Tampilkan postingan dengan label kehidupan santri. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kehidupan santri. Tampilkan semua postingan

Jumat, 06 Januari 2017

Selagi Nyantri Belajarlah Sungguh-Sungguh, Jangan Nyesal Setelah Jadi Alumni

Selagi Nyantri Belajarlah Sungguh-Sungguh, Jangan Nyesal Setelah Jadi Alumni

Masih ingat bait Mahfudzat yang berbunyi ; Ijhad Wala Taksal Fanadamatul ‘Uqba Liman Yatakasal” ?
Ya. Mahfudzat ini mengingatkan kita agar tidak bermalas-malasan saat belajar—karena penyesalan hanyalah bagi orang-orang yang malas.
Di pesantren, dengan disiplin belajar yang ketat—tidak menjamin santrinya akan belajar dengan sungguh-sungguh. Kenapa? Karena kesungguhan dalam belajar sangat tergantung pada individu santri.
Sejauh mana kamu sadar—sejauh itu pula keseriusan dan kesungguhanmu dalam belajar. Sebesar mana keinsyafanmu—sebesar itu pula keberuntunganmu.
Kalau ditanya tentang Mahfudzat Man Jadda Wa Jada pada setiap santri—mungkin sudah hafal diluar kepala—mereka sudah mempelajarinya—memahami dan menghafalnya dengan lancar. Namun sayang—sebahagian mereka hanya sekedar menghafal atau memahami tapi tidak dengan mengamalkannya.
Kapan mereka sadar? Setelah selesai dari pendidikan pesantren atau jadi alumni.
Gunakan kesempatan yang ada—karena ia akan hilang bila kamu tidak menggunakannya sebaik mungkin
Selagi Nyantri Belajarlah Sungguh-Sungguh, Jangan Nyesal Setelah Jadi Alumni
Pahamilah, bahwa kesempatan itu sangat singkat. Ada banyak orang yang menyia-nyiakan kesempatan yang akhirnya menyesal. Ambil dan gunakan kesempatan tersebut—karena bisa jadi kesempatan itu hanya sekali dalam hidupmu.
Baca Juga : 

Sebelum Masuk ke Pesantren, Jawab Dulu Pertanyaan ini. Ke Pesantren Apa Yang kamu Cari ?

Maka, selagi masih jadi santri—belajarlah dengan sungguh-sungguh. Setelah menjadi alumni kamu tidak akan pernah lagi bisa mengulangi kehidupan jadi santri—karena kesempatan itu telah pergi—hanya penyesalan yang bisa kamu ratapi. Telambat sudah.
Saat kamu jadi santri—kamu tidak pernah tahu atau belum tahu bagaimana hidup ini sebenarnya—seandainya semua orang bisa melihat masa depannya—mungkin mustahil ada orang malas di dunia ini. Tapi sayang, kita tidak akan pernah tahu akan nasib di kemudian hari. Bertanyalah pada orang-orang yang sudah duluan hidup—maka kamu akan tahu bagaimana lelahnya kehidupan.
Yakin kamu gak menyesal nanti? Coba tanya ke alumni bagaimana hidup di luar pesantren—setelah kamu dengar jawabannya—masih mau malas belajar?
Selagi Nyantri Belajarlah Sungguh-Sungguh, Jangan Nyesal Setelah Jadi Alumni
Kemungkinan ada dua jawaban saat kamu bertanya kepada alumni—bagaimana kehidupan setelah jadi alumni. Antara mudah dan susah—mudah bagi mereka yang belajar sungguh-sungguh—dan susah bagi mereka yang tidak belajar dengan sungguh-sungguh.
Mengetahui kehidupan orang yang lebih dahulu lahir dari kita sangat penting. Agar kita bisa mengambil pelajaran hidup. Karena mereka sudah merasakan bagaimana suka duka getirnya kehidupan. Maka tidak heran—jika ustadz-ustadzmu sering menasehatimu agar belajar dengan rajin—karena mereka sudah menjalani kehidupan jauh sebeleum kamu jalani.
Baca Juga : 

Mau Sukses di Pesantren ? Jadikan Pesantren Sebagai Pilihan, Bukan Tempat Pelarian

