Hari ini, di saat zaman semakin maju dan berkembang—para orang tua semakin lelah dihadapkan dengan berbagai permasalahan dalam mendidik anak, mulai dari pengaruh teknologi, budaya sehingga menyebabkan degradasi akhlak dan moral pada anak.
Kekhawatiran para orang tua memang
sangatlah wajar—dengan melihat kondisi hari sebahagian perilaku anak semakin
hari semakin memprihatinkan dan menyimpang —belum lagi dengan masalah penguasaan
ilmu agamanya—yang akan menjadi bekal si anak nantinya. Di banyak daerah,
permasalahan anak memang menjadi persoalan utama yang selalu
diperbincangkan—mengingat merekalah nantinya yang akan memegang kendali negeri
ini.
Tak hanya para orang tua, pemerintah
daerah pun ikut andil dalam menangani permasalahn krusial satu ini, berbagai
program yang menunjang pendidikan anak digalakkan, mulai dari pendidikan agama,
budaya dan sebagainya.
Tentunya para orang tua tidak bisa
hanya berdiam diri dengan berbagai kasus terjadi hari ini. Para orang tua
dituntut harus cerdas mendidik dan mempersiapkan pendidikan untuk mereka,
terutama dalam hal pendidikan.
Untuk mengurangi kekhawatiran
tersebut, kini pesantren menjadi perhatian para orang tua. Memilih pesantren
dengan sistem boarding school sebagai solusi—karena pesantren dianggap mampu
menangani pendidikan anak—terutama pendidikan agama. Mengenai keamanan,
pesantren bersistem asrama juga salah satu lembaga paling aman—dengan
pengawasan 24 jam oleh gurunya.
Lantas, dengan menitipkan anak ke
pesantren bukan berarti permasalahan selesai. Paling tidak ada beberapa hal
yang harus diperhatikan dan dipahami oleh para orang tua sebelum memutuskan
menyekolahkan anak ke pesantren. Berikut penjelasannya ;
- Pesantren memang dikenal sebagai lembaga pendidikan berbasis agama, namun bukan berarti anak bapak ibu setelah tamat dari pesantren akan mampu menguasai masalah agama secara sempurna.
Kelanjutan studi mereka sebuah keharusan, agar ilmunya terus
berkembang dan bervariasi, artinya tidak berasal dari satu pintu. Inilah yang dimaksud dengan motto berpengetahuan luas—dengan harapan nantinya mereka tidak asing dengan ilmu orang
lain dan tidak mudah merendahkan keilmuan orang lain.
- Keamanan santri menjadi perhatian utama pesantren dengan diberlakukannya berbagai disiplin yang ketat, namun bukan berarti anak bapak ibu tidak pernah melanggar
Yang namanya santri
pasti ada melanggarnya, perbedaanya hanya pada besar kecilnya pelanggaran. Maka
bapak ibu jangan heran kalau ada pemanggilan dari ustadz bagian pengasuhan
santri—karena pelanggaran anak bapak ibu lakukan, jangan memarahi mereka, tapi
nasehati dan tunjukkan kenapa ia tidak boleh melanggar disiplin.
Silaturahmi denga wali santri adalah upaya pesantren mensosialisasikan sistem pesantren |
- Pesantren menerapkan berbagai disiplin untuk mengontrol pendidikan anak, pasti ada disiplin tertentu yang mungkin tidak sesuai menurut pandangan bapak ibu, maka sebaiknya bapak ibu memahami terlebih dahulu terhadap sistem dan disiplin pesantren yang akan diberlakukan
Ini terjadi pada orang
tua yang kurang tahu informasi pesantren. Misalnya ada rapat wali santri dengan
pihak pesantren, wali tersebut tidak menghadirinya sehingga tertinggalnya
informasi yang dapat menyebabkan menyalahi aturan karena tidak tahu atau bisa
jadi menyalahi dewan gurunya. Pelajari terlebih dahulu system dan disipilin
pesantren itu lebih baik.
- Pesantren tidak hanya berfokus pendidikan pada satu anak saja, melainkan untuk semua. Namun, tidak menutup kemungkinan ada hal tertentu yang terjadi pada anak bapak ibu dan luput dari perhatian ustadznya.
Ini bisa terjadi sama
siapa saja, bukan tidak sanggup menjangkau. Biasanya terjadi ketika waktu yang
tidak disangka-sangka. Misalnya jatuh dari tempat tidur saat malam hari, dan
ini dapat dimaklumi, walaupun pencegahan sudah dilakukan sebelumnya. Ada hal-hal
yang memang tidak diketahui atau telat diketahui oleh dewan guru. Orang tua
harus bisa memahami untuk hal ini, jangan langsung mengambil sebuah kesimpulan
yang belum kita ketahui kronologinya.
- Baca Juga : 5 Sifat Santri Yang Patut Untuk Ditiru
- Pesantren yang bersistem boarding school (modern) mendidik anak bukan saja dengan pendidikan formal, tapi lebih menekankan pendidikan informal, sudah pasti banyak kegiatan ekstrakurikuler yang harus di ikuti oleh anak bapak ibu.
