Tampilkan postingan dengan label penyebab tidak betah di pesantren. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label penyebab tidak betah di pesantren. Tampilkan semua postingan

Minggu, 04 November 2018

7 Tips Memilih Pesantren Yang Baik Untuk Kelanjutan Pendidikan Anak


7 Tips Memilih Pesantren Yang Baik Untuk  Kelanjutan Pendidikan Anak

Saat ini pesantren menjadi salah satu lembaga pendidikan anak yang menjadi solusi untuk menghindari dari pergaulan bebas, yang hari ini  sangat meresahkan dikalangan remaja dan pemuda. Banyak orang tua lebih memilih pesantren dengan segala pertimbangan untuk mencegah hal-hal buruk terjadi pada anak. Dan terbukti, setiap tahunnya, rata-rata pesantren di seluruh Indonesia menampung santri dengan jumlah pendaftar membludak (overload), apalagi pesantren yang sudah maju dan berkembang pesat.

Namun, tidak semua harapan para orang tua dapat terpenuhi, ada yang tidak lulus seleksi anaknya, ada yang sudah lulus tapi anaknya tidak betah, ada yang sudah betah namun terkendala pada biaya pendidikan, dan masalah lainnya sering menimpa para orang tua wali santri.

 Nah, berhubung saat ini sudah memasuki akhir tahun, beberapa pesantren sudah mulai melakukan persiapan penerimaan santri baru bahkan ada yang sudah membukanya, pada kesempatan ini hikayatsantri.com mencoba merangkum beberapa ulasan mengenai tips memilih pesantren yang baik yang disadur dari berbagai sumber, yang dapat dijadikan sebagai bacaan rujukan orang tua sebelum memasukkan anaknya ke pesantren.

 Perhatikan Tipe, Sistem dan Model Pendidikan Pesantren


Di Indonesia umumnya terdapat 2 (dua) jenis tipe pondok pesantren, Salafi (tradisional) dan Modern (Terpadu, Ashriyah), silakan ditentukan terlebih dahulu, si anak maunya pesantren yang jenis seperti apa, Salafi atau Modern, salafi lebih mengkaji pada kitab-kitab kuning dan focus pada ilmu pengetahuan saja umumnya, dengan system pengajian tradisional (seperti sorogan, wetonan, dan bandongan), sedangkan modern pendidikannya memadukan ilmu agama dan umum, dan terdapat jenjang pendidikannya, tingkat Tsanawiyah maupun Aliyah.  Kemudian pesantren modern juga terdapat kegiatan ekstrakurikulernya, layaknya sekolah umum, hanya saja pesantren lebih bervariasi. Pesantren salafi juga ada kegiatan ekstrakurikulernya, hanya saja tidak sebanyak dan seaktif pesantren modern.

Perhatikan Biaya Pendidikannya

Pilihlah pesantren yang sesuai dengan kemampuan finansial, agar tidak terjadi masalah pada pendidikan anak, biaya pendidikan salah satu komponen pendukung jalannya kegiatan pembelajaran untuk menunjang aktivitas proses belajar mengajar, dan ini merupakan bagian dari pada salah satu pengorbanan dalam menuntut ilmu. Setiap pesantren berbeda-beda biaya pendidikannya, tergantung pada system, sarana dan prasarana, dan tenaga kependidikan yang terdapat pada pesantren tersebut.

Maka sebaiknya, para orang tua memastikan biaya pendidikan terlebih dahulu sebelum memilih pesantren, penuhi keinginan anak sesuai kemampuan finansial agar tidak bermasalah pada pembiayaan pendidikan. Karena juga tidak sedikit, anak-anak putus pendidikannya di pesantren terkendala pada biaya.


 Perhatikan Sarana dan Prasarana Pesantren

7 Tips Memilih Pesantren Yang Baik Untuk  Kelanjutan Pendidikan Anak


Fasilitas pendidikan bagian dari pada salah satu penunjang kesuksesan pendidikan anak, yang tidak dapat dipisahkan dari lembaga pendidikan. Hal ini memang bukan rumus yang baku, karena ada juga pesantren yang berhasil melahirkan ouput santrinya berkualitas meskipun minim fasilitas di pesantrennya.

Ada banyak kasus, para orang tua mengeluh di tengah jalan karena kurangnya fasilitas di pesantren anaknya, dan kerap membanding-bandingkan dengan pesantren lain yang jauh lebih lengkap dari segi fasilitasnya. Padahal, biaya pendidikan yang dikeluarkan tidak seberapa besar dari pesantren yang lebih lengkap fasilitasnya. Jika ingin membanding-bandingkan harus fair, jangan sampai terjebak dengan standar pendidikan pesantren lain, makanya sangat penting memperhatikan terlebih dahulu fasilitas pesantren yang dituju agar tidak ada keluhan dan penyesalan di kemudian hari.