Ingatlah jerih payah orangtua dirumah—niscaya kamu akan selalu belajar dengan sungguh-sungguh
Selagi Nyantri Belajarlah Sungguh-Sungguh, Jangan Nyesal Setelah Jadi Alumni

Pernah gak kamu ingat jasa orang tuamu? Bagaimana mereka bekerja menafkahi keluargamu—membayar biaya pendidikanmu dan sebagainya—termasuk jajan dan biaya perlengkapan belajarmu.
Coba kamu hitung setiap hari berapa uang yang kamu terima setiap minggunya diberikan oleh orang tuamu—berapa biaya yang sudah dikeluarkan setiap bulannya untuk biaya pendidikanmu.
Ini penting—agar kamu selalu sadar dan memikirkan seribu kali untuk tidak belajar dengan sungguh-sungguh. Kemudian di akhir pendidikanmu—coba kalikan semua berapa biaya yang sudah digelontorkan oleh orang tuamu selama nyantri.
Terkadang kita butuh menghitung jasa orang tua—agar kita selalu sadar akan jerih payahnya—terkadang hidayah itu tidak datang sendirinya—kita mesti bergerak mengerjakan sesuatu agar hidayah itu datang.
Berjanjilah, bahwa kamu akan bayar segala jasa dan jerih payah orangtuamu dengan kesuksesanmu kelak. Mereka tidak meminta pertanggungjawaban atas biaya yang telah mereka habiskan untuk kamu—mereka hanya ingin melihat kamu kelak bertanggung jawab atas dirimu sendiri—menjadi anak yang shaleh—berguna bagi agama, nusa dan bangsa. Itu saja.
Jadi, selagi masih nyantri—belajarlah dengan sungguh-sungguh dan jangan lupa berdoa agar langkahmu di pesantren selalu bersinar. Minta doa kepada orang tua dan guru. Jadilan santri yang tahu diri.
Sekian !
Baca  Juga : 

3 Tempat Ini Santri Sering Tertidur, Nomor 2 Paling Tidak Masuk Akal



Baca selengkapnya

Selasa, 03 Januari 2017

Ini dia alasan kenapa alumni pesantren itu layak kamu jadikan suami. Yang akhwat jangan lupa baca !

Ini Dia Alasan Kenapa Alumni Pesantren Itu Layak Kamu Jadikan Suami. Yang Akhwat Jangan Lupa Baca
photo via google
Kehidupan pesantren memang tak habisnya untuk diulas. Pendidikan 24 jam ini mampu memberi kesan abadi bagi santrinya, tak terkecuali alumninya. Pahit getir kehidupan pesantren memberikan pelajaran berharga dalam kehidupan mereka.
Pesantren mendidik santrinya, menguatkan mentalnya, sehingga kelak menjadi “orang” yang tahan banting nan tangguh, tak lapuk oleh hujan, tak lekang oleh panas. Begitulah harapan dari hasil akhir pendidikan pesantren. Selain mumpuni bidang ilmu agama mereka juga dituntut memilki mental yang kuat. Tentunya dengan pendidikan pesantren yang penuh halangan dan rintangan, mereka mampu menjadi orang yang “hebat” dan berpengalaman.
Nah, bagi kamu para akhwat, alumni pesantren sangat layak untuk kamu jadikan sebagai imammu, berikut ini beberapa alasan yang bisa menjadi bahan pertimbangan untuk memilih mereka untuk menyempurnakan hidupmu.

ENGGAK BISA DIPUNGKIRI LAGI, PASTINYA DIA ADALAH COWOK YANG MANDIRI.
Salah satu motto pesantren adalah Kemandirian. Para santri dituntut untuk menjadi jiwa yang mandiri. Terlepas dari bantuan orang lain dan orang tua, mereka harus bekerja keras, belajar keras agar sukses belajar di pesantren. Mereka mencuci baju sendiri, kemudian merapikan lemari, kamar dan sebagainya. Otomatis kemandirian mereka selama di pesantren akan membekas hingga akhir hidupnya. Jadi, gimana? masih ragu untuk kamu jadikan suami?
LINGKUNGAN DI PESANTREN MEMBENTUKNYA UNTUK MENJADI PRIBADI YANG DISIPLIN
Pesantren itu komunitas yang hidupnya serba disiplin dan serba diatur. Bayangkan, mulai mereka bangun tidur pagi-pagi buta sudah masuk dalam zona wajib berdisiplin. Apapun kegiatan harus berdisplin, harus tepat waktu, harus menggunakan seragam yang sesuai, pokoknya dalam durasi waktu selama 24 jam dalam keadaan berdisplin.
Kira-kira kamu senang gak kalau dapat suami yang penuh dengan disiplin?
Bangun teratur, makan teratur, pakaian rapi, hidup kamu juga bakal teratur? Yakin ga mau? Pikir-pikir kembalilah !
MEMANG NGGAK SEMUA LULUSAN PESANTREN AKAN JADI USTADZ, TAPI PALING NGGAK PASTINYA DIA CUKUP PAHAM SOAL AGAMA

