Tampilkan postingan dengan label Nasehat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Nasehat. Tampilkan semua postingan

Jumat, 14 September 2018

9 Tips Menarik Untuk Santri Baru Agar Betah di Pesantren


9 Tips Menarik Untuk Santri Baru Agar Betah Di Pesantren
photo credit ; hikayatsantri.com

Terkadang untuk memulai sesuatu memang membutuhkan usaha yang maksimal, tak terkecuali dengan santri yang baru masuk pesantren. Di pesantren misalnya, di awal-awal hidup di pesantren terasa asing, sebab kehidupan sebelumnya tidak seperti yang dirasakan saat ini, jauh dari orang tua, terbatasnya fasilitas yang menyenangkan seperti di rumah, tidak bebas kapan saja mau tidur, mau main,  serba diatur dan bahkan ada hukumannya jika melanggar. Belum lagi, dengan dinamika teman di pesantren, aneka ragam perangai teman, bahkan untuk memulai sebuah percakapan dengan orang yang belum kita kenal rasanya susah sekali.

Pada hakikatnya, tidak ada yang tidak dapat diatasi di dunia ini, semua ada solusinya asalkan ada kemauan pada diri kita. Termasuk dengan tantangan yang di hadapi saat memasuki dunia baru, untuk beradaptasi dengan dunia yang belum dirasakan sebelumnya memang butuh kerja keras.

Untuk orang tua wali khususnya santri baru, minggu pertama atau sebulan pertama anak bapak ibu memang tantangan yang sangat berat, tidak semua mereka betah dengan suasana baru di pesantren. Disini hikayatsantri.com mencoba merangkum beberapa tips yang bisa dipraktekkan oleh santri baru agar selalu betah hidup di pesantren.

1. Memperbarui Niat

Segala perbuatan sangat tergantung pada niat, termasuk sekolah di pesantren. Ketika kita merasa siap masuk pesantren, maka bismillah, kita harus siap berjuang, berkorban dan bertahan di pesantren dengan segala halangan dan rintangan.

Memperbaiki niat adalah hal utama dilakukan. Dengan mengharap ridha Allah dan orang tua kita harus meyakini bahwa pesantren tempat terbaik untuk pendidikan kita saat ini. Maka ketika niat sudah bulat, dengan segala tekad dan keyakinan maka semuanya harus berani kita korbankan, termasuk harus siap jauh dari orang tua dan orang-orang tercinta.

2. Jangan Suka Menyendiri

Yang namanya hidup sendiri itu memang tidak enak. Kita merasa kesepian, tidak ada yang bisa hidup sendiri di dunia ini, makanya manusia dicipatkan berpasang-pasangan. Untuk di pesantren, teman adalah segalanya, serperti keluarga sendiri, ustadz sebagai ayah ustadzahnya sebagai ibu.

Selain itu, kegiatan pesantren menjadi alasan untuk tidak menyendiri, ikuti semua kegiatan, jangan sian-siakan waktu hanya untuk melamun. Sebab kalau santri sering menyendiri, maka ia akan sering teringat orang tua di rumah, merasa bosan di pesantren, teringat rumah dan segala isinya. Sehingga membanding-bandingkan hidup di pesantren dengan di rumah.

Nah, kalau kita sellau aktif di pesantren, maka tidak sempat pun memikirkan hal-hal lain selain memikirkan kegiatan apa saja yang akan kamu lakukan setelah satu kegiatan selesai kamu ikuti. Tidak ada waktu memikirkan rumah senadainya kamu selalu berpartisipasi kegiatan pesantren, temukan temanmu, bakatmu, dimana hobimu, olahragamu, masuk ke dalam klub-klub khusus yang ada di pesantren sesuai passionmu.

9 Tips Menarik Untuk Santri Baru Agar Betah Di Pesantren

 3. Banyak Cari Teman dan Bergaul

Dimana-mana teman itu adalah segalanya selain keluarga sendiri. Disaat ada masalah, maka orang-orang terdekat kita akan menghampiri, mendekat membantu menyelesaikan masalahmu. Termasuk di pesantren, bahkan hubungan dekat dengan teman di pesantren lebih akrab, sebab selama 24 jam di pesantren kita selalu berada dalam lingkaran teman-teman sekelas, se asrama, se tempat tidur.

Maka bagi santri baru, memperbanyak bergaul adalah salah satu solusi melawan ketidakbetahan di pesantren.

4. Dekatkan Diri Dengan  Guru

Di pesantren, guru kita adalah orang tua kita. Posisi orang tuamu dimabil alih oleh guru selama di pesantren. Maka tidak salah jika kamu mendekati mereka, memuliakan guru layaknya orang tua. Terkadang selain teman, guru adalah tempat curhat paling baik, sebab guru sudah tentu lebih banyak pengalaman hidupnya.