     Perhatikan Kegiatan Formal dan Informal Pesantren

Kegiatan tiap pesantren berbeda-beda, meskipun ada satu dua hal yang sama. Namun, semua kegiatan pesantren sangat tergantung pada system dan pola pendidikan di pesantren tersebut. Biasanya si anak akan memilih pesantren yang terdapat kegiatan yang sesuai dengan minat dan bakatnya, terutama dalam kegiatan ekstrakurikulernya.

7 Tips Memilih Pesantren Yang Baik Untuk  Kelanjutan Pendidikan Anak


Umumnya, santri lebih betah di pesantren yang sesuai dengan keinginannya. Maka para orang tua harus mengecek terlebih dahulu, jika menginginkan anaknya menjadi penghafal Al Qur’an maka pilih pesantren dan focus pada penghafalan Al Qur’an yang otomatis kegiatannya lebih ringan, lebih banyak waktu untuk kegiatan penghafalan.

     Perhatikan Kurikulum Pendidikannya

7 Tips Memilih Pesantren Yang Baik Untuk  Kelanjutan Pendidikan Anak


      Tidak semua sama kurikulum antar pesantren, semua tergantung arah dan ouput yang ingin dihasilkan oleh pesantren tersebut, jika pun terdapat kesamaan, biasanya pada kurikulum yang sudah ditetapkan oleh pemerintah seperti kurikulum 2013 yang saat ini sedang berjalan.

  Memperhatikan kurikulum pesantren terlebih dahulu juga penting, menyesuaikan dengan kemampuan anak, karena juga tidak sedikit anak yang tidak betah di pesantren yang akhirnya pindah karena ketidakmampuan anak menyerap sejumlah pelajaran yang terdapat di pesantren. Kemampuan anak memang dapat diasah dan ditingkatkan, tapi yang harus diingat bahwa setiap anak berbeda kemampuan masing-masing, dan memilih pesantren yang sesuai keinginan dan kemampuannya akan lebih baik.

     Perhatikan Letak Strategis dan Geografis Pesantren

7 Tips Memilih Pesantren Yang Baik Untuk  Kelanjutan Pendidikan Anak
Lokasi Pesantren Modern Al Manar Aceh | Photo hikayatsantri.com


Ada dua pertimbangan yang mesti dilihat mengenai letak strategis dan geografis pesantren, namun ada sisi positif dan negatifnya, pertama, memilih pesantren yang dekat dan mudah dijangkau agar mudah mengunjungi anak ataupun mudah menemuinya saat ada masalah di kemudian hari, namun memilih pesantren yang dekat kerap kali membuat anak tidak betah di pesantren, sebab mudah teringat akan rumah, dan mudah untuk pulang dan akan sering minta izin pulang. Dan fakta di lapangan, santri yang sering izin pulang, dominan tidak bertahan lama di pesantren, sebab baginya lebih nyaman dan enak di rumah dari pada di pesantren.

Kedua, memilih pesantren yang jauh dari rumah dan akan jarang menemui si anak, dan ini lebih baik untuk membuat anak lebih kuat dan mandiri di pesantren. Dengan catatan orang tua harus siap, harus kuat jauh dari anak, bahkan kalau bisa letaknya melewati kabupaten bahkan provinsi, agar si anak tidak sering minta izin pulang. Dan para orang tua tidak akan terlalu sering mengunjungi anaknya, sebab terlalu sering dikunjung juga membuat anak tidak betah. Jenguklah anak jarang-jarang agar cinta makin berkembang. Hidup di perantauan, jauh dari orang tua, membuat anak lebih kuat dan mandiri dari pada yang dekat dengan rumah.

Dan sisi lain mengenai letak pesantren adalah dimana keberadaannya, di kota, di perdesaan, tempat terpencil, dekat dengan pegunungan dan lainnya. Ini tergantung keinginan para orang tua. 

  Perhatikan Kenyamanan dan kebersihan Lingkungannya

7 Tips Memilih Pesantren Yang Baik Untuk  Kelanjutan Pendidikan Anak


Kenyamanan salah satu factor membuat anak betah di pesantren, baik itu dari segi kebersihan maupun keindahannya. Dan ini ada kaitannya dengan letak geografis dan strategis pesantren. Biasanya lokasi pesantren di perdesaan dan terpencil lebih nyaman dan asri, dan sedikit jauh dari perumahan masyarakat, dan ini lebih banyak diminati, sebab tidak terlalu terganggu dengan aktivitas masyarakat. Karena jika pesantren terlalu dekat dengan masyarakat, pesantren terkadang sering mengalami kendala dan sering terjadi gesekan dengan masyarakat, apalagi jika dominan masyarakatnya susah di ajak kerjasama dan tidak mau mengerti keadaan pesantren.

