Tampilkan postingan dengan label santri. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label santri. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 22 September 2018

Santri dalam Resolusi Jihad dan Politik

Santri dalam Resolusi Jihad dan Politik



Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan tertua di Indonesia. Bahkan jauh sebelum masa kolonial Belanda, pesantren sudah ada dan berkembang pesat di bumi nusantara. Sehingga tidak bisa dipisahkan antara santri dan pesantren.

Menurut lembaga Research Islam, pesantren adalah suatu tempat yang tersedia untuk para santri dalam menerima pelajaran-pelajaran agama Islam sekaligus tempat berkumpul dan tempat tinggalnya. Atau dapat juga dipahami Pondok Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam yang tumbuh ditengah masyarakat dengan ciri, santri (murid) diasramakan dalam proses mencari dan mendalami ilmu agama di bawah asuhan dan bimbingan kyai dan ustad yang berkharisma.


Dalam dunia pesantren istilah santri terbagi atas dua kategori: Pertama, santri mukim, yaitu santri yang berasal dari luar daerah pesantren yang hendak bermukim dalam mencari ilmu. Ketika hendak berniat untuk bermukim, santri tidak perlu disibukkan dengan membawa perlengkapan, tidur seperti layaknya di rumah. Karena dalam lingkungan pesantren sudah ditanamkan kesederhanaan dan tanggung jawab. Kedua, santri kalong, yaitu para santri yang berasal dari desa-desa di sekitar pesantren. Mereka bolak-balik (ngelajo) dari rumahnya sendiri. Para santri kalong berangkat ke pesantren ketika ada tugas belajar dan aktivitas lainnya.
Dalam lembaga pendidikan pesantren terdapat beberapa varian yang sangat penting dalam perjalanannya sebagai lembaga pendidikan, setidaknya terdapat lima varian yang penting dan terikat dalam pondok peosantren. Kelima varian tersebut meliputi kyai (ulama), pondok (asrama), masjid (mushalla), santri dan proses pembelajaran dan pengkajian kitab-kitab klasik atau biasa dikenal dengan istilah Kitab Kuning. Seiring perkembangan zaman pesantren kemudian mau tidak mau menambah varian lain dalam menangani perjalanan pondok pesantren tersebut, bisa saja varian tambahannya adalah manajemen, yayasan, sistem, pengurus, organisasi, tata tertib dan mungkin juga kurikulum pembelajarannya, yang tentunya tambahan varian dalam pondok pesantren disesuaikan dengan kebutuhannya.

baca juga : 

Pesantren, Kepemimpinan Nasional dan Masa Depan Indonesia”

Santri dalam Resolusi Jihad dan Politik


PONDOK PESANTREN

Berangkat dari model pondok pesantren ini adalah, terciptanya santri sebagai sumber daya manusia yang berkualitas dan bermoral. Hal ini karena suasana lingkungan belajar yang kondusif, semangat belajar, keakraban antara santri dengan santri, juga antara santri dengan kyai atau guru, kemandirian, tanggung jawab dan pengawasan 24 jam baik dari antar santri ataupun dari kyai, serta masih banyak lagi keunggulan dari pendidikan model pondok pesantren.

Sekarang bermunculan permintaan sumber daya santri baik dari masyarakat maupun lembaga lain dalam mengurus masjid, sekolah dan lembaga lainnya. Maka tak heran sekarang banyak bermunculan lembaga pendidikan formal yang meniru dengan lembaga pesantren yang didirikan oleh para kyai. Hal ini setidaknya dapat dilihat dari munculnya istlilah boarding school (kelas asrama) pada beberapa lembaga pendidikan formal baik yang negeri ataupun swasta.

Berbicara kemerdekaan RI, tentu tidak terlepas dari peran Ulama dan kaum Santri. Dalam bukunya Sejarah Pondok Pesantren di Indonesia, ada tiga fase ulama pesantren dalam menentang penjajah (Marwan Saridjo, 1980). Pertama, mengadakan ‘uzlah, yakni mengasingkan diri ke tempat terpencil yang jauh dari jangkauan penjajah; Kedua, bersikap non-kooperatif dan sering mengadakan perlawanan secara diam-diam, dan; Ketiga, memberontak dan mengadakan perlawanan secara fisik. Pada perlawanan fisik inilah kaum kaum santri berjuang dalam jihad mengangkat senjata di medan perang.

Selama masa penjajahan pesantren memiliki peran ganda, yaitu sebagai pusat penyebaran Islam sekaligus sebagai pusat penggemblengan para santri dan umat Islam untuk menumbuhkan semangat jihad sebagai hizbullah, membela agama dan tanah air dari cengkeraman penjajah. Untuk membakar semangat jihad melawan penjajah, ulama pesantren mengeluarkan sejumlah fatwa seperti hubb al-wathan min al-iman (cinta tanah air merupakan bagian dari iman), man tashabbaha bi qawm fahuwa minhum (barang siapa meniru suatu kaum, berarti ia termasuk bagian dari kaum itu).