Ini Dia Alasan Kenapa Alumni Pesantren Itu Layak Kamu Jadikan Suami. Yang Akhwat Jangan Lupa Baca

Inti pendidikan pesantren itu alah pendidikan agamanya. Tapi selain ilmu agama mereka juga dibekali dengan ilmu umum, layaknya sekolah umum. Selain mereka juga di didik ilmu kehidupannya melalui kegiatan ektrakurikulernya.
Mereka juga mengaji kitab, kemudian ke mesjid wajib tepat waktu dan berjama’ah. Insyaallah nilai spritualitas pada diri mereka terjamin dan terjaga, ya walaupun gak semuanya jadi ulama.
Karena pesantren itu gak mengharuskan semua alumninya untu jadi ulama, jadi apa aja boleh, profesi apa aja OK, asalkan halal dan dalam lingkaran agama. Jadi guru boleh, tapi guru yang islami. Jadi pengusaha juga boleh, tapi pengusahan yang islami dan lain sebagainya. Pokoknya ilmu agama mereka harus kental setela tamat dari pesantren.
Gimana? Cocokkan?

 WALAU PEMAHAMAN AGAMANYA KUAT, COWOK PESANTREN TETAP ASYIK BUAT DIAJAK BERGAUL LHO!
Sebahagian orang beranggapan anak pesantren itu terlalu serius, kemudian enggan dan agak sulit diajak bercanda. Karena kerjaannya ngaji melulu.
Upss# jangan salah !
Anak pesantren itu banyak yang gila tetap waras loh ! #upss mereka juga super gokil, wah kalau uda ngerumpi sama kawan-kawan di pesantren disitu berkumpul semua perangainya. Ada yang tukang jail, suka buat iseng yang ga ada buat onar. #haha
Artinya apa? Mereka itu sangat asik diajak bergaul. Humoris dan penuh cerita lucu. Karena anak pesantren ada cara tersendiri menghibur diri mereka. Pokoknya anak pesantren itu gokil lah ! coba aja, kalau ga percaya.
KARENA KEBANYAKAN DARI MEREKA NGGAK MAU DEKAT SAMA CEWEK SEBELUM HALAL, KAMU YANG SUDAH DIPILIHNYA AKAN JADI SATU-SATUNYA BUAT DIA
 Dominannya mereka itu enggan dekat sama cewek sebelum halal. Makanya ia akan bekerja keras dahulu, kenal, langsung cari tahu siapa kamu, orang tuamu, datangi rumahmu, jumpai orang tuamu, dilamar langsung nikah. Kelar masalahnya. 

Jadi Enggak perlu deh curiga sama mantan-mantannya. Cukup kamu satu-satunya yang menjadi kekasih buat dia. Kekasih halal, pastinya.


BACA JUGA : 