Guru selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk anak didiknya. Tidak ada guru yang tidak bahagia anak didiknya betah di pesantren, selalu aktif dan ceria. Guru kerap memotivasi para santri, memberi inspirasi dan menjadi suri tauladan yang baik untuk santri. Maka jangan jauhi guru jika ingin selalu betah di pesantren, karena guru juga bisa menjadi teman yang baik dengan catatan kamu memperhatikan sopan santun beradaptasi dengan gurumu.

9 Tips Menarik Untuk Santri Baru Agar Betah Di Pesantren


5. Aktif Mengikuti Kegiatan Yang Positif

Di pesantren ada banyak sekali kegiatan ekstrakurikuler yang bisa kamu ikuti, baik itu kegiatan bentuk olahraga maupun sifatnya akademis, seperti kursus dan lain sebagainya. Tapi dominannya, anak-anak lebih menyukai kegiatan outdoor, seperti pramuka, pencak silat maupun olahraga, sepak bola, basket dll. Setiap pesantren berbeda-beda kegiatan ekstrakurikulernya. Meskipun di pesantren, semua kegiatan ekstrakurikuler wajib di ikuti, seperti latihan pramuka, pidato, tapi ada kegiatan tertentu sifatnya tidak wajib.

Nah, bagi kamu yang masih baru, silakan ikuti semua kegiatan yang sesuai bakat minat kamu. Biasanya santri baru sangat di tunggu-tunggu oleh bagian pennaggung jawab kegiatan ekstrakurikuler masing-masing. Sebab mereka yakin setiap santri baru ada bakat masing-masing yang sudah mulai terasah sejak sekolah dasarnya. Mengikuti kegiatan pesantren dapat mengurangi tidak betah di pesantren, bahkan tidak sempat terpikir pun selain dunia pesantren, karena kamu sellau sibuk dengan aneka kegiatan.

6. Menghemat Pengeluaran

Dalam mencari ilmu memang di butuhkan pengorbanan harta yang harus di keluarkan. Baik untuk kepentingan pribadi atau kewajban bulanan pesantren. Untuk itu dengan menghemat uang jajan kita di pesantren, selain kita bisa menabung, kita juga akan terbantu ketika ada kebutuhan yang mendadak. Dengan membuat perencanaan  yang baik, akan membantu kita dalam menghemat pengeluaran. Kita mengeluarkan uang ketika benar benar untuk hal yang kita butuhkan. Tidak hanya sekedar membeli barang yang kita inginkan yang sedikit manfaatnya bagi kita, apabila hanya untuk sekedar pamer.



7. Berakhlak Baik

Adab diatas ilmu. Terkadang kenapa kita tidak betah di pesantren, mungkin karena orang sekitar kita enggan berteman karena perilaku kita yang tidak baik. Ini juga perlu ingat. Apalagi santri baru, karena tidak semua anak sama tipikal dengan kita, tidak semua orang nyaman dengan sikap kita. Ketika perangai kita tidak disenangi orang lain, maka mereka pasti akan menjauhi.


Setiap orang yang memiliki akhlak yang baik pasti akan diterima oleh semua kalangan, di senangi oleh guru dan kawan bahkan saat terjun di masyarakat pun, orang-orang akan menilai terlebih dahulu pada akhlak yang kita miliki. Orang akan menilai atau menghargai kita dari pakaian sebelum kita duduk dalam sebuah majlis, dan orang akan menilai dan menghargai kita setelah kita duduk di majlis tersbut dari akhlak yang kita miliki. Dalam kehidupan sering kita temui, disaat ada tamu atau pejabat yang berpakaian rapi sangat di hormati, tapi kalua perangainya tidak baik jangan harap orang-orang akan memuliakannya lagi.  


8. Meminta Keridhaan  Orang Tua

Keridhaan Allah ada pada keridhaan orang tua, dan murkanya Allah ada pada murkanya orang tua. Dengan meminta keridhaan orang tua membuat jalan hidup kita di permudah ketika di pesantren. Tidak hanya kita yang harus ikhlas, sabar untuk tidak bertemu dengan orang tua dalam waktu yang tidak sebentar  ketika menuntut ilmu di pesantren. Orang tuapun juga harus ikhlas merelakan anaknya belajar di pesntren.

9 Tips Menarik Untuk Santri Baru Agar Betah Di Pesantren


9. Rajin Beribadah dan Berdoa

Selian kewajiban beribadah kepada Allah akan membuat kita semakin dekat dengan Allah. Dengan banyak mengingat Allah. Allah juga akan mengingat kita. Contohnya, melaksanakan sholat dan membaca Al Qur’an . Juga berdoa. berdoa ketika setelah shalat wajib maupun shalat sunah. Usaha tanpa doa itu omong kosong, doa tanpa usaha itu bohong. Usaha sudah di laksanakan, dan di sempurnakan dengan menambahkan doa, baik sebelum maupun sesudah usaha.  Setelah kita berusaha untuk betah hidup di pondok kita jangan lupa berdoa kepada Allah yang mampu membolak-balikkan hati manusia, memohon agar selalu diteguhkan hati untuk bertahan di pesantren. Kita berdoa agar di berikan ketenangan hidup di pesantren, di berikan kesehatan kebetahan kelancaran dalam semua urusan kita.