Sudah tidak bisa dielakkan lagi, bahwa banyak dari kalangan pesantren yang berjasa untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Bahkan dengan taruhan nyawanya para santri mempertaruhkan jiwa raganya demi bangsa dan negara. Seperti jihad perang Diponegoro yang merupakan perang terbesar di Pulau Jawa pada masa itu telah menguras keuangan pemerintah Belanda di susul meletusnya pertempuran 10 November yang disertai dengan resolusi jihad KH Hasyim Asyari. Yang sekarang itu ditetapkan sebagai hari pahlawan. Bukan hanya dua peristiwa itu saja yang menerangkan besarnya kiprah para santri dalam resolusi jihad untuk Indonesia, banyak tokoh-tokoh yang ikut andil dalam merumuskan berdirinya negara kesatuan Republik Indonesia yang juga mempunyai latar belakang sebagai santri.

Kemunculan kiprah sosok santri yang kemudian telah mengukir bangsa Indonesia yang pada akhirnya mendapatkan bintang Pahlawan Nasional seperti Pangeran Diponegoro, KH Hasyim Asyari, KH Ahmad Dahlan, KH Zainal Arifin, KH Wahid Hasyim, KH Zainal Mustofa, KH Noer Ali, KH Abdul Alim, KH Idham Cholid, Kiai Wahab Chasbullah dan masih banyak santri-santri yang telah mempertaruhkan jiwa dan raganya demi kemerdekaan RI.

Bahkan, Habib Husain Al Mutohhar berapi-api membakar jiwa rakyat Indonesia dengan menciptkan lagu 17 Agustus dan Syukur sebagai wujud sosok santri yang cinta Tanah Air dan rasa nasionalisme yang sangat tinggi. Mereka adalah para pahlawan yang degan gigih memperjuangkan kemerdekaanIindonesia. Mereka adalah orang-orang yang pandai dalam ilmu agama dan pernah mondok di berbagai pesantren dengan status sebaga santri.

baca juga : 

Mempertegas Peran Santri

Santri dalam Resolusi Jihad dan Politik


PENDIDIKAN POLITIK

Perkembangan politik di Indonesia berpengaruh besar dalam membangun peradaban indonesia. Era sekarang pondok pesantren pun tidak melulu mengajarkan pendidikan agama kepada santrinya. Pendidikan politik pun menjadi penting untuk diajarkan kepada para santri seiring berkembangnya politik di Indonesia. Bahkan, kaum sarungan juga pernah menjadi orang nomor satu di Indonesia, seperti KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Tidak hanya pada masa setelah kemerdekaan, kiprah para santri dimasa sebelum kemerdekaan Indonesia juga sangat besar.


Pendidikan politik yang biasa dilakukan sebagai proses pembinaan kesadaran warga negara dalam melaksanakan hak dan kewajiban perlu disosialisasikan kepada warga negara Indonesia, termasuk di kalangan pondok pesantren. Era sekarang santri diharapkan berpartisipasi dalam dinamika politik di Indonesia untuk mewujudkan tatanan politik yang bermoral guna membangun bangsa.

Jika kita kembali ke sejarah sejak 1999, kaum santri mulai menduduki posisi penting di pemerintahan. Gus Dur beliau merupakan presiden RI ke-4 yang berlatar belakang santri, kontribusi positif santri dalam membangun bangsa yang bermoral pun bisa kita lihat pada UU Perkawinan 1974 dan UU Peradilan Agama 1990.

UU tersebut merupakan hasil kontribusi positif kaum santri dalam mengaplikasikan ilmu nya dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara. Pengintegrasian perjuangan islam yang dilakukan para santri dalam perjuangan nasional telah menemukan momentum yang tepat pada gerakkan reformasi berupa perubahan UUD 1945 (1999-2002) yang merupakan muara seluruh tuntutan reformasi.
Kaum santri selama ini dikenal santun dalam berpolitik. Mereka memiliki pendidikan moral dan etika yang tinggi dan dikenal lebih taat memenuhi dan mengaplikasikan ajaran-ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari dan gigih memperjuangkan berlakunya syariat Islam, baik secara formal dalam berbagai bentuk perundang-undangan atau pun secara fungsional melalui sosialisasi nilai-nilai moral ke dalam setiap praktik kekuasaan dan kehidupan sosial.

Indonesia sebagai negara demokrasi telah mengalami pasang surut dalam tatanan dinamika politiknya, parpol yang seharusnya menjadi wadah menampung aspirasi masyarakat dan sebagai pemandu kepentingan masyarakat dalam negara demokrasi sudah beralih pemahaman maupun pandangan. Seluruhnya terpulang kepada para aktivis politik santri untuk bersedia melakukan praktik politik yang bukan sekadar meraih kekuasaan dan bukan sekadar menjadikan kekuasan hanya untuk memenuhi selera materialnya saja.

Hari Santri yang jatuh pada 22 Oktober, semua tantangan ini membutuhkan SDM pemimpin dan profesional berbagai kalangan termasuk dari kalangan santri. Era globalisasi peran politik umat Islam, kyai dan pesantren tetap mempunyai perannya dalam membangun bangsa. Dampak pembangunan fisik yang tidak berangkat dari konsep karakter building adalah dekadensi moral, korupsi, tindak kekerasan dan lain-lain. Masalah pendidikan, khususnya sistem sekolah di kota-kota besar tidak lagi menjanjikan kesalehan moral dan sosial anak didik. Dalam kondisi inilah pesantren muncul sebagai alternatif penting. Dirgahayu Hari Santri !