Bagi Santri Mengantri itu Tidak Pernah Rugi Karena Disitulah Kesabaran Diuji

JANGAN KAGET KALAU CARA DIA BERKENALAN DENGANMU ATAU MERAYU SANGAT KUNO, PAKAI SURAT, KUNO TAPI SUPER ROMANTIS
Biasanya anak pesantren itu agak sedikit gaptek, kemudian kurang mengikuti tren luar pesantren, apalagi dalam hal hubungan gitu. Biasanya kalau mereka menyukai lawan jenis, mereka diam-diam mencari kesempatan. Berhubungan bukan dengan HP atau media sosial, di pesantren itu haram bawa alat elektronik.
Senjata mereka adalah selembar kertas aja, alias surat kecil-kecilan. Selain mudah dijangkau juga ga mau mau pakek media apalagi. Biasanya mereka akan cari akal buat kirim-kirim surat. Baik via lembaran buku atau titip sana sini. Bisnis terselubung lah kira-kira. Mungkin agak kuno, tapi kesannya sangat romantis loh !
Ya walaupun tidak sedikit dari mereka yang gagal, alias ketahuan. Karena ustadz-ustadznya sangat lihai membaca keadaan dan melakukan patroli dimana-mana.
Pokoknya kalau ada yang nakal di pesantren itu, ga lama bertahannya, karena cintanya terhalang oleh dinding pesantren, pasti ketahuan jua pada akhirnya.
COWOK PESANTREN PASTI PUNYA TEMAN-TEMAN SESAMA ANAK PESANTREN YANG SANGAT KOMPAK BAHKAN SUDAH KAYAK KELUARGA SENDIRI
Anak pesantren itu bukan kuper, mungkin hanya saja karena kurang mengikuti trend luar makanya terlihat malu-malu awalnya, tapi urusan pertemanan mereka sangat solid malahan. Mereka bersahabat selama 24 jam, layaknya keluarga sendiri yang tinggal satu atap.
Sosial mereka lumayan tinggi, ikatan persaudaraan mereka sangat kuat dan kompak. Jangan ragu kalau udah nikah nanti, urusan ditengah masyarakat insyaallah beres dech.

KAMU NGGAK AKAN BOSAN DENGAR CERITA, CERITANYA SELAMA DI PESANTREN DULU
Lika – liku kehidupan pesantren yang lumayan menantang dan sulit, pastinya ia mengoleksi banyak cerita. ceritanya pun aneh-aneh, mulai dari cerita hal baik, cerita kenakalannya di pesantren atau cerita-cerita unik lainnya. Pokoknya kalau kamu dengar cerita mereka pasti kamu bakal “pecah tawa” tapi gak semuanya gitu, ada juga cerita inspiratifnya.
Dongeng sebelum tidur insyaallah ga pernah habis, bakal ada selalu cerita yang di perdengarkan, dari episode ke episode. Kamu pasti akan terhibur dengan ceritanya.
Ini Dia Alasan Kenapa Alumni Pesantren Itu Layak Kamu Jadikan Suami. Yang Akhwat Jangan Lupa Baca
photo via google
PASTINYA DIA AKAN SENANG HATI MEMBIMBINGMU SOAL AGAMA
Jadi santri itu, selain dididik juga mendidik, selain siap dipimpin mereka juga siap memimpin. Jadi setiap mereka itu dituntut menjadi kakak leting yang bisa mengajari adik-adik leting dibawahnya. Mereka mengayomi, berbagi ilmu, dan mengajari adik-adiknya.
Disitulah pendidikan mereka, selain menerima pendidikan mereka juga memberi. Tentunya kalau kamu jadi istrinya pasti dengan senang hati ia membimbingmu.
DIA YANG SUDAH TERBIASA HIDUP DALAM KESEDERHANAAN AKAN SELALU MAMPU MEMBAWAMU MEMBAHAGIAKANMU LEWAT CARA-CARA SEDERHANA
Anak pesantren itu sangat susah dibedakan mana anak orang kaya mana yang gak, soalnya penampilan mereka sama. Bahkan anak yang kaya pun terlihat seperti orang yang tidak berada. Di pesantren kesederhanaan itu memang di didik, mulai dari kesetaraan dalam pendidikan, hingga makan minum pun sama. Biasanya mereka orangnya simpel, ga banyak janji langsung to the point.
Dia hanya ingin membuat kamu yang telah dipersuntingnya bahagia.
Gimana? Bersedia gak ukhti-ukhti ? #coba pikir 1000 kali dulu sebelum menyesal #upss

Sekian !