Demikianlah beberapa Tips utuk santri agar betah hidup di pesantren. Memang awalnya berat, namun dengan usaha yang sungguh sungguh, insyaallah Allah juga akan membantu kita agar membalikkan hati kita selalu betah hidup di pesantren.



Sumber : darunnajah.com



Baca selengkapnya

Senin, 27 Februari 2017

Menjadi Santri, Beratnya Perjuangan Namun Kaya Pengalaman

Menjadi Santri, Beratnya Perjuangan Namun Kaya  Pengalaman

Hikayatsantri.com- Jika kita ingin men-survei pada santri— atau setiap orang yang pernah nyantri  tentang apa yang mereka rasakan selama di pesantren, pasti tidak sedikit yang menjawab bahwa kehidupan pesantren itu lelah dan melelahkan tapi menyenangkan. Ya, karena memang begitu adanya. Kehidupan pesantren yang penuh dengan kegiatan dan disiplin menjadikan santri terasa berat menjalaninya.
Perasaan tersebut tidak terlepas dari banyak kendala yang mereka hadapi selama menjadi santri, terutama dalam mengikuti disiplin—terlebih lagi jika ada santri yang background hidupnya dalam lingkungan orang berada—tidak terbiasa dengan dengan kehidupan yang serba kekurangan— dan selalu diatur dengan berbagai disiplin. Lebih jelasnya, kehidupan pesantren itu sangat sulit dijalani bagi setiap anak yang selalu dimanjakan oleh orang tuanya. Yang kehidupannya serba ada, dan hidupnya jarang diatur dan selalu dilayani, bukan melayani.
  • BACA JUGA : 

Selagi Nyantri Belajarlah Sungguh-Sungguh, Jangan Nyesal Setelah Jadi Alumni

Nah, untuk memasuki dunia pesantren sendiri hendaknya setiap individu melepaskan sikap ketergantungan pada orang lain, termasuk orang tua. Harus berani melepaskan diri dari bayang-bayang kehidupan yang selalu merasa enak dan nyaman. Jika hal-hal tersebut sudah siap, mental sudah kuat, dan niatnya sudah benar dan tekad untuk masuk pesantren sudah bulat, saat itulah baru seseorang dengan mudahnya beradaptasi dengan dunia pesantren.
Namun, jika sifat manja masih dipelihara—dan selalu ingin hidup enak dan dilayani, jangan harap bisa sukses hidup di pesantren. Sebenarnya hal ini bukan saja berlaku bagi santri yang datang dari keluarga yang mampu—karena ia bisa saja terjadi pada setiap anak yang kehidupannya lumayan dimanjakan oleh orang tuanya.
Alangkah baiknya, sebelum beranjak masuk ke pesantren persiapkan diri dengan matang dan harus sadar bahwa kehidupan pesantren itu lelah dan melelahkan, membutuhkan sejuta perjuangan dan pengorbanan untuk menaklukkannya.


Hidup pesantren itu banyak pahitnya juga banyak manisnya. Yang jelas, pengalaman kamu semakin hari semakin bertambah

Menjadi Santri, Beratnya Perjuangan Namun Kaya  Pengalaman

Yang harus dipahami adalah bahwa hidup di pesantren itu tidak semudah merebahkan badan diatas kasur yang empuk. Jalannya kehidupan pesantren berliku, terjal dan penuh tantangan. Perjuangan demi perjuangan akan kita hadapi. Berbagai disiplin harus kita ikuti. Berbagai aneka makanan, enak atau tidak tidak enak harus kita nikmati. Tidak ada cara lain sukses hidup di pesantren kecuali dengan bersabar dan bertahan dengan semangat perjuangan dan jihad fi sabilillah. Niatkan bahwa tujuan ke pesantren untuk menuntut ilmu sebagai ibadah dan sudah siap menerima berbagai resiko, jauh dari orang tua dan sebagainya.
  • BACA JUGA : 

Beruntunglah Bagi Kamu Yang Pernah Nyantri Karena Kamu Dididik selama 24 Jam oleh Gurumu

Namun, dari sekian banyak rintangan juga banyak terdapat sejumlah pengalaman tentunya. Pengalaman hidup yang sangat berharga tiada tara. Tidak ada kehidupan yang paling indah kecuali hidup di pesantren. Yang penuh dengan suka dan duka. Masalah yang datang silih berganti menjadi teman hidup yang harus dijalani bersama—tapi dengan masalah tersebutlah seseorang mendapatkan pengalaman yang sangat mahal. Karena seseorang akan mudah menjalani kehidupan jika banyak pengalaman hidup yang pernah ia rasakan.