________________________________________

* Kiswanto, Dosen Universitas Teuku Umar (UTU) Meulaboh, mahasiswa program Doktoral Ilmu Lingkungan di Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Jawa Tengah. Email: kiswantoanto5@gmail.com


Sumber : serambinews.com 

Baca selengkapnya

Kamis, 20 September 2018

8 Alasan Kenapa Kamu Harus Menuntut Ilmu di Pesantren


8 Alasan Kenapa Kamu Harus Menuntut Ilmu di Pesantren

Sejak dulu pesantren memang sudah eksis di tanah air ini sebagai lembaga pendidikan yang di andalkan oleh banyak kalangan, yang telah berjasa melahirkan kader ummat di Indonesia bahkan dunia. Bahkan sebelum kemerdekaan, pesantren mengambil peran sebagai benteng pertahanan bangsa, yang turut berkontribusi memerdekakan tanah air dari para penjajah, perjuangan kyai dan santri adalah fakta yang tak dapat dibantah hari ini yang merupakan bagian dari salah satu kunci kemenangan negeri ini.
Saat ini, pesantren semakin menjamur dengan aneka pembaharuan sisitem pendidikannya, bahkan tidak kalah saing dengan sekolah-sekolah unggul yang di andalkan pemerintah saat ini.
Semakin hari pesantren semakin menunjukkan kegemilangannya dengan berbagai prestasi melalui kontribusi santrinya, alumninya, dan para kyainya dan perannya.
Dengan situasi saat ini yang sangat meresahkan, terutama bagi generasi muda, penyimpangan akhlak dan moral semakin terkikis – yang  dipengaruhi oleh berbagai ancaman, salah satunya pengaruh informasi, teknologi dan budaya luar yang diserap oleh generasi muda tanpa adanya filtrasi.
Kini, pesantren dituntut untuk terus berbenah, menjadi solusi perbaikan moral bangsa untuk generasi muda. Maka tak heran, saat ini pesantren menjadi menjadi mayoritas pilihan orang tua sebagai lembaga lanjutan pendidikan anak mereka.
Namun, tidak semua anak siap dengan pendidikan pesantren yang terkesan seperti dikekang dan dikurung dalam sebuah ‘penjara suci’ dengan pendidikan 24 jam. Padahal pesantren saat ini tidak seseram yang dibayangkan, karena ada banyak kegiatan yang menyenangkan di dalamnya. Soal pilihan pasti berbeda-beda, apalagi saat ini si anak terkadang sudah menentukan pilihannya sendiri dengan memilih sekolah umum yang lebih longgar dari segi disiplinnya tidak berlaku 24 jam.
Nah, bagi kamu yang sudah punya niat baik sekolah di pesantren dan masih ragu-ragu, berikut 8 alasan yang bisa kamu pertimbangkan untuk memantapkan niat masuk ke pesantren.

 
8 Alasan Kenapa Kamu Harus Menuntut Ilmu di Pesantren


1. Membuat orangtua merasa aman

Disiplin dan tata tertib yang diberlakukan pesantren membuat orang tua merasa nyaman anaknya di pesantren, ditambah lagi dengan keamanan yang dijamin oleh pesantren. Pesantren melarang keras santrinya berada di luar lingkungan pesantren selama masa pendidikan, kecuali ada alasan tertentu atau dapat izin pulang.

Pesantren memiliki beban yang besar dalam menjaga dan melindungi santri agar tetap aman di pesantren, aman dari ancaman pengaruh budaya luar, pengaruh narkoba, pergaulan bebas, pengaruh perilaku yang menyimpang dan lain sebagainya. Sebab pesantren melindungi santrinya dengan disiplin dan keteladanan para guru, asatidz dan kyainya.

8 Alasan Kenapa Kamu Harus Menuntut Ilmu di Pesantren

2. Mempersiapkan diri sebagai ‘guru pertama’ untuk sang buah hati

Meskipun tidak sempurna, paling tidak setelah masuk pesantren kita sudah menguasai pendidikan agama yang baik. Dan inilah menjadi modal yang sangat berharga kelak untuk melanjutkan kehidupan seterusnya, khususnya dalam membina rumah tangga, menjadi pelita untuk keluarga.
Dengan penguasaan pendidikan agama di pesantren, sebagai orang tua kelak, kita mempunyai tugas utama menjadi guru pertama dalam lingkungan keluarga, menjadi sumber ilmu bagi anak-anak tercinta. Meskipun ini kehidupan jangka panjang, karena biasanya setelah tamat pesantren, ada yang lebih memilih melanjutkan pendidikan dan ada juga yang langsung menikah, terutama bagi akhwatnya.

8 Alasan Kenapa Kamu Harus Menuntut Ilmu di Pesantren

3. Merasakan hangatnya kebersamaan hidup bersama teman-teman

Di pesantren selama 24 jam kita berada dalam lingkaran persahabatan, baik itu dalam keadaan suka maupun duka. Ukhuwah yang terbina selama nyantri sangat terasa kehangatan kebersamaanya. Karena ada banyak sekali cerita yang tercipta, ada banyak kisah yang lahir, tentang perjuangan, pengorbanan, suka cita bahkan cinta (terhadap akhwat).  

