Tampilkan postingan dengan label santri tidak betah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label santri tidak betah. Tampilkan semua postingan

Minggu, 01 Januari 2017

Saat Telat Balik ke Pesantren Setelah Liburan, "Surat Dokter" Senjata Paling Ampuh Santri Untuk Menambah Perizinan

Saat Telat Balik ke Pesantren Setelah Liburan, "Surat Dokter"  Senjata Paling Ampuh Santri Untuk Menambah Perizinan
via Instagram pesantren story
Liburan memang mengasyikkan. Pun begitu dengan santri. Liburan adalah hal yang paling ditunggu setelah sekian lama mengikuti kegiatan pesantren.
Ada yang bilang bahwa saat waktu libur tiba, santri itu ibarat Kuda Lepas Dari Kandang #Upss, sepertinya ini tidak benar. Yang namanya liburan setiap orang pasti akan melepaskan segala kepenatan dan masalah yang berkelumat di pikirannya selama ini.
Salah satu upaya pesantren sebelum meliburkan santrinya adalah dengan taujihad wal irsyadat atau lebih dikenal dengan pemberian nasehat jelang liburan. Dan ini merupakan kegiatan paling penting dan wajib dilaksanakan setiap jelang perpulangan.
Inilah upaya pesantren biar santrinya tidak seperti istilah yang telah disebutkan sebelumnya. Agar para santri selalu berada on the track yang selalu menjadi santri dengan nilai-nilai kepesantrenan selalu diamalkannya dimanapun ia berada saat liburan.
BACA JUGA : Meskipun Pesantren Terasa Seperti Penjara, Tapi ia Seperti Ibu Kandung Yang Akan Dikenang Sepanjang Masa
Lalu, bagaimana reaksi santri pada detik-detik liburan akan segera berakhir. Pasti mereka akan mengecek kembali surat risalah safar (baca : surat perpulangan) dengan berharap ada sedikit keajaiban bahwa tanggal yang telah ditetapkan oleh pesantren untuk kembali ke pesantren dapat bergeser lebih lama lagi #haha
Biasanya, para santri mulai timbul rasa malas untuk kembali ke pesantren dengan berbagai alasan. Mulai dari masih nikmatnya bermain dengan teman-teman, masih banyak tempat wisata atau hiburan yang belum di kunjungi atau belum siapnya tugas tertentu yang diberikan oleh pesantren pada saat liburan.
Para santri pun mulai memikirkan trick jitu agar bisa menambah liburan lebih lama sedikit lagi. Ada yang berhasil menemukan solusi ada yang tidak. Itulah namanya sebuah usaha.
Saat Telat Balik ke Pesantren Setelah Liburan, "Surat Dokter"  Senjata Paling Ampuh Santri Untuk Menambah Perizinan
Via Instagram Pesantren Story

Pada hakikatnya, liburan adalah sebuah kegiatan atau pekerjaan yang hanya saja berubah dan berpindah dari salah satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya. Namun, kadang liburan membuat santri tidak betah lagi untuk kembali ke pesantren. Maka disinilah dituntut keaktifan para orag tua wali untuk mengontrol penuh kegiatan anaknya saat liburan, agar tidak terpengaruh dengan lainnya.
Jadi, tidak ada istilah berakhir liburan tidak mau kembali lagi ke pesantren atau merasa liburannya terlalu singkat. Anggap saja liburan sebagai pekerjaan atau kegiatan. Yang segera akan berpindah pada kegiatannya di pesantren.
BACA JUGA : Mau Sukses di Pesantren ? Jadikan Pesantren Sebagai Pilihan, Bukan Tempat Pelarian
Back to main idea#
Nah, apa kira-kira senjata jitu para santri untuk menambah perizinan. Jawabannya adalah Surat Dokter. #haha yang isinya tentu untuk meminta izin bahwa yang bersangkutan harus beristirahat untuk beberapa hari kemudian karena sakit. Memang yang namanya penyakit tidak ada yang mengharapkan, tapi ia kadang datang di saat yang tepat dan tidak. Dan sangat tepat kalau datang pada saat berakhirnya liburan. #upss
Biasanya, pihak pengasuhan santri, bagian yang paling bertanggungjawab terhadap liburan santri sangat sering menerima titipan surat dokter dari santri tertentu yang mengharuskan santri tersebut untuk melanjutkan liburannya. #
Owh surat dokter, engkau sangat berguna # begitulah kira-kira.