Meskipun berat, tapi dibalik beratnya perjuanganmu ada kemuliaan dan keindahan yang akan kamu rasakan

Menjadi Santri, Beratnya Perjuangan Namun Kaya  Pengalaman

Akhirnya segalanya, siapapun yang sudah benar niatnya untuk hidup di pesantren kesuksesan akan menghampirinya. Tanpa terkecuali, baik ia datang keluarga yang berada ataupun tidak. Karena perbedaan strata kehidupan tidak membedakan kehidupan santri di pesantren, status mereka tetap sama atas nama santri. Yang akan sama-sama berjuang, bekerja, merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain, yang duduk sama rendah dan yang berdiri sama tinggi. Karena tidak sedikit santri yang berasal dari keluarga kaya kehidupannya sugguh memprihatinkan dari santri yang lain, bukan tidak dipedulikan oleh orang tuanya, tapi karena kesederhanaanyang dimilikinya.
Jika benar niatnya, maka mudah jalannya menjadi santri. Dan harus yakin, dibalik perjuangan yang berat, ada kemuliaan dan keindahan didalamnya. Cepat atau lambat semua akan terasa. Sudah siap jadi santri ?
Sekian.


  •  BACA JUGA : 

Meskipun Pesantren Terasa Seperti Penjara, Tapi ia Seperti Ibu Kandung Yang Akan Dikenang Sepanjang Masa

Baca selengkapnya

Jumat, 06 Januari 2017

Selagi Nyantri Belajarlah Sungguh-Sungguh, Jangan Nyesal Setelah Jadi Alumni

Selagi Nyantri Belajarlah Sungguh-Sungguh, Jangan Nyesal Setelah Jadi Alumni

Masih ingat bait Mahfudzat yang berbunyi ; Ijhad Wala Taksal Fanadamatul ‘Uqba Liman Yatakasal” ?
Ya. Mahfudzat ini mengingatkan kita agar tidak bermalas-malasan saat belajar—karena penyesalan hanyalah bagi orang-orang yang malas.
Di pesantren, dengan disiplin belajar yang ketat—tidak menjamin santrinya akan belajar dengan sungguh-sungguh. Kenapa? Karena kesungguhan dalam belajar sangat tergantung pada individu santri.
Sejauh mana kamu sadar—sejauh itu pula keseriusan dan kesungguhanmu dalam belajar. Sebesar mana keinsyafanmu—sebesar itu pula keberuntunganmu.
Kalau ditanya tentang Mahfudzat Man Jadda Wa Jada pada setiap santri—mungkin sudah hafal diluar kepala—mereka sudah mempelajarinya—memahami dan menghafalnya dengan lancar. Namun sayang—sebahagian mereka hanya sekedar menghafal atau memahami tapi tidak dengan mengamalkannya.
Kapan mereka sadar? Setelah selesai dari pendidikan pesantren atau jadi alumni.
Gunakan kesempatan yang ada—karena ia akan hilang bila kamu tidak menggunakannya sebaik mungkin
Selagi Nyantri Belajarlah Sungguh-Sungguh, Jangan Nyesal Setelah Jadi Alumni
Pahamilah, bahwa kesempatan itu sangat singkat. Ada banyak orang yang menyia-nyiakan kesempatan yang akhirnya menyesal. Ambil dan gunakan kesempatan tersebut—karena bisa jadi kesempatan itu hanya sekali dalam hidupmu.
Baca Juga : 

Sebelum Masuk ke Pesantren, Jawab Dulu Pertanyaan ini. Ke Pesantren Apa Yang kamu Cari ?

Maka, selagi masih jadi santri—belajarlah dengan sungguh-sungguh. Setelah menjadi alumni kamu tidak akan pernah lagi bisa mengulangi kehidupan jadi santri—karena kesempatan itu telah pergi—hanya penyesalan yang bisa kamu ratapi. Telambat sudah.
Saat kamu jadi santri—kamu tidak pernah tahu atau belum tahu bagaimana hidup ini sebenarnya—seandainya semua orang bisa melihat masa depannya—mungkin mustahil ada orang malas di dunia ini. Tapi sayang, kita tidak akan pernah tahu akan nasib di kemudian hari. Bertanyalah pada orang-orang yang sudah duluan hidup—maka kamu akan tahu bagaimana lelahnya kehidupan.
Yakin kamu gak menyesal nanti? Coba tanya ke alumni bagaimana hidup di luar pesantren—setelah kamu dengar jawabannya—masih mau malas belajar?
Selagi Nyantri Belajarlah Sungguh-Sungguh, Jangan Nyesal Setelah Jadi Alumni
Kemungkinan ada dua jawaban saat kamu bertanya kepada alumni—bagaimana kehidupan setelah jadi alumni. Antara mudah dan susah—mudah bagi mereka yang belajar sungguh-sungguh—dan susah bagi mereka yang tidak belajar dengan sungguh-sungguh.
Mengetahui kehidupan orang yang lebih dahulu lahir dari kita sangat penting. Agar kita bisa mengambil pelajaran hidup. Karena mereka sudah merasakan bagaimana suka duka getirnya kehidupan. Maka tidak heran—jika ustadz-ustadzmu sering menasehatimu agar belajar dengan rajin—karena mereka sudah menjalani kehidupan jauh sebeleum kamu jalani.
Baca Juga : 

