PM Gontor Putri |
Mendengar kata “ospek”
saat ini adalah hal yang mengerikan bagi sebahagian siswa ataupun mahasiswa.
Itu semua tidak terlepas dari hal-hal buruk yang terjadi selama ini saat “OSPEK”.
Kasus bermunculan pasca ospek, terutama berkenaan dengan fisik
siswa atau mahasiswa. Ospek yang berlaku selama ini cenderung kepada
aksi-aksi pembodohan terhadap siswa/mahasiswa itu sendiri. Menggunakan pakaian
yang ala-ala badut, ditambah lagi dengan perlakuan kakak letingnya yang
semena-mena. Menyeramkan !
Masa Orientasi Sekolah
(MOS) atau lebih dikenal dengan istilah OSPEK ini sangat penting dilaksanakan
bagi siswa atau mahasiswa baru, bertujuan untuk mengenalkan tentang nilai atau
sistem lembaga tersebut. Tak kenal makanya tak sayang. Tapi sayangnya,
orientasi terhadap lembaga ini sering disalah artikan oleh pihak lembaga
tertentu, sehingga munculnya aneka ragam perlakuan terhadap siswa atau
mahasiswa yang di ospek.
Tidak perlu kita
bahas terlalu dalam kasus-kasus yang sudah terjadi saat ospek, karena kasus
tersebut sudah menjadi rahasia umum. Bahkan ospek yang mengerikan ini pernah
menelan korban hingga menghilangkan nyawa seorang mahasiswa. Belum lagi
kejadian lainya seperti pelecehan seksual terhadap siswi atau mahasiswi yang
dilakukan oleh kakak kelasnya karena tidak ada pengawasan serius dari pihak
pengurus lembaga tersebut. Sungguh biadab !
Sekiranya
pembodohan massal yang dibungkus dalam “masa orientasi sekolah” ini terus
berlanjut, maka akan banyak lagi di kemudian hari lahir korban-korban kekerasan
akibat ospek tersebut. Meskipun saat ini pemerintah sudah mengimbau untuk menghentikan
kegiatan ospek tersebut, tapi masih ada pihak lembaga tertentu yang masih
melaksanakannya, tapi pelaksanaannya tertutup dengan penampilan yang seragam
peserta atau bentuknya sudah sedikit di ubah. Kegiatan Ospek yang sering dilaksanakan lebih
cenderung sebagai aksi balas dendam kakak kelas kepada adik kelas yang
sangat jauh dari nilai pendidikan. Maka oleh karena itu, tentunya pihak
pengurus lembaga atau kampus wajib mewaspadainya dan terus mengontrol
pergerakan siswa ataupun mahasiswanya.
Pengontrolan harus
bersifat masif dan menyeluruh, karena ospek saat ini bukan hanya terjadi pada
siswa atau mahasiswa baru yang mengikuti orientasi tentang kampus, tapi juga
ada ospek lainnya yang terjadi pada lembaga-lembaga himpunan mahasiswa atau
kelompok-kelompok kegiatan ekstrakurikuler siswa dan mahasiswa. Jangan lengah !
Apel Tahunan PM Modern Gontor |
Ospek ala Pesantren
Namun, ditengah
ospek yang bergejolak dengan nilai pendidikan diatas, ada satu ospek yang
sangat menjunjung tinggi nilai pendidikan, mengospek siswanya dengan penuh
santun dan kasih sayang serta bertahap. Berangkat dari tak kenal makanya tak
sayang tadi, ternyata pesantren juga tidak kalah dengan sekolah umum turut
meng’ospek’ santrinya. Bahkan ospek pesantren sangat ketat, mulai dari
santrinya hingga dewan guru wajib mengikutinya. Pesantren meletakkan ospek pada
tingkatan yang sangat penting untuk di ikuti, selain mengenalkan sistem dan
nilai pesantren, juga untuk meluruskan kembali niat para santri dan asatidznya
untuk selalu fokus pada tujuan dan ikhlas belajar serta mengabdi.
Ospek ala pesantren
ini dikenal dengan Pekan Perkenalan Khutbatul Arsy. Khutbatul Arsy
sendiri secara harfiah berarti ‘Khutbah Tertinggi’ yaitu, khutbah yang
disampaikan oleh pimpinan tertinggi di lembaga pesantren. Memperkenalkan kembali
nilai kepesantrenan kepada santri, guru bahkan wali santri.
Dengan adanya
khutbatul arsy tersebut pesantren mengharapkan kepada seluruh penghuninya agar
tidak melihat pesantren seperti orang buta meraba gajah, mengenal pesantren
tidak cukup setahun, dua tahun, tidak cukup dengan mendengar wah tentang
pesantrennya, tapi ia perlu seumur hidup dan kontinuitas,. Agar nantinya tidak
muncul pertanyaan besar ada apa, kenapa dan bagaimana sistem yang diberlakukan
pesantren.
Selama khutbatul
asry para santri diperkenalkan berbagai kegiatan dan disiplin secara bertahap,
diberi arahan oleh dewan guru dengan bijak dan santun. Kemudian pihak pesantren
juga mengadakan kuliah umum yang mengupas tentang totalitas arti kepesantrenan ,
sejarah, sistem, dan nilainya kepada seluruh penghuni pesantren hingga wali
santrinya, dengan seragam yang tidak neko-neko alias baik dan rapi. Sungguh
terpuji !
Pekan Perkenalan
Khutbatul Arsy memberikan bekal kepada santri, santri baru khususnya untuk
tetap teguh mengarungi kehidupan di pesantren. Para santri baru akan beradaptasi
dengan lingkungan pesantren secara step by step, pihak pesantren akan
memahamkan dahulu sebat akibat dari peraturan yang akan diberlakukan nantinya.
Tentunya pemahaman
yang baik dari santri dan orang tua wali terhadap disiplin pesantren dapat
memudahkan pihak pengelola pesantren dalam mengurus atau mendidik para
santrinya.
Selain kepada
santri, khutbatul arsy juga memberi makna bagi dewan guru untuk terus berbuat
untuk pesantren, untuk mengabdi secara ikhlas.
Memasuki masa
Pekan Perkenalan Khutbatul Arsy para santri baru sudah terlebih dahulu
diberlakukan dengan baik sejak ia menginjak kaki perdana di pesantren, kemudian
beranjak kepada kegiatan dan pemberlakuan peraturan secara bertahap.
Setiap kegiatan
yang dilaksanakan memiliki tujuan tertentu dan sarat dengan nilai-nilai
edukatif, sehingga santri baru tersebut bisa betah dan nyaman tinggal di
pesantren.
Khutbatul Arsy pun
diakhiri dengan kegiatan apel tahunan, yang mana seluruh penghuni pesantren,
baik santri maupun gurunya wajib mengikuti. Di apel tahunan para santri
diperkenalkan dengan seluruh kegiatan pesantren, pakaian yang resmi, untuk
masuk kelas, ke mesjid, masuk kelas dan sebagainya.
Hendaknya
Ospek/MOS atau apapun namanya harus berorientasi pada nilai pendidikan yang
ingin dicapai, sesuai dengan visi misi, sehingga melahirkan generasi yang baik.
Dengan melihat pelaksanaan Ospek ala pesantren, maka sudah sepatutnya pihak non
pesantren dapat mengikuti ospek ala pesantren tersebut, sehingga tidak akan
muncul hal-hal yang tidak di inginkan dan insyaallah dapat melahirkan karakter
yang baik pada diri siswa atau mahasiswa.
Sekian !
Bagikan
Khutbatul Arsy, Cara Pesantren Mengospek Santrinya
4/
5
Oleh
Kasel