Jumat, 06 Januari 2017

Selagi Nyantri Belajarlah Sungguh-Sungguh, Jangan Nyesal Setelah Jadi Alumni

Selagi Nyantri Belajarlah Sungguh-Sungguh, Jangan Nyesal Setelah Jadi Alumni

Masih ingat bait Mahfudzat yang berbunyi ; Ijhad Wala Taksal Fanadamatul ‘Uqba Liman Yatakasal” ?
Ya. Mahfudzat ini mengingatkan kita agar tidak bermalas-malasan saat belajar—karena penyesalan hanyalah bagi orang-orang yang malas.
Di pesantren, dengan disiplin belajar yang ketat—tidak menjamin santrinya akan belajar dengan sungguh-sungguh. Kenapa? Karena kesungguhan dalam belajar sangat tergantung pada individu santri.
Sejauh mana kamu sadar—sejauh itu pula keseriusan dan kesungguhanmu dalam belajar. Sebesar mana keinsyafanmu—sebesar itu pula keberuntunganmu.
Kalau ditanya tentang Mahfudzat Man Jadda Wa Jada pada setiap santri—mungkin sudah hafal diluar kepala—mereka sudah mempelajarinya—memahami dan menghafalnya dengan lancar. Namun sayang—sebahagian mereka hanya sekedar menghafal atau memahami tapi tidak dengan mengamalkannya.
Kapan mereka sadar? Setelah selesai dari pendidikan pesantren atau jadi alumni.
Gunakan kesempatan yang ada—karena ia akan hilang bila kamu tidak menggunakannya sebaik mungkin
Selagi Nyantri Belajarlah Sungguh-Sungguh, Jangan Nyesal Setelah Jadi Alumni
Pahamilah, bahwa kesempatan itu sangat singkat. Ada banyak orang yang menyia-nyiakan kesempatan yang akhirnya menyesal. Ambil dan gunakan kesempatan tersebut—karena bisa jadi kesempatan itu hanya sekali dalam hidupmu.
Baca Juga : 

Sebelum Masuk ke Pesantren, Jawab Dulu Pertanyaan ini. Ke Pesantren Apa Yang kamu Cari ?

Maka, selagi masih jadi santri—belajarlah dengan sungguh-sungguh. Setelah menjadi alumni kamu tidak akan pernah lagi bisa mengulangi kehidupan jadi santri—karena kesempatan itu telah pergi—hanya penyesalan yang bisa kamu ratapi. Telambat sudah.
Saat kamu jadi santri—kamu tidak pernah tahu atau belum tahu bagaimana hidup ini sebenarnya—seandainya semua orang bisa melihat masa depannya—mungkin mustahil ada orang malas di dunia ini. Tapi sayang, kita tidak akan pernah tahu akan nasib di kemudian hari. Bertanyalah pada orang-orang yang sudah duluan hidup—maka kamu akan tahu bagaimana lelahnya kehidupan.
Yakin kamu gak menyesal nanti? Coba tanya ke alumni bagaimana hidup di luar pesantren—setelah kamu dengar jawabannya—masih mau malas belajar?
Selagi Nyantri Belajarlah Sungguh-Sungguh, Jangan Nyesal Setelah Jadi Alumni
Kemungkinan ada dua jawaban saat kamu bertanya kepada alumni—bagaimana kehidupan setelah jadi alumni. Antara mudah dan susah—mudah bagi mereka yang belajar sungguh-sungguh—dan susah bagi mereka yang tidak belajar dengan sungguh-sungguh.
Mengetahui kehidupan orang yang lebih dahulu lahir dari kita sangat penting. Agar kita bisa mengambil pelajaran hidup. Karena mereka sudah merasakan bagaimana suka duka getirnya kehidupan. Maka tidak heran—jika ustadz-ustadzmu sering menasehatimu agar belajar dengan rajin—karena mereka sudah menjalani kehidupan jauh sebeleum kamu jalani.
Baca Juga : 

Mau Sukses di Pesantren ? Jadikan Pesantren Sebagai Pilihan, Bukan Tempat Pelarian

Ingatlah jerih payah orangtua dirumah—niscaya kamu akan selalu belajar dengan sungguh-sungguh
Selagi Nyantri Belajarlah Sungguh-Sungguh, Jangan Nyesal Setelah Jadi Alumni

Pernah gak kamu ingat jasa orang tuamu? Bagaimana mereka bekerja menafkahi keluargamu—membayar biaya pendidikanmu dan sebagainya—termasuk jajan dan biaya perlengkapan belajarmu.
Coba kamu hitung setiap hari berapa uang yang kamu terima setiap minggunya diberikan oleh orang tuamu—berapa biaya yang sudah dikeluarkan setiap bulannya untuk biaya pendidikanmu.
Ini penting—agar kamu selalu sadar dan memikirkan seribu kali untuk tidak belajar dengan sungguh-sungguh. Kemudian di akhir pendidikanmu—coba kalikan semua berapa biaya yang sudah digelontorkan oleh orang tuamu selama nyantri.
Terkadang kita butuh menghitung jasa orang tua—agar kita selalu sadar akan jerih payahnya—terkadang hidayah itu tidak datang sendirinya—kita mesti bergerak mengerjakan sesuatu agar hidayah itu datang.
Berjanjilah, bahwa kamu akan bayar segala jasa dan jerih payah orangtuamu dengan kesuksesanmu kelak. Mereka tidak meminta pertanggungjawaban atas biaya yang telah mereka habiskan untuk kamu—mereka hanya ingin melihat kamu kelak bertanggung jawab atas dirimu sendiri—menjadi anak yang shaleh—berguna bagi agama, nusa dan bangsa. Itu saja.
Jadi, selagi masih nyantri—belajarlah dengan sungguh-sungguh dan jangan lupa berdoa agar langkahmu di pesantren selalu bersinar. Minta doa kepada orang tua dan guru. Jadilan santri yang tahu diri.
Sekian !
Baca  Juga : 

3 Tempat Ini Santri Sering Tertidur, Nomor 2 Paling Tidak Masuk Akal



Bagikan

Jangan lewatkan

Selagi Nyantri Belajarlah Sungguh-Sungguh, Jangan Nyesal Setelah Jadi Alumni
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.