Mau Sukses di Pesantren ? Jadikan Pesantren Sebagai Pilihan, Bukan Tempat Pelarian

Ingatlah jerih payah orangtua dirumah—niscaya kamu akan selalu belajar dengan sungguh-sungguh
Selagi Nyantri Belajarlah Sungguh-Sungguh, Jangan Nyesal Setelah Jadi Alumni

Pernah gak kamu ingat jasa orang tuamu? Bagaimana mereka bekerja menafkahi keluargamu—membayar biaya pendidikanmu dan sebagainya—termasuk jajan dan biaya perlengkapan belajarmu.
Coba kamu hitung setiap hari berapa uang yang kamu terima setiap minggunya diberikan oleh orang tuamu—berapa biaya yang sudah dikeluarkan setiap bulannya untuk biaya pendidikanmu.
Ini penting—agar kamu selalu sadar dan memikirkan seribu kali untuk tidak belajar dengan sungguh-sungguh. Kemudian di akhir pendidikanmu—coba kalikan semua berapa biaya yang sudah digelontorkan oleh orang tuamu selama nyantri.
Terkadang kita butuh menghitung jasa orang tua—agar kita selalu sadar akan jerih payahnya—terkadang hidayah itu tidak datang sendirinya—kita mesti bergerak mengerjakan sesuatu agar hidayah itu datang.
Berjanjilah, bahwa kamu akan bayar segala jasa dan jerih payah orangtuamu dengan kesuksesanmu kelak. Mereka tidak meminta pertanggungjawaban atas biaya yang telah mereka habiskan untuk kamu—mereka hanya ingin melihat kamu kelak bertanggung jawab atas dirimu sendiri—menjadi anak yang shaleh—berguna bagi agama, nusa dan bangsa. Itu saja.
Jadi, selagi masih nyantri—belajarlah dengan sungguh-sungguh dan jangan lupa berdoa agar langkahmu di pesantren selalu bersinar. Minta doa kepada orang tua dan guru. Jadilan santri yang tahu diri.
Sekian !
Baca  Juga : 

3 Tempat Ini Santri Sering Tertidur, Nomor 2 Paling Tidak Masuk Akal



Baca selengkapnya

Senin, 02 Januari 2017

Sebelum Masuk ke Pesantren, Jawab Dulu Pertanyaan ini. Ke Pesantren Apa Yang kamu Cari ?

Sebelum Masuk ke Pesantren, Jawab Dulu Pertanyaan ini.  Ke Pesantren Apa Yang kamu Cari ?
photo via google
Kalau kamu berkunjung ke beberapa pesantren, khususnya pesantren bersistem modern, sebut saja seperti Pondok Modern Darussalam Gontor di Jawa Timur, Kamu pasti akan menemukan tulisan pertanyaan tersebut yang terpampang jelas bisa dibaca oleh setiap orang.

Sekilas, mungkin membaca pertanyaan tersebut hanya biasa-biasa saja bagi sebahagian orang. Namun, pertanyaan yang terdiri beberapa kata ini sangat dalam maknanya bagi santri bagi yang ingin memaknainya.

BACA JUGA : Saat Telat Balik ke Pesantren Setelah Liburan, "Surat Dokter" Senjata Paling Ampuh Santri Untuk Menambah Perizinan

         Mau Sukses di Pesantren ? Jadikan Pesantren Sebagai Pilihan, Bukan Tempat Pelarian
Pertanyaan ini sebagai pengingat dan penyemangat bahwa santri harus selalu teringat akan maksud dan tujuan ke pesantren

Sebelum Masuk ke Pesantren, Jawab Dulu Pertanyaan ini.  Ke Pesantren Apa Yang kamu Cari ?
photo via google
Pertanyaan sederhana tersebut penuh dengan pendidikan dan mengandung makna yang sangat inspiratif. Ia seakan mengingatkan kepada santri bahwa apa sebenarnya tujuan mereka masuk ke pesantren.

Dengan selalu berpegang pada cita-cita awal masuk ke pesantren, santri akan selalu belajar dengan serius di pesantren. Fokus pada titik tujuan utama, merupakan upaya seseorang menggapai kesuksesan yang ingin dituju.