BACA JUGA : 

7 Hal ini Mesti Kamu Ketahui Kenapa Pesantren Menjadi Dasar Pilihan dan Kesuksesanmu

Baca selengkapnya

Minggu, 01 Januari 2017

Saat Telat Balik ke Pesantren Setelah Liburan, "Surat Dokter" Senjata Paling Ampuh Santri Untuk Menambah Perizinan

Saat Telat Balik ke Pesantren Setelah Liburan, "Surat Dokter"  Senjata Paling Ampuh Santri Untuk Menambah Perizinan
via Instagram pesantren story
Liburan memang mengasyikkan. Pun begitu dengan santri. Liburan adalah hal yang paling ditunggu setelah sekian lama mengikuti kegiatan pesantren.
Ada yang bilang bahwa saat waktu libur tiba, santri itu ibarat Kuda Lepas Dari Kandang #Upss, sepertinya ini tidak benar. Yang namanya liburan setiap orang pasti akan melepaskan segala kepenatan dan masalah yang berkelumat di pikirannya selama ini.
Salah satu upaya pesantren sebelum meliburkan santrinya adalah dengan taujihad wal irsyadat atau lebih dikenal dengan pemberian nasehat jelang liburan. Dan ini merupakan kegiatan paling penting dan wajib dilaksanakan setiap jelang perpulangan.
Inilah upaya pesantren biar santrinya tidak seperti istilah yang telah disebutkan sebelumnya. Agar para santri selalu berada on the track yang selalu menjadi santri dengan nilai-nilai kepesantrenan selalu diamalkannya dimanapun ia berada saat liburan.
BACA JUGA : Meskipun Pesantren Terasa Seperti Penjara, Tapi ia Seperti Ibu Kandung Yang Akan Dikenang Sepanjang Masa
Lalu, bagaimana reaksi santri pada detik-detik liburan akan segera berakhir. Pasti mereka akan mengecek kembali surat risalah safar (baca : surat perpulangan) dengan berharap ada sedikit keajaiban bahwa tanggal yang telah ditetapkan oleh pesantren untuk kembali ke pesantren dapat bergeser lebih lama lagi #haha
Biasanya, para santri mulai timbul rasa malas untuk kembali ke pesantren dengan berbagai alasan. Mulai dari masih nikmatnya bermain dengan teman-teman, masih banyak tempat wisata atau hiburan yang belum di kunjungi atau belum siapnya tugas tertentu yang diberikan oleh pesantren pada saat liburan.
Para santri pun mulai memikirkan trick jitu agar bisa menambah liburan lebih lama sedikit lagi. Ada yang berhasil menemukan solusi ada yang tidak. Itulah namanya sebuah usaha.
Saat Telat Balik ke Pesantren Setelah Liburan, "Surat Dokter"  Senjata Paling Ampuh Santri Untuk Menambah Perizinan
Via Instagram Pesantren Story

Pada hakikatnya, liburan adalah sebuah kegiatan atau pekerjaan yang hanya saja berubah dan berpindah dari salah satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya. Namun, kadang liburan membuat santri tidak betah lagi untuk kembali ke pesantren. Maka disinilah dituntut keaktifan para orag tua wali untuk mengontrol penuh kegiatan anaknya saat liburan, agar tidak terpengaruh dengan lainnya.
Jadi, tidak ada istilah berakhir liburan tidak mau kembali lagi ke pesantren atau merasa liburannya terlalu singkat. Anggap saja liburan sebagai pekerjaan atau kegiatan. Yang segera akan berpindah pada kegiatannya di pesantren.
BACA JUGA : Mau Sukses di Pesantren ? Jadikan Pesantren Sebagai Pilihan, Bukan Tempat Pelarian
Back to main idea#
Nah, apa kira-kira senjata jitu para santri untuk menambah perizinan. Jawabannya adalah Surat Dokter. #haha yang isinya tentu untuk meminta izin bahwa yang bersangkutan harus beristirahat untuk beberapa hari kemudian karena sakit. Memang yang namanya penyakit tidak ada yang mengharapkan, tapi ia kadang datang di saat yang tepat dan tidak. Dan sangat tepat kalau datang pada saat berakhirnya liburan. #upss
Biasanya, pihak pengasuhan santri, bagian yang paling bertanggungjawab terhadap liburan santri sangat sering menerima titipan surat dokter dari santri tertentu yang mengharuskan santri tersebut untuk melanjutkan liburannya. #
Owh surat dokter, engkau sangat berguna # begitulah kira-kira.