4. Mempersiapkan bekal untuk hidup dengan nilai-nilai agama

Nilai-nilai pendidikan pesantren yang diterima menjadi bekal hidup yang sangat berguna, baik itu dari segi intelektual maupun emotional spiritual.
Pesantren mendidik santrinya untuk menjadi pelita di tengah ummat, dan pesantren membebaskan santrinya setelah alumni untuk menjadi apapun yang mereka inginkan sesuai passion masing-masing, untuk berkontribusi di segala sector kehidupan, dengan catatan tetap memegang teguh nilai-nilai pendidikan pesantren. Makanya tak heran, saat ini ada banyak alumni pesantren yang masuk jalur politik, pengusaha, tenaga kependidikan, dan menjadi pemuka agama.

8 Alasan Kenapa Kamu Harus Menuntut Ilmu di Pesantren

5. Rutinitas ibadah lebih tertata dan teratur

Soal ibadah, pesantren mengatur santri dengan tertib, ketepatan waktu, keseriusan, kesungguhan, dan ketaatan. Awalnya terasa dipaksa, yang akhirnya menjadi terbiasa.

6.  Mandiri dan Mental Yang Kuat
Kemandirian adalah salah satu dari banyak alasan santri masuk ke pesantren. Sebab pesantren mengarahkan santri untuk hidup mandiri, agar mampu membebaskan diri dari beban hidup orang lain. Dengan tujuan agar kelak santri dapat beradaptasi dengan kehidupan secara mandiri dan tidak lagi bergantungan kepada orang tua.
Dengan segala pendidikannya, pesantren berusaha membuka wawasan dan pemikiran santri agar lebih maju, menjadi pribadi yang mandiri dan bertanggung jawab terhadap hidupnya. Memiliki karakter dan mental yang kuat adalah salah satu visi misi pesantren untuk melahirkan generasi yang mencerdaskan bangsa, berguna untuk agama, nusa dan bangsa.

8 Alasan Kenapa Kamu Harus Menuntut Ilmu di Pesantren


7. Mendalami Ilmu Agama

Pesantren merupakan tempat mempelajari ilmu agama yang paling objektif. Sebab, pesantren merupakan lembaga yang komparatif dan komplit, tidak membatasi dan memandang ras dan golongan, semua bisa bersatu di pesantren. 
Keterbukaan adalah salah aspek kemajuan pendidikan pesantren agar alumninya mampu berkiprah dan terjun berjuang ditengah masyarakat , diberikan dasar-dasar keilmuan untuk dikembangkan lagi setelah jadi alumni. 
Menekuni ilmu agama adalah salah satu orientasi pendidikan pesantren dan kemudian santri diarahkan agar mampu berkontirbusi di tengah masyarakat.

8. Tempat Belajar yang Sempurna

Dikatakan sebagai tempat belajar sempurna karena pesantren memadukan antara ilmu agama (revealed knowledge ) dengan ilmu umum (acquired knowledge), pesantren meletakkan dasar pendidikanya dengan pengintegrasian ilmu pengetahua.—karena di pesantren tidak ada istilah dikotomi ilmu pengetahuan.

Selain itu, pesantren juga menyiapakan segala fasilitas untuk santri (tergantung kemampuan pesantren) dan menerapkan kegiatan ekstrakurikuler, sehingga santri dapat berkarya dengan bebas sesuai bakat minat mereka, bahkan bisa dikatakan, ilmu di pesantren lebih banyak didapat di luar kelas dari pada dalam kelas, khususnya ilmu kehidupan. Karena dengan kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler, penugasan, pembiasaan, karakter dan mental santri terbentuk.

Baca selengkapnya

Selasa, 18 September 2018

7 Nilai Plus Yang Harus Kamu Ketahui Mondok di Pesantren Jarang Kamu Temui di Tempat Lain

7 Nilai Plus Yang Harus  Kamu Ketahui Mondok di Pesantren Jarang Kamu Temui di Tempat Lain
Photo : Hikayat Santri


Saat ini banyak orang tua yang menginginkan anaknya sekolah di pesantren, dengan berbagai pertimbangan melihat kondisi hari ini yang sangat meresahkan perilaku anak yang bisa terpengaruh dengan berbagai ancaman, diantaranya ; pergaulan bebas, degradasi akhlak  dan moral, pengaruh narkoba dan lain sebagainya.

Namun, tidak semua keinginan orang tua dituruti oleh anak, sebab mereka sudah punya pandangan dan pilihan tersendiri kemana ingin melanjutkan pendidikannya. Tidak sedikit orang tua yang memaksa anaknya masuk pesantren namun akhirnya tidak berhasil, sebab di tengah jalan anaknya minta pindah karena tidak betah dan dengan alasan lainnya.