Jika dekat dengan perkampungan atau perumahan, pesantren tidak bisa mengatur aktivitas masyarakat, misalnya suara mesin pabrik, atau suara bising lainnya dari kegiatan masyakarat. Dan sebaliknya jika pesantren membuat kegiatan di pesantren kerap kali masyarakat terganggu, jadinya sedikit susah pesantren menggerakkan kegiatannya, kecuali masyarakat ditempat tersebut memang sangat harmonis mudah diajak kerjasama dan saling memahami dan mengerti. Dan hal ini, sulit terjadi, karena tipikal masyarakat berbeda-beda.

Demikian beberapa tips dari hikayatsantri.com kiat memilih pesantren, dan ini bersifat opini yang dapat direvisi dan dikoreksi. Semoga bermanfaat. 

Tonton Videonya : 





Baca selengkapnya

Jumat, 04 November 2016

6 Hal ini Sering Dijadikan Alasan Tidak Betah di Pesantren oleh Santri, Apa Aja ?

6 Hal ini Sering Dijadikan Alasan Tidak Betah di Pesantren oleh Santri, Apa Aja ?
sumber foto : gontorgraphy
Perkara betah tidak betah memang hal yang lazim terjadi pada santri di pesantren. Dari banyaknya santri  yang ada pasti tidak semuanya berhasil menyelesaikan pendidikan dengan sempurna. Ibarat pohon yang sedang berbuah, pasti tidak semua buahnya akan berakhir hingga matang, pasti ada yang jatuh di tengah  jalan. Namun, perkara tidak betah ini masih bisa dicegah dengan mengenali penyebabnya.
Mungkin, memang tidak seutuhnya berhasil membuat santri kembali betah di pesantren dengan mencari solusi dari penyebab tidak betah tadi. Tapi, paling tidak para orang tua atau dewan guru sudah mencoba berusaha untuk mengembalikan rasa betah kepada santrinya.
 Akbar Zainudin, dalam bukunya “Ketika Sukses Berawal dari Pesantren”menyebutkan bahwa ada beberapa hal yang bisa memicu santri tidak betah di pesantren, diantaranya :
1.      Terlalu Banyak Kegiatan
Pesantren sangat terkenal dengan banyaknya kegiatan ekstrakurikuler, barangkali hampir sama dengan sekolah non pesantren, namun pesantren terlihat sangat penuh kegiatannya karena bersistem boarding school. Akibat dari banyaknya kegiatan sebahagian santri merasa tidak mampu, lelah ataupun tidak bisa membagi waktu. Ketahuilah, bahwa kegiatan tersebut mendidik kamu untuk menjadi orang besar kelak, karena kamu bukan sedang disiksa, tapi sedang dibina, sedang di tempa. Jadi berpikirlah positif, semua itu manfaatnya. Belajarlah bagaimana cara mengatur waktu yang baik dan benar. Jalankan saja, jangan terlalu dipikirkan.
2.      Makanan yang Tidak Cocok
Kalau urusan perut agak sedikit bahaya. Tak cocok di lidah tak cocok di rasa, itulah biang masalahnya. Tapi masalah ini tidak terjadi pada semua santri, biasanya hanya terjadi bagi santri yang terlalu sering makan makanan yang enak-enak, jadi  ketika makan  makanan yang pahit pasti sangat jelas terasa. Yang perlu kamu ingat adalah bahwa kamu sedang dilatih untuk merasakan nasib orang lain sebenarnya, yang kadang kala makan makanan yang enak kadang kala yang tidak enak.
Di pesantren santri datang dari berbagai kalangan, tapi disatukan dengan lauk yang sama dengan rasa yang sama, hanya  yang merasakannya saja yang berbeda. Tergantung lidah masing-masing. Bagi mereka yang sudah terbiasa, ya tidak terlalu bermasalah.
Harus kamu sadari, bahwa duniamu hari ini bukan duniamu esok hari. Bisa jadi kamu saat ini berada di orang atas, tapi suatu saat nanti bisa jadi kamu sudah berada di bawah. Jadi, nikmati saja makanan pesantren yang ada, belajarlah menyesuaikannya, coba nikmati dan sukainya. Pasti lama kelamaan kamu akan ketagihan. Jangan sampai dirimu kalah oleh lidahmu.
Kenapa perkara makanan ini bisa membuat santri tidak betah? Biasanya santri yang merasa kurang cocok makanan di lidahnya, akan sering tidak makan. Sehingga ianya akan menyebakan sakit dan sebagainya. Akhirnya merasa tidak kuat, tidak sanggup lagi dan minta pindah. Belajarlah merasakan nasib orang lain, pun sebaliknya.
3.      Teman yang Tidak Cocok