Baca selengkapnya

Jumat, 04 November 2016

6 Hal ini Sering Dijadikan Alasan Tidak Betah di Pesantren oleh Santri, Apa Aja ?

6 Hal ini Sering Dijadikan Alasan Tidak Betah di Pesantren oleh Santri, Apa Aja ?
sumber foto : gontorgraphy
Perkara betah tidak betah memang hal yang lazim terjadi pada santri di pesantren. Dari banyaknya santri  yang ada pasti tidak semuanya berhasil menyelesaikan pendidikan dengan sempurna. Ibarat pohon yang sedang berbuah, pasti tidak semua buahnya akan berakhir hingga matang, pasti ada yang jatuh di tengah  jalan. Namun, perkara tidak betah ini masih bisa dicegah dengan mengenali penyebabnya.
Mungkin, memang tidak seutuhnya berhasil membuat santri kembali betah di pesantren dengan mencari solusi dari penyebab tidak betah tadi. Tapi, paling tidak para orang tua atau dewan guru sudah mencoba berusaha untuk mengembalikan rasa betah kepada santrinya.
 Akbar Zainudin, dalam bukunya “Ketika Sukses Berawal dari Pesantren”menyebutkan bahwa ada beberapa hal yang bisa memicu santri tidak betah di pesantren, diantaranya :
1.      Terlalu Banyak Kegiatan
Pesantren sangat terkenal dengan banyaknya kegiatan ekstrakurikuler, barangkali hampir sama dengan sekolah non pesantren, namun pesantren terlihat sangat penuh kegiatannya karena bersistem boarding school. Akibat dari banyaknya kegiatan sebahagian santri merasa tidak mampu, lelah ataupun tidak bisa membagi waktu. Ketahuilah, bahwa kegiatan tersebut mendidik kamu untuk menjadi orang besar kelak, karena kamu bukan sedang disiksa, tapi sedang dibina, sedang di tempa. Jadi berpikirlah positif, semua itu manfaatnya. Belajarlah bagaimana cara mengatur waktu yang baik dan benar. Jalankan saja, jangan terlalu dipikirkan.
2.      Makanan yang Tidak Cocok
Kalau urusan perut agak sedikit bahaya. Tak cocok di lidah tak cocok di rasa, itulah biang masalahnya. Tapi masalah ini tidak terjadi pada semua santri, biasanya hanya terjadi bagi santri yang terlalu sering makan makanan yang enak-enak, jadi  ketika makan  makanan yang pahit pasti sangat jelas terasa. Yang perlu kamu ingat adalah bahwa kamu sedang dilatih untuk merasakan nasib orang lain sebenarnya, yang kadang kala makan makanan yang enak kadang kala yang tidak enak.
Di pesantren santri datang dari berbagai kalangan, tapi disatukan dengan lauk yang sama dengan rasa yang sama, hanya  yang merasakannya saja yang berbeda. Tergantung lidah masing-masing. Bagi mereka yang sudah terbiasa, ya tidak terlalu bermasalah.
Harus kamu sadari, bahwa duniamu hari ini bukan duniamu esok hari. Bisa jadi kamu saat ini berada di orang atas, tapi suatu saat nanti bisa jadi kamu sudah berada di bawah. Jadi, nikmati saja makanan pesantren yang ada, belajarlah menyesuaikannya, coba nikmati dan sukainya. Pasti lama kelamaan kamu akan ketagihan. Jangan sampai dirimu kalah oleh lidahmu.
Kenapa perkara makanan ini bisa membuat santri tidak betah? Biasanya santri yang merasa kurang cocok makanan di lidahnya, akan sering tidak makan. Sehingga ianya akan menyebakan sakit dan sebagainya. Akhirnya merasa tidak kuat, tidak sanggup lagi dan minta pindah. Belajarlah merasakan nasib orang lain, pun sebaliknya.
3.      Teman yang Tidak Cocok
 Nah, di pesantren kamu harus mahir bergaul, mungkin di awal-awal kamu masuk pesantren memang ada sedikit rasa kaku dan canggung ketika hendak berbicara dengan orang yang belum kenal, dan itu wajar. Biasanya, orang yang mahir dalam berbasa-basi yang lebih cepat mendapatkan teman. Bermodalkan satu aqua gelas saja mungkin dia sudah bisa akrab  dengan orang yang belum ia kenal. Itulah namanya kelebihan orang ahli basa-basi. Temukan cara terbaikmu untuk mendekati orang yang belum kamu kenal.  Percayalah, teman pesantren itu kalau sudah dekat, dekatnya seperti keluarga sendiri.