Pertanyaan tersebutlah yang selalu menjadikan santri fokus pada cita-cita yang ia niatkan pada saat pertama sekali menginjakkan kaki di pesantren.

Disaat tertentu santri pasti menemukan rasa bosan atau malas belajar, membaca pertanyaan tersebut dapat mengembalikan semangat kamu sabagai santri

Sebelum Masuk ke Pesantren, Jawab Dulu Pertanyaan ini.  Ke Pesantren Apa Yang kamu Cari ?
photo via almanardocumentary
Tak dapat dipungkiri, dengan kehidupan pesantren yang penuh dengan kegiatan kadangkala membuat santri merasa bosan atau timbul rasa malas mengikuti kegiatan tertentu. Disaat itulah kehidupan santri tersebut memasuki zona kurang stabil, bahkan jika perasaan tersebut tidak segera disembuhkan dapat menyebabkan santri tersebut hengkang di pesantren karena merasa tidak betah lagi.

Biasanya, dewan guru atau pengurus pesantren akan memantau dan mengawasi para santrinya yang sudah terlihat tidak betah lagi, melalui absensi kegiatan pesantren atau melalui kakak letingnya. Karena santri yang merasa sudah tidak betah sangat mudah terlihat dengan tindak tanduknya yang berubah dalam kesehariannya.
Nah, selain nasehat dewan guru atau dorongan kawan-kawan terdekat, tulisan “ Ke Pesantren Apa Yang kamu Cari ? “ bisa menjadi solusi untuk mengembalikan ‘azm (Baca : Kemauan) santri untuk dapat belajar dengan sungguh guna menggapai cita-cita atau tujuan utama masuk ke pesantren.

BACA JUGA : 7 Hal ini Mesti Kamu Ketahui Kenapa Pesantren Menjadi Dasar Pilihan dan Kesuksesanmu
      BACA JUGA : Muhadharah, Upaya Pesantren Mencetak Orator Ulung


Bagi Kamu yang ingin masuk ke Pesantren, cermati, hayati dan dalami pertanyaan tersebut. Sehingga kehidupanmu di pesantren akan selalu terarah

Sebelum Masuk ke Pesantren, Jawab Dulu Pertanyaan ini.  Ke Pesantren Apa Yang kamu Cari ?
photo via almanardocumentary
Pertanyaan tersebut sangat penting dijawab oleh siapa saja yang ingin masuk pesantren. Jawablah pertanyaan tersebut terlebih dahulu, kemudian baru putuskan dan kuatkan tekadmu bahwa kamu benar-benar serius ingin sekolah di pesantren.

Banyak orang (sebahagian) masuk pesantren terkadang masuk pesantren karena terpaksa, keinginan orang tua yang sangat kuat sehingga ia terpaksa mengiyakan untuk membuat orang tua bahagia sesaat. Hal seperti ini kurang baik untuk diamalkan. Karena, banyak santri yang tekadnya tidak kuat sekolah di pesantren karena terpaksa akan kandas di tengah jalan. Dan ini patut di cermati oleh orang tua yang ingin memasukkan anaknya ke pesantren. Jangan paksakan ia terlebih dahulu, pahami, beri ia pencerahan, dan doakan anakmu semoga ia mendapatkan hidayah sehingga timbul minat dari dirinya sendiri masuk ke pesantren. Dan ini akan lebih baik nantinya.

Inilah pesantren, kadang kala hanya dengan tulisan bisa menggerakkan santri untuk terus berbuat, bekerja, bersemangat. Makanya tidak heran jika ada kata-kata, “ Apa yang kamu lihat, apa yang kamu dengar, apa yang kamu rasakan, “ itulah Pendidikan.

Sekian.
BACA JUGA : Beruntunglah Bagi Kamu Yang Pernah Nyantri Karena Kamu Dididik selama 24 Jam oleh Gurumu
 Santri, Disaat Kamu Mulai Merasa Malas Belajar, Ingatlah Bahwa Orangtuamu di Rumah Sedang Berjuang Untukmu

Baca selengkapnya

Kamis, 17 November 2016

Beruntunglah Bagi Kamu Yang Pernah Nyantri Karena Kamu Dididik selama 24 Jam oleh Gurumu