 Nah, di pesantren kamu harus mahir bergaul, mungkin di awal-awal kamu masuk pesantren memang ada sedikit rasa kaku dan canggung ketika hendak berbicara dengan orang yang belum kenal, dan itu wajar. Biasanya, orang yang mahir dalam berbasa-basi yang lebih cepat mendapatkan teman. Bermodalkan satu aqua gelas saja mungkin dia sudah bisa akrab  dengan orang yang belum ia kenal. Itulah namanya kelebihan orang ahli basa-basi. Temukan cara terbaikmu untuk mendekati orang yang belum kamu kenal.  Percayalah, teman pesantren itu kalau sudah dekat, dekatnya seperti keluarga sendiri.
Salah satu motto pesantren adalah ukhuwah islamiyah. Inilah kekuatan kamu hidup di pesantren. Dengan berbagai warna kulit akan kamu dapatkan di pesantren. Sudah pasti dari berbagai warna itu memiliki tipikal dan karakter yang berbeda-beda, ada yang tukang iseng, gokil, yang paling setia, ada yang kalem dan berbagai macam lainnya.
Sebenarnya di pesantren itu tidak ada istilah tidak ada teman yang tidak cocok, mungkin karena kamu belum bisa menguasai atau mengenalnya lebih dekat. Tapi ingat, dengan aneka ragam teman di pesantren, memang ada teman yang mungkin setiap hari dia suka bercanda dengan kamu atau sebaliknya, disinilah kamu dituntut harus saling memahami.
Untuk masalah belajar, sebaiknya pilih teman yang saling mendukung, karena kalau masalah belajar pasti ada teman yang malas belajar. Tapi dalam kesehariannya bertemanlah dengan semua yang ada dan klop dengan kamu.
Jadi, tidak ada istilah sebenarnya tidak ada teman yang tidak cocok, hanya tergantung kamu saja bagaimana cara bergaulnya. Masa iya, dengan sebegitu banyak orang di pesantren tidak ada yang cocok dengan kamu? Teman pesantren itu paling seru loh, bayangkan selama 24 jam ia bersama kamu. Bisa jadi, kamu akan lebih akrab dengan teman pesantren dari pada teman yang sudah kamu kenal sebelum masuk pesantren.
4.        Banyak Dihukum
Suda pasti dimana disiplin ditegakkan, pasti adanya hukuman yang diberlakukan. Pesantren mengatur totalitas kehidupan santri dengan disiplin atau tata tertib. Tata tertib inilah yang mengontrol seluruh tatanan kehidupan mereka.
Yang menyebabkan kamu dihukum tentu karena perbuatanmu sendiri bukan? Maka kurangilah pelanggaran disiplin. Karena disiplin mendidik kamu untuk menjadi orang sukses, bukan mengekang kebebasanmu dalam bergerak, berbuat, dan berkarya.
Makanya jangan terlalu banyak melanggar, karena ia akan membuatmu tidak betah di pesantren. Sebenarnya, hukuman itu bukan bermaksud menyiksa kamu, tapi ia lebih kepada peringatan untuk tidak mengulanginya.
5.      Rindu Rumah atau Kampung Halaman
Perasan rindu dan keinginan yang tinggi terhadap rumah memang kadang-kadang akan terasa sesekali di pesantren. Teringat akan orang tua, adik, abang, kakak dan sebagainya. Kamu mengingat perasaan enak di rumah, dengan segala fasilitasnya, dengan segala kemudahannya. Mungkin apa saja yang kamu minta apa yang inginkan selalu terpenuhi oleh orang tuamu, lalu apakah itu jalanmu ? yang selalu bergantung kepada orang tua.
Mengapa orang tuamu mengirimmu ke pesantren? Apa mereka tidak sayang kepadamu? Bukan. Bukan itu alasannya. Justru karena sayanglah mereka menyekolahkanmu di pesantren. Mereka sedang berusaha menyelamatkan masa depanmu, mereka khawatir terhadap masa depanmu dengan pergaulan bebas.
Lupakan kenikmatan di rumahmu ! jangan buat susah orang tua. Kuatkan niat, bulatkan tekad. Belajar yang sungguh-sungguh. Bahagiakan orang tuamu !
6.      Pelajaran Susah
Susah atau mudahnya pelajaran tergantung pada kemauan, kesungguhan dan pikiranmu. Kalau keinginamu kuat terhadap suatu pelajaran ,sesulit apapun ia kamu pasti akan berusaha.  Semua akan mudah apabila kesungguhan kamu lebih besar dari pada kemalasanmu. Semua akan jadi mudah, percayalah.
Mulailah menyukai pelajaran yang kamu anggap susah. Dekati gurunya, hormati gurumu, muliakan dia, minta doa agar kamu selalu diberi kemudahan oleh Allah. Dan jangan lupa minta di doakan oleh orang tua.
Tingkatkan usaha dan doa.
Jalan pasti akan terbuka.


Baca selengkapnya