Memang, memaksa anak masuk pesantren bukan hal baik sebenarnya, anak yang dipaksa masuk pesantren  terkesan sering tertekan di pesantren, sering bermasalah di pesantren, jarang mengikuti kegiatan pesantren, bermalas-malasan, tidak bergairah dan semangat mengikuti setiap kegiatan. Dan mayoritas santri yang dipaksa oleh orang tuanya tidak bertahan lama di pesantren. Karakter anak saat ini sudah berubah seiring berkembangnya zaman. Namun, memang ada sebahagiannya yang bertahan di pesantren yang awal mulanya dipaksa orang tuanya, tapi harus membutuhkan usaha orang tua yang maksimal.

Salah satu cara memasukkan anak ke pesantren adalah dengan cara mulai memperkenalkan anak dengan hal-hal positif tentang pesantren, persiapkan sejak dini jauh hari sebelum memasukkan anak ke pesantren, munculkan keinginan sendiri dari anak bahwa dia memilih pesantren, beritahu hal-hal yang baik mengenai pesantren, kalau memungkinkan selama anak menempuh pendidikan sekolah dasar, bawa dia sesekali  keliling pesantren, melihat keadaan dan kegiatannya. Tanamkan nilai positif mengenai pesantren kepadanya sehingga keinginan anak kuat ingin sekolah di pesantren, menguatkan keinginan anak sejak kecil sekolah di pesantren akan lebih baik dari pada memaksanya.

Nah, hikayatsantri.com mencoba merangkum dari beberapa artikel dan kajian mengenai  beberapa nilai plus sekolah di pesantren yang harus diketahui, yang jarang didapatkan di sekolah lain. Mungkin ini bisa menjadi bahan bacaan rujukan orang tua maupun calon santri yang ingin masuk pesantren. Nilai-nilai plus ini dirangkum berdasarkan pengalaman mondok di pesantren tanpa mendiskreditkan sekolah yang non pesantren.

7 Nilai Plus Yang Harus  Kamu Ketahui Mondok di Pesantren Jarang Kamu Temui di Tempat Lain


1. Banyak Jaringan (Networking)

Ukhuwah islamiyah salah satu motto yang diusung oleh mayoritas pesantren. Hidup di pesantren tidak sendiri, ada banyak teman yang bisa kamu temui yang berasal dari berbagai daerah. Pergaulan di pesantren pun sangat kuat, sebab selama 24 jam kamu terus bersama temanmu saling berbagi, saling tolong menolong, saling bahu membahu, saling berbagi cerita.
Setelah jadi alumni, kamu akan merasakan bertapa indahnya persahabatan pesantren, dimana-mana bisa kamu jumpai sahabatmu dari berbagai daerah, apalagi pesantren-nya yang mempunyai ribuan santri, seperti Pondok Modern Gontor Jawa Timur. Kamu bisa bayangkan betapa mudahnya kamu bergerak dimana-mana ada alumni almamatermu, sebab bukan hanya saja kawan seangkatan yang akan menjadi temanmu, abang leting kamu di pesantren juga bisa jadi bagian networking yang siap membantumu kelak.
7 Nilai Plus Yang Harus  Kamu Ketahui Mondok di Pesantren Jarang Kamu Temui di Tempat Lain

2. Suka Hidup Gotong-Royong

Nilai-nilai  sosial sangat  kental diajarkan dan diterapkan di pesantren. Santri ditanamkan jiwa dan semangat gotong royong selama tinggal di pesantren. Keberkahan dalam hidup berjamaah sangat terasa. Santri dibiasakan dengan kegiatan gotong royong membersihkan lingkungan pesantren, dengan agenda-agenda besar pesantren yang dilibatkan santri sebagai panitia pelaksananya.

Nilai kebersamaan ini menjadi modal hidup yang sangat berharga saat kamu terjun ke masyarakat. Kita sudah terbiasa dengan hal bekerjasama dengan yang lain. Saling peduli, saling bantu membantu dalam kebaikan.  
Baca Juga : 

Beruntunglah Bagi Kamu Yang Pernah Nyantri Karena Kamu Dididik selama 24 Jam oleh Gurumu


3. Bisa Menghadapi Masalah Dengan Baik

Sebagai manusia mempunyai masalah dalam hidup adalah hal yang lumrah, karena orang yang tidak tahu masalah dalam hidupnya itulah masalah baginya. Setiap kita punya masalah hidup masing-masing, yang membedakannya hanya berat dan ringan masalah tersebut.
Pun demikian dnegan kehidupan di pesantren yang penuh dinamika sudah pasti ada masalah yang dihadapi, misalnya ; pelanggaran disiplin, kesulitan mengusai pelajaran dan lain sebagainya.

Namun yang terpenting adalah bagaiman kita bisa menghadapi masalah tersebut dengan baik dan penuh kontrol. Di pesantren, kamu akan dibina dan dibimbing oleh guru-gurumu, setiap ada masalah kamu diminta untuk memecahkannya. Dan kamu juga akan dididik menjadi orang yang bertanggung jawab untuk menyelesaikan masalah tersebut, bukan lari dari masalah.

Nilai plus ini sangat berguna untuk kamu kelak sebagai modal hidup, kita sudah terbiasa menyelesaikan dengan baik, menjadi pribadi yang siap bertanggung jawab atas perbuatan kita sendiri. Ini merupakan karakter yang harus dimiliki, berani berbuat berani bertanggung jawab, dan siap menyelesaikannya dengan baik tanpa harus menyalahkan dan merugikan orang lain.