Baca selengkapnya

Mau Sukses di Pesantren ? Jadikan Pesantren Sebagai Pilihan, Bukan Tempat Pelarian

Mau Sukses di Pesantren ? Jadikan Pesantren Sebagai Pilihan, Bukan Tempat Pelarian
photo via almanardocumentary
Tidak sedikit dari santri yang sudah belajar di pesantren namun gagal di tengah jalan, tentunya dengan berbagai alasan. Dari sekian banyak alasan, ketidakbetahan menjadi salah satu alasan yang paling dominan.
Kalau kita ingin menilik alasan tidak betah mungkin bisa jadi banyak faktor, mulai tidak terbiasa dengan keadaan terpisah dengan orang tua, tidak terbiasa hidup berdisiplin atau masuk pesantren karena terpaksa.
Biasanya, saat ujian masuk pesantren para penguji, khususnya ujian lisan saat lihai bertanya kepada santri tentang alasan mereka masuk pesantren, ya salah satunya ingin melihat kemauan siapa ianya masuk ke pesantren, kemauan si anak atau orang tuanya.
Nah, saat penguji mulai bertanya tentang tujuan masuk ke pesantren, bagi sebahagian anak yang benar-benar sudah bulat tekadnya sekolah di pesantren pasti dengan tegas akan menjawab kemauan sendiri yang disertai beberapa alasan yang menjadikan penguji yakin bahwa anak tersebut benar-benar ingin belajar di pesantren.
Naifnya, bagi sebahagian anak yang memang tidak ada keinginan sama sekali sekolah di pesantren pasti dengan lugunya akan menjawab siapa dalang di balik ia harus masuk ke pesantren, sudah pasti orang tuanya. Biasanya penguji akan mempertimbangkan kelulusan anak tersebut.
BACA JUGA : 7 Hal ini Mesti Kamu Ketahui Kenapa Pesantren Menjadi Dasar Pilihan dan Kesuksesanmu
Memang orang tua punya niat yang tulus, agar anaknya menjadi anak yang sholeh, bisa mengaji dan meningkatnya ilmu agama dan sebagainya. Namun apa boleh buat, ketika si anak tidak menyukainya, sekuat apapun keinginan dan harapan orang tua pasti pada akhirnya akan sia-sia kecuali si anak mendapatkan hidayah dan terbuka pikirannya. Tapi, mayoritas anak yang dipaksa orang tua masuk ke pesantren akan gagal di pertengahan jalan.
Pesantren Bukan Tempat Pelarian, Tapi ia Pilihan
Mau Sukses di Pesantren ? Jadikan Pesantren Sebagai Pilihan, Bukan Tempat Pelarian
photo via google
Kalau kita ingin melihat ke belakang, memang dahulunya pesantren kerap menjadi tempat pelarian untuk menjadikan si anak tidak nakal, untuk memperbaiki sikap dan perilakunya.
Tapi untuk saat ini, pesantren tidak bisa lagi dipandang sebagai tempat persinggahan semata. Kini pesantren sudah tidak kalah populer dengan lembaga pendidikan lainnya. Sebagai lembaga pendidikan tertua di negeri ini, pesantren telah banyak melahirkan generasi pendobrak negeri ini untuk sebuah kemajuan.

BACA JUGA : Bagaimana sih Biar Santri Selalu Betah di Pesantren ? Orangtua Wajib Baca !
Maka, apabila paradigma pesantren sebagai tempat persinggahan, sangat sulit bagi si anak merasa betah di pesantren. Banyak kasus santri tidak betah di pesantren yang pelanggaran paling sering mereka lakukan adalah kabur dari pesantren. Maka bagi orang tua yang menginginkan anaknya sekolah di pesantren, doakan ia semoga terbuka pikirannya, pahami ia, dan beri ia pencerahan apa kelebihan dan kekurangan sekolah pesantren dan non pesantren, sehingga si anak akan menjadikan pesantren sebagai pilihan, bukan tempat pelarian.
Dan satu lagi yang tidak kalah penting dari yang paling penting, para orang tua, jangan pernah mengiming-ngiming sesuatu untuk si anak kalau ia mau sekolah di pesantren. Jadikan pesantren sebagai kebutuhan si anak sebagai lembaga pendidikannya.

Sekian ! semoga anak bapak ibu selalu betah di pesantren. Amin.

