangkan pesantren yang masih berproses tentu masih belum sempurna.

Hari ini, era semakin maju pasti orang tua sangat memperhatikan fasilitas pesantren yang akan menunjang proses pendidikan anaknya. Makanya orang tua terlebih dahulu mengobservasi pesantren sebelum memilih pesantren tersebut, biar tidak ada protes kecil-kecilan nantinya karena menyesal atau sebagainya. Karena setiap pesantren pasti berbeda daya ekonominya.

  • Pesantren mendidik aneka ragam santri, sudah pasti para santrinya berbeda-beda perangainya. Suatu saat pasti ada hal tertentu (mungkin) terjadi pada anak bapak inu karena ulah temannya dan sebagainya

Ini biasanya terjadi ketika ada santri sakit atau hal lainya terjadi karena ulah temannya. Misalnya, si anak bercanda dengan temannya, tiba-tiba sudah berkelahi atau sebagainya. Dan ini bisa terjadi sama siapa saja bukan saja untuk anak pesantren, bahkan yang non pesantren lebih berbahaya lagi jika ada perselisihan dengan temannya.
  • Para orang tua harus koperatif dengan ustadz atau ustazahnya (pengurus pesantren). Orang tua diharapkan tidak melanggar disiplin yang telah diberlakukan

Kerjasama yang baik akan menghasilkan hasil yang baik juga.. Misalnya, wali santri dilarang membawa pulang santri tanpa izin. Dan itu harus ditaati, jangan dilanggar karena hal tersebut dapat merusak sistem pesantren yang sudah berlaku.
  • Pesantren memberlakukan disiplin untuk santri dalam segala lini aktivitas.  Sudah pasti jika ada pelanggaran pasti ada hukumannya. Tentunya dihukum bukan untuk menyiksa atau sebagainya melainkan untuk mendidik.

Biasanya hukuman yang diberlakukan sudah ada prosedurnya yang telah ditentukan oleh pesantren. Dan pihak pesantren pasti akan memberitahu kepada wali santri.

Sebelum Memasukkan Anak Ke Pesantren, Beberapa Hal Ini Harus Dipahami Oleh Orang Tua Wali

  • Pesantren berusaha mendidik santrinya menjadi mandiri. Maka bapak ibu dianjurkan tidak terlalu memanjakan anaknya. Selalu dengar arahan dan berkomunikasi dengan ustadznya

Menjadikan santri mandiri juga bagian dari salah satu visi misi kebanyakan pesantren. Mereka dilatih untuk bertahan hidup saat jauh dengan orang tua, dengan makanan seadanya, dan dengan segala keadaan.
  • Saat ada masalalah dengan anak, jangan langsung mendjudge atau menyalahkan pesantren sepenuhnya. Binalah komunikasi terlebih dahulu dengan ustadznya untuk mencari tahu terlebih dahulu akar permasalahannya

Ini mengajak orang tua terlebih dahulu mencari akar masalah sebelum tersulut emosi. Biasanya, orang akan lebih cepat mengedepankan emosi dari pada mencari solusi dan informasi.
  • Setelah menitipkan anak ke pesantren, bukan berarti tugas bapak ibu selesai dan tidak semuanya dibebankan kepada ustadznya. Perhatikan dimana peran orang tua setelah gurunya.

Orang tua dan guru kunci pendidikan anak. Jadi tidak ada istilah lepas tangan dalam pendidikan walaupun ia sedang tidak tinggal bersama kita. Memantau perkembangan dan menasehati adalah hal yang dianjurkan.
  • Ustadz (pengurus pesantren) juga manusia. Pasti ada salah dan khilafnya. Komunikasi dengan ustadznya adalah jalan terbaik aga tidak terjadi kesalahpahaman.

Ini memang jarang terjadi, tapi bisa terjadi. Karena kesalahpahaman bisa terjadi dimana saja. Intinya adalah komunikasi dan bersikap dewasa menyelesaikan masalah. Yang namanya manusia pasti tidak luput dari kesalahan.


Demikian, akan ditambahkan kembali jika ada point tertentu yang masih kurang dan belum tercantumkan disini. Semoga bermanfaat.


 Artikel terkait : 

Beruntunglah Bagi Kamu Yang Pernah Nyantri Karena Kamu Dididik selama 24 Jam oleh Gurumu









Bagikan

Jangan lewatkan

Sebelum Memasukkan Anak Ke Pesantren, Beberapa Hal Ini Harus Dipahami Oleh Wali Santri
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.