7 Nilai Plus Yang Harus  Kamu Ketahui Mondok di Pesantren Jarang Kamu Temui di Tempat Lain


4. Master Language

Bahasa Arab dan Inggris adalah dua bahasa international yang harus kamu kuasai di pesantren. Dan ini menjadi alat komunikasi yang sangat dibutuhkan saat ini seiring berkembangnya zaman, Bahasa Arab sebagai bahasa pengantar untuk mengkaji ilmu agama dan bahasa inggris bisa kamu gunakan untuk mengkaji ilmu-ilmu yang sedang berkembang di barat.

Pembiasaan berbicara dengan bahasa resmi, billingual diaplilkasikan dalam kehidupan sehari-hari santri dan diperkuat dengan kegiatan pendukung penguasaan bahasa, seperti kegiatan pidato, muhadatsah, lomba debat dan lain sebagainya.

Setelah kamu tamat di pesantren, paling tidak kamu sudah punya modal untuk berkomunikasi dengan bahasa asing, kalaunpun tidak menguasai secara maksimal, namun kamu sudah punya keberanian untuk memulai sebuah percakapan dengan orang asing, dan menjadi semangat untuk peningkatan lebih lanjut di perguruan tinggi.

7 Nilai Plus Yang Harus  Kamu Ketahui Mondok di Pesantren Jarang Kamu Temui di Tempat Lain


 5. Kesabaran Sudah Teruji

Dengan berbagai kegiatan pesantren, dengan jumlah santrinya yang banyak, budaya antri salah satu budaya yang dilestarikan untuk melatih kesabaran dalam jiwa santri. Antri mengajarkan nilai kesabaran kepada santri, bahwa hidup ini ada giliran masing-masing, ada kala kita di depan ada kala di belakang. Semua yang ada didunia ini ada waktunya tersendiri bagi kita.

Baca Juga : 

Bagi Santri Mengantri itu Tidak Pernah Rugi Karena Disitulah Kesabaran Diuji


Sikap sabar penting dalam hidup, agar kita tidak menjadi pribadi yang arogan, saling menghormati dengan lain. Beruntunglah kamu yang di pesantren, sebab nilai-nilai kesabaran sudah kamu dapatkan dari berbagai kegiatan di pesantren, sehingga apapun yang terjadi dalam hidupmu nantinya sudah terbiasa.

7 Nilai Plus Yang Harus  Kamu Ketahui Mondok di Pesantren Jarang Kamu Temui di Tempat Lain


 6. Mental Yang Kuat

Membangun karakter dan mental pada santri adalah salah satu  tugas pesantren melalui pembinaan dan bimbingan dari berbagai kegiatan santri. Santri dibina dan digembleng oleh guru-guru sepanjang waktu di pesantren.

Santri dididik untuk selalu menjadi yang terdepan, menjadi pemberani. Dengan kegiatan muhadharah (pidato),  mental santri diperkuat, agar berani tampil didepan public, diciptakan agar menjadi orator ulung kelak yang akan menjadi pelita ummat. Di sisi lain, kegiatan kepramukaan juga menjadi kegiatan yang wajib bagi santri untuk menciptakan karakter bagi santri.

Sementara itu, pendidikan penugasan juga bagian dari pada upaya pesantren menciptakan mental dan karakter yang kuat pada santri. Santri diberi amanah dan tanggung jawab yang besar melalui organisasi santri, kegiatan besar pesantren. Dari hal demikian, karakter dan mental santri dapat terciptakan secara komprehensif.

Baca Juga : 

Ini dia alasan kenapa alumni pesantren itu layak kamu jadikan suami. Yang akhwat jangan lupa baca !

7. Calon Menantu Idaman

Ini adalah nilai plus yang kamu dapatkan setelah apa yang kamu jalani dengan tekun di pesantren. Anggap saja sebagai sebuah hadiah bagi kamu yang sungguh-sungguh belajar di pesantren, yang merupakam apreasiasi orang terhadap pribadi yang kamu miliki.
Setiap orang tua menginginkan pendamping hidup yang baik untuk anak gadisnya, yang berani bertanggung jawab dan mampu menjadi imam yang baik dan sebaliknya.

Dengan berbagai pendidikan pesantren yang sudah kamu terima, otomatis ada perubahan yang signifikan pada diri kamu, yang kemudian menjadi penilaian orang-orang sekitar saat kamu kembali ke masyarakat. Selama nilai-nilai pendidikan pesantren terus kamu amalkan, selama itu juga orang akan menghargaimu. Tapi jika nilai-nilai pesantren kamu lepas dari dirimu, maka hilanglah kepercayaan orang terhadapmu.

Jadi beruntunglah bagi kamu yang sudah memilih pesantren sebagai pendidikan terbaikmu, namun penulis menyadari, bahwa dimanapun tempat belajar adalah baik, tergantung bagaimana kamu menjalaninya. Karena yang membedakan tempat belajar itu hanya system berlaku di sekolah tersebut.