Baca selengkapnya

Jumat, 04 November 2016

6 Hal ini Sering Dijadikan Alasan Tidak Betah di Pesantren oleh Santri, Apa Aja ?

6 Hal ini Sering Dijadikan Alasan Tidak Betah di Pesantren oleh Santri, Apa Aja ?
sumber foto : gontorgraphy
Perkara betah tidak betah memang hal yang lazim terjadi pada santri di pesantren. Dari banyaknya santri  yang ada pasti tidak semuanya berhasil menyelesaikan pendidikan dengan sempurna. Ibarat pohon yang sedang berbuah, pasti tidak semua buahnya akan berakhir hingga matang, pasti ada yang jatuh di tengah  jalan. Namun, perkara tidak betah ini masih bisa dicegah dengan mengenali penyebabnya.
Mungkin, memang tidak seutuhnya berhasil membuat santri kembali betah di pesantren dengan mencari solusi dari penyebab tidak betah tadi. Tapi, paling tidak para orang tua atau dewan guru sudah mencoba berusaha untuk mengembalikan rasa betah kepada santrinya.
 Akbar Zainudin, dalam bukunya “Ketika Sukses Berawal dari Pesantren”menyebutkan bahwa ada beberapa hal yang bisa memicu santri tidak betah di pesantren, diantaranya :
1.      Terlalu Banyak Kegiatan
Pesantren sangat terkenal dengan banyaknya kegiatan ekstrakurikuler, barangkali hampir sama dengan sekolah non pesantren, namun pesantren terlihat sangat penuh kegiatannya karena bersistem boarding school. Akibat dari banyaknya kegiatan sebahagian santri merasa tidak mampu, lelah ataupun tidak bisa membagi waktu. Ketahuilah, bahwa kegiatan tersebut mendidik kamu untuk menjadi orang besar kelak, karena kamu bukan sedang disiksa, tapi sedang dibina, sedang di tempa. Jadi berpikirlah positif, semua itu manfaatnya. Belajarlah bagaimana cara mengatur waktu yang baik dan benar. Jalankan saja, jangan terlalu dipikirkan.
2.      Makanan yang Tidak Cocok
Kalau urusan perut agak sedikit bahaya. Tak cocok di lidah tak cocok di rasa, itulah biang masalahnya. Tapi masalah ini tidak terjadi pada semua santri, biasanya hanya terjadi bagi santri yang terlalu sering makan makanan yang enak-enak, jadi  ketika makan  makanan yang pahit pasti sangat jelas terasa. Yang perlu kamu ingat adalah bahwa kamu sedang dilatih untuk merasakan nasib orang lain sebenarnya, yang kadang kala makan makanan yang enak kadang kala yang tidak enak.
Di pesantren santri datang dari berbagai kalangan, tapi disatukan dengan lauk yang sama dengan rasa yang sama, hanya  yang merasakannya saja yang berbeda. Tergantung lidah masing-masing. Bagi mereka yang sudah terbiasa, ya tidak terlalu bermasalah.
Harus kamu sadari, bahwa duniamu hari ini bukan duniamu esok hari. Bisa jadi kamu saat ini berada di orang atas, tapi suatu saat nanti bisa jadi kamu sudah berada di bawah. Jadi, nikmati saja makanan pesantren yang ada, belajarlah menyesuaikannya, coba nikmati dan sukainya. Pasti lama kelamaan kamu akan ketagihan. Jangan sampai dirimu kalah oleh lidahmu.
Kenapa perkara makanan ini bisa membuat santri tidak betah? Biasanya santri yang merasa kurang cocok makanan di lidahnya, akan sering tidak makan. Sehingga ianya akan menyebakan sakit dan sebagainya. Akhirnya merasa tidak kuat, tidak sanggup lagi dan minta pindah. Belajarlah merasakan nasib orang lain, pun sebaliknya.
3.      Teman yang Tidak Cocok
 Nah, di pesantren kamu harus mahir bergaul, mungkin di awal-awal kamu masuk pesantren memang ada sedikit rasa kaku dan canggung ketika hendak berbicara dengan orang yang belum kenal, dan itu wajar. Biasanya, orang yang mahir dalam berbasa-basi yang lebih cepat mendapatkan teman. Bermodalkan satu aqua gelas saja mungkin dia sudah bisa akrab  dengan orang yang belum ia kenal. Itulah namanya kelebihan orang ahli basa-basi. Temukan cara terbaikmu untuk mendekati orang yang belum kamu kenal.  Percayalah, teman pesantren itu kalau sudah dekat, dekatnya seperti keluarga sendiri.