Sudah tentu lelah dan letih
akan dirasakan oleh santri. Makanya pesantren sebelum menerima santri terlebih
dahulu mengecek kesehatan calon santrinya, apalagi kalau ada santri yang memiliki
penyakit dalam, dia pasti tidak akan sanggup mengikuti setiap kegiatannya. Akan
lebih baik pilih pesantren yang sesuai dengan kesehatan dan kondisi anak.
Khutbatul Arsy, kegiatan ospek santri ala pesantren |
- Sebelum memilih pesantren, perhatikan terlebih dahulu pesantrennya, ada pesantren yang sudah maju ada pesantren yang sedang berproses. Pesantren yang sudah maju tentu sudah lumayan lengkap fasilitasnya, sedangkan pesantren yang masih berproses tentu masih belum sempurna.
Hari ini, era semakin maju
pasti orang tua sangat memperhatikan fasilitas pesantren yang akan menunjang
proses pendidikan anaknya. Makanya orang tua terlebih dahulu mengobservasi
pesantren sebelum memilih pesantren tersebut, biar tidak ada protes
kecil-kecilan nantinya karena menyesal atau sebagainya. Karena setiap pesantren
pasti berbeda daya ekonominya.
- Pesantren mendidik aneka ragam santri, sudah pasti para santrinya berbeda-beda perangainya. Suatu saat pasti ada hal tertentu (mungkin) terjadi pada anak bapak inu karena ulah temannya dan sebagainya
Ini biasanya terjadi
ketika ada santri sakit atau hal lainya terjadi karena ulah temannya. Misalnya,
si anak bercanda dengan temannya, tiba-tiba sudah berkelahi atau sebagainya. Dan
ini bisa terjadi sama siapa saja bukan saja untuk anak pesantren, bahkan yang
non pesantren lebih berbahaya lagi jika ada perselisihan dengan temannya.
- Para orang tua harus koperatif dengan ustadz atau ustazahnya (pengurus pesantren). Orang tua diharapkan tidak melanggar disiplin yang telah diberlakukan
Kerjasama yang baik
akan menghasilkan hasil yang baik juga.. Misalnya, wali santri dilarang membawa
pulang santri tanpa izin. Dan itu harus ditaati, jangan dilanggar karena hal
tersebut dapat merusak sistem pesantren yang sudah berlaku.
- Pesantren memberlakukan disiplin untuk santri dalam segala lini aktivitas. Sudah pasti jika ada pelanggaran pasti ada hukumannya. Tentunya dihukum bukan untuk menyiksa atau sebagainya melainkan untuk mendidik.
Biasanya hukuman
yang diberlakukan sudah ada prosedurnya yang telah ditentukan oleh pesantren. Dan
pihak pesantren pasti akan memberitahu kepada wali santri.
- Pesantren berusaha mendidik santrinya menjadi mandiri. Maka bapak ibu dianjurkan tidak terlalu memanjakan anaknya. Selalu dengar arahan dan berkomunikasi dengan ustadznya
Menjadikan santri
mandiri juga bagian dari salah satu visi misi kebanyakan pesantren. Mereka dilatih untuk
bertahan hidup saat jauh dengan orang tua, dengan makanan seadanya, dan dengan
segala keadaan.
- Saat ada masalalah dengan anak, jangan langsung mendjudge atau menyalahkan pesantren sepenuhnya. Binalah komunikasi terlebih dahulu dengan ustadznya untuk mencari tahu terlebih dahulu akar permasalahannya
Ini mengajak orang tua
terlebih dahulu mencari akar masalah sebelum tersulut emosi. Biasanya, orang
akan lebih cepat mengedepankan emosi dari pada mencari solusi dan informasi.
- Setelah menitipkan anak ke pesantren, bukan berarti tugas bapak ibu selesai dan tidak semuanya dibebankan kepada ustadznya. Perhatikan dimana peran orang tua setelah gurunya.
Orang tua dan guru
kunci pendidikan anak. Jadi tidak ada istilah lepas tangan dalam pendidikan
walaupun ia sedang tidak tinggal bersama kita. Memantau perkembangan dan
menasehati adalah hal yang dianjurkan.
- Ustadz (pengurus pesantren) juga manusia. Pasti ada salah dan khilafnya. Komunikasi dengan ustadznya adalah jalan terbaik aga tidak terjadi kesalahpahaman.
Ini memang jarang terjadi,
tapi bisa terjadi. Karena kesalahpahaman bisa terjadi dimana saja. Intinya adalah
komunikasi dan bersikap dewasa menyelesaikan masalah. Yang namanya manusia
pasti tidak luput dari kesalahan.
Demikian, akan ditambahkan kembali jika ada point tertentu
yang masih kurang dan belum tercantumkan disini. Semoga
bermanfaat.
Artikel terkait :
Beruntunglah Bagi Kamu Yang Pernah Nyantri Karena Kamu Dididik selama 24 Jam oleh Gurumu
Bagikan
Sebelum Memasukkan Anak Ke Pesantren, Beberapa Hal Ini Harus Dipahami Oleh Wali Santri
4/
5
Oleh
Hikayat Santri