Baca selengkapnya

Jumat, 14 September 2018

9 Tips Menarik Untuk Santri Baru Agar Betah di Pesantren


9 Tips Menarik Untuk Santri Baru Agar Betah Di Pesantren
photo credit ; hikayatsantri.com

Terkadang untuk memulai sesuatu memang membutuhkan usaha yang maksimal, tak terkecuali dengan santri yang baru masuk pesantren. Di pesantren misalnya, di awal-awal hidup di pesantren terasa asing, sebab kehidupan sebelumnya tidak seperti yang dirasakan saat ini, jauh dari orang tua, terbatasnya fasilitas yang menyenangkan seperti di rumah, tidak bebas kapan saja mau tidur, mau main,  serba diatur dan bahkan ada hukumannya jika melanggar. Belum lagi, dengan dinamika teman di pesantren, aneka ragam perangai teman, bahkan untuk memulai sebuah percakapan dengan orang yang belum kita kenal rasanya susah sekali.

Pada hakikatnya, tidak ada yang tidak dapat diatasi di dunia ini, semua ada solusinya asalkan ada kemauan pada diri kita. Termasuk dengan tantangan yang di hadapi saat memasuki dunia baru, untuk beradaptasi dengan dunia yang belum dirasakan sebelumnya memang butuh kerja keras.

Untuk orang tua wali khususnya santri baru, minggu pertama atau sebulan pertama anak bapak ibu memang tantangan yang sangat berat, tidak semua mereka betah dengan suasana baru di pesantren. Disini hikayatsantri.com mencoba merangkum beberapa tips yang bisa dipraktekkan oleh santri baru agar selalu betah hidup di pesantren.

1. Memperbarui Niat

Segala perbuatan sangat tergantung pada niat, termasuk sekolah di pesantren. Ketika kita merasa siap masuk pesantren, maka bismillah, kita harus siap berjuang, berkorban dan bertahan di pesantren dengan segala halangan dan rintangan.

Memperbaiki niat adalah hal utama dilakukan. Dengan mengharap ridha Allah dan orang tua kita harus meyakini bahwa pesantren tempat terbaik untuk pendidikan kita saat ini. Maka ketika niat sudah bulat, dengan segala tekad dan keyakinan maka semuanya harus berani kita korbankan, termasuk harus siap jauh dari orang tua dan orang-orang tercinta.

2. Jangan Suka Menyendiri

Yang namanya hidup sendiri itu memang tidak enak. Kita merasa kesepian, tidak ada yang bisa hidup sendiri di dunia ini, makanya manusia dicipatkan berpasang-pasangan. Untuk di pesantren, teman adalah segalanya, serperti keluarga sendiri, ustadz sebagai ayah ustadzahnya sebagai ibu.

Selain itu, kegiatan pesantren menjadi alasan untuk tidak menyendiri, ikuti semua kegiatan, jangan sian-siakan waktu hanya untuk melamun. Sebab kalau santri sering menyendiri, maka ia akan sering teringat orang tua di rumah, merasa bosan di pesantren, teringat rumah dan segala isinya. Sehingga membanding-bandingkan hidup di pesantren dengan di rumah.

Nah, kalau kita sellau aktif di pesantren, maka tidak sempat pun memikirkan hal-hal lain selain memikirkan kegiatan apa saja yang akan kamu lakukan setelah satu kegiatan selesai kamu ikuti. Tidak ada waktu memikirkan rumah senadainya kamu selalu berpartisipasi kegiatan pesantren, temukan temanmu, bakatmu, dimana hobimu, olahragamu, masuk ke dalam klub-klub khusus yang ada di pesantren sesuai passionmu.

9 Tips Menarik Untuk Santri Baru Agar Betah Di Pesantren

 3. Banyak Cari Teman dan Bergaul

Dimana-mana teman itu adalah segalanya selain keluarga sendiri. Disaat ada masalah, maka orang-orang terdekat kita akan menghampiri, mendekat membantu menyelesaikan masalahmu. Termasuk di pesantren, bahkan hubungan dekat dengan teman di pesantren lebih akrab, sebab selama 24 jam di pesantren kita selalu berada dalam lingkaran teman-teman sekelas, se asrama, se tempat tidur.

Maka bagi santri baru, memperbanyak bergaul adalah salah satu solusi melawan ketidakbetahan di pesantren.

4. Dekatkan Diri Dengan  Guru

Di pesantren, guru kita adalah orang tua kita. Posisi orang tuamu dimabil alih oleh guru selama di pesantren. Maka tidak salah jika kamu mendekati mereka, memuliakan guru layaknya orang tua. Terkadang selain teman, guru adalah tempat curhat paling baik, sebab guru sudah tentu lebih banyak pengalaman hidupnya.


Guru selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk anak didiknya. Tidak ada guru yang tidak bahagia anak didiknya betah di pesantren, selalu aktif dan ceria. Guru kerap memotivasi para santri, memberi inspirasi dan menjadi suri tauladan yang baik untuk santri. Maka jangan jauhi guru jika ingin selalu betah di pesantren, karena guru juga bisa menjadi teman yang baik dengan catatan kamu memperhatikan sopan santun beradaptasi dengan gurumu.