Salah satu motto pesantren adalah ukhuwah islamiyah. Inilah kekuatan kamu hidup di pesantren. Dengan berbagai warna kulit akan kamu dapatkan di pesantren. Sudah pasti dari berbagai warna itu memiliki tipikal dan karakter yang berbeda-beda, ada yang tukang iseng, gokil, yang paling setia, ada yang kalem dan berbagai macam lainnya.
Sebenarnya di pesantren itu tidak ada istilah tidak ada teman yang tidak cocok, mungkin karena kamu belum bisa menguasai atau mengenalnya lebih dekat. Tapi ingat, dengan aneka ragam teman di pesantren, memang ada teman yang mungkin setiap hari dia suka bercanda dengan kamu atau sebaliknya, disinilah kamu dituntut harus saling memahami.
Untuk masalah belajar, sebaiknya pilih teman yang saling mendukung, karena kalau masalah belajar pasti ada teman yang malas belajar. Tapi dalam kesehariannya bertemanlah dengan semua yang ada dan klop dengan kamu.
Jadi, tidak ada istilah sebenarnya tidak ada teman yang tidak cocok, hanya tergantung kamu saja bagaimana cara bergaulnya. Masa iya, dengan sebegitu banyak orang di pesantren tidak ada yang cocok dengan kamu? Teman pesantren itu paling seru loh, bayangkan selama 24 jam ia bersama kamu. Bisa jadi, kamu akan lebih akrab dengan teman pesantren dari pada teman yang sudah kamu kenal sebelum masuk pesantren.
4.        Banyak Dihukum
Suda pasti dimana disiplin ditegakkan, pasti adanya hukuman yang diberlakukan. Pesantren mengatur totalitas kehidupan santri dengan disiplin atau tata tertib. Tata tertib inilah yang mengontrol seluruh tatanan kehidupan mereka.
Yang menyebabkan kamu dihukum tentu karena perbuatanmu sendiri bukan? Maka kurangilah pelanggaran disiplin. Karena disiplin mendidik kamu untuk menjadi orang sukses, bukan mengekang kebebasanmu dalam bergerak, berbuat, dan berkarya.
Makanya jangan terlalu banyak melanggar, karena ia akan membuatmu tidak betah di pesantren. Sebenarnya, hukuman itu bukan bermaksud menyiksa kamu, tapi ia lebih kepada peringatan untuk tidak mengulanginya.
5.      Rindu Rumah atau Kampung Halaman
Perasan rindu dan keinginan yang tinggi terhadap rumah memang kadang-kadang akan terasa sesekali di pesantren. Teringat akan orang tua, adik, abang, kakak dan sebagainya. Kamu mengingat perasaan enak di rumah, dengan segala fasilitasnya, dengan segala kemudahannya. Mungkin apa saja yang kamu minta apa yang inginkan selalu terpenuhi oleh orang tuamu, lalu apakah itu jalanmu ? yang selalu bergantung kepada orang tua.
Mengapa orang tuamu mengirimmu ke pesantren? Apa mereka tidak sayang kepadamu? Bukan. Bukan itu alasannya. Justru karena sayanglah mereka menyekolahkanmu di pesantren. Mereka sedang berusaha menyelamatkan masa depanmu, mereka khawatir terhadap masa depanmu dengan pergaulan bebas.
Lupakan kenikmatan di rumahmu ! jangan buat susah orang tua. Kuatkan niat, bulatkan tekad. Belajar yang sungguh-sungguh. Bahagiakan orang tuamu !
6.      Pelajaran Susah
Susah atau mudahnya pelajaran tergantung pada kemauan, kesungguhan dan pikiranmu. Kalau keinginamu kuat terhadap suatu pelajaran ,sesulit apapun ia kamu pasti akan berusaha.  Semua akan mudah apabila kesungguhan kamu lebih besar dari pada kemalasanmu. Semua akan jadi mudah, percayalah.
Mulailah menyukai pelajaran yang kamu anggap susah. Dekati gurunya, hormati gurumu, muliakan dia, minta doa agar kamu selalu diberi kemudahan oleh Allah. Dan jangan lupa minta di doakan oleh orang tua.
Tingkatkan usaha dan doa.
Jalan pasti akan terbuka.


Baca selengkapnya