Beruntunglah Bagi Kamu Yang Pernah Nyantri Karena Kamu Dididik selama 24 Jam oleh Gurumu
santri, pendidikan sepanjang hari dan malam , photo via google
Sadar atau tidak bagi kamu yang pernah nyantri pasti pernah terpikir bahwa kamu orang yang sangat beruntung karena pernah jadi santri. Kamu akan mengingat kembali kenangan selama nyantri yang kehidupannya penuh dengan nilai pendidikan, suka dan duka.
Kamu akan ingat lagi pengalaman pahit kamu saat melanggar disiplin lalu di hukum oleh gurumu dan akhirnya kamu sadar bahwa apa yang kamu langgar itu salah dan hukuman yang gurumu berikan saat itu sangat pantas kamu terima.
Kamu akan ingat kembali terhadap teman-temanmu yang suka bikin iseng, sehingga kamu selalu tertawa karenanya. Kamu akan ingat lagi akan barang-barang temanmu yang juga jadi milikmu (pijam). Kamu akan ingat lagi terhadap teman-temanmu yang selalu setia meminjamkan peralatan mandinya tiap kamu mandi. #haha
Dan kamu akan merasa bangga dan terharu saat mengingat jasa gurumu yang selalu semangat dan ikhlas mendidikmu, membinamu selama 24 jam. Dari bangun tidur hingga tidur kembali.
Kamu akan sadar bahwa kamu orang yang  beruntung saat kamu bandingkan pendidikanmu dengan temanmu yang non pesantren
Nilai pendidikan yang kamu terima setiap hari menjadikanmu selalu berarti selama kamu hidup saat berada di luar pesantren. Disaat kamu menemukan pekerjaan yang orang non pesantren terasa berat tapi bagi kamu bukan sebuah kesulitan. Dan kamu akan menyadari, bahwa kamu orang beruntung karena sudah pernah di bimbing dengan segala bentuk pekerjaan oleh gurumu.
Nilai ukhuwah antar teman pesantrenmu terasa sangat erat. Mengerjakan sesuatu yang lumayan berat hanya dihadiahkan dengan se-ember air sirup saja kamu sudah bahagia. Kamu menjadi kuat mengerjakan semua itu karena ikatan ukhuwah dengan teman-temanmu yang selalu setia mendampingi.
Gurumu senantiasa mengontrol pekerjaanmu dan mereka juga ikut bekerja dengamu
Beruntunglah Bagi Kamu Yang Pernah Nyantri Karena Kamu Dididik selama 24 Jam oleh Gurumu
gurumu selalu ada untuk mengarahkanmu. Photo via google
Setiap kegiatan pesantren selalu di dampingi oleh ustadz atau guru, dan guru tersebut disebut sebagai musyrif atau supervisormu. Mereka ditunjuk oleh pimpinan pesantren untuk membimbingmu dalam menyukseskan suatu kegiatan.
Nilai gotong royong pun akan kamu dapatkan selama bekerja. Gurumu senantiasa mengarahkanmu bahkan ianya ikut terjun langsung sama-sama bekerja denganmu.
Kamu dididik untuk menjadi pemimpin oleh gurumu. Memimpin sebuah tugas besar yang harus berjalan sukses. Kamu diajak untuk berpikir mengleurkan ide-ide briliant untuk memeriahkan acara tersebut.
Ide-ide gilapun akan lahir disaat kamu merumbuk dengan teman-temanmu yang lain. Disitulah pendidikan memusyawarahkan sesuatu sebelum bertindak akan kamu dapatkan. Kamu diajarkan untuk berdiskusi dalam mempersiapkan sesuatu. Kamu diajarkan untuk merangkul teman-temanmu yang lain untuk sama-sama bekerja.
Gurumu mendidikmu untuk menjadi orang yang siap dipimpin dan siap menjadi pemimpin
Beruntunglah Bagi Kamu Yang Pernah Nyantri Karena Kamu Dididik selama 24 Jam oleh Gurumu
mereka sellau ikhlas mendidikmu. photo via google
Pesantren mencetak mental pemimpin kepada santri dengan sistem penugasan. Kamu akan ditugaskan untuk menjadi mudabbir atau dengan posisi tertentu di organisasi.
Kamu dituntut untuk siap memimpin yang lain sementara kamu tetap berada dalam kepemimpinan gurumu. Kedewasaanmu mulai diuji bagaimana kamu memposisikan diri disaat kamu diberi amanah untuk menuntaskan sesuatu.
Kamu akan senantiasa dipanggil dan dinasehati oleh gurumu. Kritik dan masukan yang kamu terima dari gurumu adalah bagian dari pada nilai pendidikan. Gurumu senantiasa mendengar curhatmu disaat kamu menjadi masalah. Selain gurumju, ia juga berusaha memposisikan diri sebagai sahabata terbaikmu yang selalu mendengar keluh kesahmu dan menyemangatimu.
Dia tidak mengharapkan apa-apa darimu melainkan kesuksesanmu kelas setelah menyelesaikan pendidikan di pesantren. Gurumu adalah orangtuamu di pesantren. Menghormati mereka merupakan sebuah kemuliaan dan anjuran. Orang tua dan guru orang yang harus di hormati.
Sekian !