Salah satu motto pesantren adalah ukhuwah islamiyah. Inilah kekuatan kamu hidup di pesantren. Dengan berbagai warna kulit akan kamu dapatkan di pesantren. Sudah pasti dari berbagai warna itu memiliki tipikal dan karakter yang berbeda-beda, ada yang tukang iseng, gokil, yang paling setia, ada yang kalem dan berbagai macam lainnya.
Sebenarnya di pesantren itu tidak ada istilah tidak ada teman yang tidak cocok, mungkin karena kamu belum bisa menguasai atau mengenalnya lebih dekat. Tapi ingat, dengan aneka ragam teman di pesantren, memang ada teman yang mungkin setiap hari dia suka bercanda dengan kamu atau sebaliknya, disinilah kamu dituntut harus saling memahami.
Untuk masalah belajar, sebaiknya pilih teman yang saling mendukung, karena kalau masalah belajar pasti ada teman yang malas belajar. Tapi dalam kesehariannya bertemanlah dengan semua yang ada dan klop dengan kamu.
Jadi, tidak ada istilah sebenarnya tidak ada teman yang tidak cocok, hanya tergantung kamu saja bagaimana cara bergaulnya. Masa iya, dengan sebegitu banyak orang di pesantren tidak ada yang cocok dengan kamu? Teman pesantren itu paling seru loh, bayangkan selama 24 jam ia bersama kamu. Bisa jadi, kamu akan lebih akrab dengan teman pesantren dari pada teman yang sudah kamu kenal sebelum masuk pesantren.
4.        Banyak Dihukum
Suda pasti dimana disiplin ditegakkan, pasti adanya hukuman yang diberlakukan. Pesantren mengatur totalitas kehidupan santri dengan disiplin atau tata tertib. Tata tertib inilah yang mengontrol seluruh tatanan kehidupan mereka.
Yang menyebabkan kamu dihukum tentu karena perbuatanmu sendiri bukan? Maka kurangilah pelanggaran disiplin. Karena disiplin mendidik kamu untuk menjadi orang sukses, bukan mengekang kebebasanmu dalam bergerak, berbuat, dan berkarya.
Makanya jangan terlalu banyak melanggar, karena ia akan membuatmu tidak betah di pesantren. Sebenarnya, hukuman itu bukan bermaksud menyiksa kamu, tapi ia lebih kepada peringatan untuk tidak mengulanginya.
5.      Rindu Rumah atau Kampung Halaman
Perasan rindu dan keinginan yang tinggi terhadap rumah memang kadang-kadang akan terasa sesekali di pesantren. Teringat akan orang tua, adik, abang, kakak dan sebagainya. Kamu mengingat perasaan enak di rumah, dengan segala fasilitasnya, dengan segala kemudahannya. Mungkin apa saja yang kamu minta apa yang inginkan selalu terpenuhi oleh orang tuamu, lalu apakah itu jalanmu ? yang selalu bergantung kepada orang tua.
Mengapa orang tuamu mengirimmu ke pesantren? Apa mereka tidak sayang kepadamu? Bukan. Bukan itu alasannya. Justru karena sayanglah mereka menyekolahkanmu di pesantren. Mereka sedang berusaha menyelamatkan masa depanmu, mereka khawatir terhadap masa depanmu dengan pergaulan bebas.
Lupakan kenikmatan di rumahmu ! jangan buat susah orang tua. Kuatkan niat, bulatkan tekad. Belajar yang sungguh-sungguh. Bahagiakan orang tuamu !
6.      Pelajaran Susah
Susah atau mudahnya pelajaran tergantung pada kemauan, kesungguhan dan pikiranmu. Kalau keinginamu kuat terhadap suatu pelajaran ,sesulit apapun ia kamu pasti akan berusaha.  Semua akan mudah apabila kesungguhan kamu lebih besar dari pada kemalasanmu. Semua akan jadi mudah, percayalah.
Mulailah menyukai pelajaran yang kamu anggap susah. Dekati gurunya, hormati gurumu, muliakan dia, minta doa agar kamu selalu diberi kemudahan oleh Allah. Dan jangan lupa minta di doakan oleh orang tua.
Tingkatkan usaha dan doa.
Jalan pasti akan terbuka.


Baca selengkapnya