9 Tips Menarik Untuk Santri Baru Agar Betah Di Pesantren


5. Aktif Mengikuti Kegiatan Yang Positif

Di pesantren ada banyak sekali kegiatan ekstrakurikuler yang bisa kamu ikuti, baik itu kegiatan bentuk olahraga maupun sifatnya akademis, seperti kursus dan lain sebagainya. Tapi dominannya, anak-anak lebih menyukai kegiatan outdoor, seperti pramuka, pencak silat maupun olahraga, sepak bola, basket dll. Setiap pesantren berbeda-beda kegiatan ekstrakurikulernya. Meskipun di pesantren, semua kegiatan ekstrakurikuler wajib di ikuti, seperti latihan pramuka, pidato, tapi ada kegiatan tertentu sifatnya tidak wajib.

Nah, bagi kamu yang masih baru, silakan ikuti semua kegiatan yang sesuai bakat minat kamu. Biasanya santri baru sangat di tunggu-tunggu oleh bagian pennaggung jawab kegiatan ekstrakurikuler masing-masing. Sebab mereka yakin setiap santri baru ada bakat masing-masing yang sudah mulai terasah sejak sekolah dasarnya. Mengikuti kegiatan pesantren dapat mengurangi tidak betah di pesantren, bahkan tidak sempat terpikir pun selain dunia pesantren, karena kamu sellau sibuk dengan aneka kegiatan.

6. Menghemat Pengeluaran

Dalam mencari ilmu memang di butuhkan pengorbanan harta yang harus di keluarkan. Baik untuk kepentingan pribadi atau kewajban bulanan pesantren. Untuk itu dengan menghemat uang jajan kita di pesantren, selain kita bisa menabung, kita juga akan terbantu ketika ada kebutuhan yang mendadak. Dengan membuat perencanaan  yang baik, akan membantu kita dalam menghemat pengeluaran. Kita mengeluarkan uang ketika benar benar untuk hal yang kita butuhkan. Tidak hanya sekedar membeli barang yang kita inginkan yang sedikit manfaatnya bagi kita, apabila hanya untuk sekedar pamer.



7. Berakhlak Baik

Adab diatas ilmu. Terkadang kenapa kita tidak betah di pesantren, mungkin karena orang sekitar kita enggan berteman karena perilaku kita yang tidak baik. Ini juga perlu ingat. Apalagi santri baru, karena tidak semua anak sama tipikal dengan kita, tidak semua orang nyaman dengan sikap kita. Ketika perangai kita tidak disenangi orang lain, maka mereka pasti akan menjauhi.


Setiap orang yang memiliki akhlak yang baik pasti akan diterima oleh semua kalangan, di senangi oleh guru dan kawan bahkan saat terjun di masyarakat pun, orang-orang akan menilai terlebih dahulu pada akhlak yang kita miliki. Orang akan menilai atau menghargai kita dari pakaian sebelum kita duduk dalam sebuah majlis, dan orang akan menilai dan menghargai kita setelah kita duduk di majlis tersbut dari akhlak yang kita miliki. Dalam kehidupan sering kita temui, disaat ada tamu atau pejabat yang berpakaian rapi sangat di hormati, tapi kalua perangainya tidak baik jangan harap orang-orang akan memuliakannya lagi.  


8. Meminta Keridhaan  Orang Tua

Keridhaan Allah ada pada keridhaan orang tua, dan murkanya Allah ada pada murkanya orang tua. Dengan meminta keridhaan orang tua membuat jalan hidup kita di permudah ketika di pesantren. Tidak hanya kita yang harus ikhlas, sabar untuk tidak bertemu dengan orang tua dalam waktu yang tidak sebentar  ketika menuntut ilmu di pesantren. Orang tuapun juga harus ikhlas merelakan anaknya belajar di pesntren.

9 Tips Menarik Untuk Santri Baru Agar Betah Di Pesantren


9. Rajin Beribadah dan Berdoa

Selian kewajiban beribadah kepada Allah akan membuat kita semakin dekat dengan Allah. Dengan banyak mengingat Allah. Allah juga akan mengingat kita. Contohnya, melaksanakan sholat dan membaca Al Qur’an . Juga berdoa. berdoa ketika setelah shalat wajib maupun shalat sunah. Usaha tanpa doa itu omong kosong, doa tanpa usaha itu bohong. Usaha sudah di laksanakan, dan di sempurnakan dengan menambahkan doa, baik sebelum maupun sesudah usaha.  Setelah kita berusaha untuk betah hidup di pondok kita jangan lupa berdoa kepada Allah yang mampu membolak-balikkan hati manusia, memohon agar selalu diteguhkan hati untuk bertahan di pesantren. Kita berdoa agar di berikan ketenangan hidup di pesantren, di berikan kesehatan kebetahan kelancaran dalam semua urusan kita.



Demikianlah beberapa Tips utuk santri agar betah hidup di pesantren. Memang awalnya berat, namun dengan usaha yang sungguh sungguh, insyaallah Allah juga akan membantu kita agar membalikkan hati kita selalu betah hidup di pesantren.



Sumber : darunnajah.com



Baca selengkapnya