Baca selengkapnya

Kamis, 10 November 2016

Santri, Disaat Kamu Mulai Merasa Malas Belajar, Ingatlah Bahwa Orangtuamu di Rumah Sedang Berjuang Untukmu

Santri, Disaat Kamu Mulai Merasa Malas Belajar, Ingatlah Bahwa Orangtuamu di Rumah Sedang Berjuang Untukmu
sumber foto : google
Engkau adalah harapan besar bagi orang tuamu. Mereka merasakan hal yang sama denganmu, berat hati mengirimmu ke pesantren. Tetapi demi cinta, kasih sayang, dan masa depanmu, semua itu dilakukan. Karena mereka tahu, di pesantren engkau belajar untuk membangun masa depanmu

Rasa malas sering terjadi pada setiap orang, tak terkecuali kepada santri. Meskipun dengan segala kegiatan dan disiplin yang ketat tidak menutup kemungkinan para santri merasa bosan dan malas untuk belajar ataupun mengikuti setiap kegiatan di pesantren.
Namun ketika rasa malas mulai melanda hidupmu wahai para santri, segeralah atasinya dengan mengingat jerih payah orang tuamu di rumah. Ingatlah bahwa orang tuamu sedang mati-matian mengais rezeki demi membiayai pendidikanmu.
Coba kamu bayangkan bagaimana usaha orang tuamu bekerja, mereka bangun pagi-pagi buta untuk mencari rezeki, untuk keluargamu, tentunya untuk kamu. Kadang-kadang mereka pada malamnya belum cukup istirahat karena lembur kerja, kemudian paginya bangun lebih awal. Bahkan ada yang buru-buru berangkat kerja sehingga tidak sempat sarapan pagi, karena takut terlambat masuk kerja dan sebagainya. Belum lagi yang bekerja di tempat yang bosnya sangat disiplin, yang tidak toleran sama sekali bagi pekerjanya yang terlambat.
Santri, Disaat Kamu Mulai Merasa Malas Belajar, Ingatlah Bahwa Orangtuamu di Rumah Sedang Berjuang Untukmu
masihkah kamu bermalas-malasan belajar? |foto : google

Apapun profesi orang tuamu usaha mereka tetap sama. Jadi jangan pernah berpikir bahwa kalau orang tuamu yang bekerja di kantor lebih mudah. Mereka melawan segala resiko bahkan kadang-kadang mereka mengabaikan kesehatan untuk tetap bekerja.
Jika dengan perjuangan diatas kamu belum juga menyadarinya, cobalah untuk menghitung jumlah uang jajan yang sudah diberikan kepadamu sejak awal kamu di masukkan ke pesantren. Ditambah lagi dengan biaya pendidika bulanan, tahunan dan biaya segala kebutuhan kamu di pesantren. Kalkulasi semua itu. Berapa kira-kira total keseluruhan uang orang tuamu telah habis. Masihkah kamu bermain-main tidak belajar di pesantren?
Dan biasakanlah selalu untuk mencatat setiap  minggunya uang jajan yang sudah kamu terima. Agar kamu selalu teringat kepada perjuangan orang tuamu. Jangan lupa berdoa untuk mereka. Doamu adalah kekuatan mereka dalam bekerja.
Tidak harapan yang paling besar bagi orang tuamu kecuali hanya harapan agar kamu bisa belajar yang baik di pesantren demi kebahagiaanmu kelak yang menjadi kebanggaan tersendiri bagi mereka. Setiap orang tua mengharapkan yang terbaik untuk anak mereka. Mereka berusaha untuk menjadikan kamu lebih baik dari mereka. Lebih berilmu, lebih bertaqwa, lebih berkualitas dari pada mereka.
Karena apa yang mereka lakukan untuk kamu hari ini, hanya semata-mata untuk kebaikan masa depanmu. Kamu adalah orang yang akan melanjutkan estafet kehidupan. Karena mereka suatu saat akan pergi meninggalkanmu selamanya. Disaat kamu kehilangan mereka, disitulah apa yang selama ini orang tuamu harapkan dapat kamu jalankan. Mengamalkan ilmumu, bekerja lebih rajin dan lebih mandiri.
Percayalah, orang tuamu memasukkan kamu pesantren bukan bermaksud menjauhkanmu, melainkan untuk mempersiapkan kamu menjadi orang yang sukses, yang terbaik sepanjang hidupmu disaat mereka sudah tidak ada lagi disampingmu.
Buanglah rasa malasmu setiap saat. Belajarlah dengan sungguh-sungguh. Karena kesugguhanmu akan membuahkan hasil suatu saat nanti. Karena hasil tidak mengkhianati usaha seseorang.
Akhir kata, orangtuamu adalah kebahagiaanmu. Selagi mereka masih hidup dan sehat, tunjukkan baktimu kepada mereka dengan belajar jauh lebih giat. Jangan sampai engkau menyesal belum berbakti kepada mereka saat mereka dipanggil oleh Yang Maha Kuasa.
Masihkah kamu malas belajar?
Pikirkan baik-baik.

Sekian !

Baca selengkapnya