Tampilkan postingan dengan label negeri santri. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label negeri santri. Tampilkan semua postingan

Kamis, 05 Januari 2017

3 Tempat Ini Santri Sering Tertidur, Nomor 2 Paling Tidak Masuk Akal

3 Tempat Ini Santri Sering Tertidur, Nomor 2 Paling Tidak Masuk Akal

Tak dapat dipungkiri, padatnya kegiatan pesantren membuat santri lelah, bahkan begitu lelahnya mereka terbawa tidur hingga lelap mimpi. Tak heran, jika melihat santri di sela-sela mengikuti kegiatan tertentu ada santri yang ngantuk atau tidur. Mungkin, mereka sudah tak kuat lagi mengikuti kegiatan tersebut, mengingat kewajiban mengikutinya sehingga mereka menguatkan diri untuk bertahan, tapi nyatanya mereka tidak jarang tertidur tanpa sadar. Dan itu sangat manusiawi, yang namanya manusia, jika tidurnya tidak mencukupi maka bawaanya akan terlihat lesu dan ngantuk.
Nah, bagi santri perkara tidur sebenarnya bukan persoalan rumit. Mereka sangat bisa beradaptasi dengan alamnya. Mereka ibarat bunglon yang mahir menyesuaikan diri. Tak tercuali dimanapun itu, dilihat terasa nyaman untuk membaringkan badan atau tidak terganggu, mereka dengan begitu mudahnya tertidur, bahkan mereka lupa akan lempuknya kasur.
Jika dilihat dari sisi kesehatan memang kurang baik, tempat tidur haruslah tempat yang nyaman. Yang membuat gerak tubuh aman dan nyaman. Efek dari tidur tidak sesuai dapat menimbukan badan pegal-pegal dan sebagainya. Namun apa boleh buat, jika mata sudah tak sanggup lagi berkedip, dimanapun tempatnya asalkan bersih dan sedikit nyaman. Ya itulah tempat bobo paling indah.
Berikut beberapa tempat-tempat sakral yang sering dijadikan tempat tidur oleh santri :

1. Kelas
3 Tempat Ini Santri Sering Tertidur, Nomor 2 Paling Tidak Masuk Akal

Sebagaimana kita ketahui, fungsi kelas adalah sebagai tempat berlangsungnya proses belajar mengajar. Namun, bagi santri, selama fasilitas tersebut bisa digunakan untuk multi fungsi, kenapa tidak ?
Salah satu faktor santri tidur dikelas adalah makan pagi. Katanya, makan pagi berlebihan bisa menyebabkan ngantuk. Maka tak heran bagi santri jika saat belajar masih pagi, apalagi kalau guru yang mengajar typenya pendiam atau calm, ya para santri akan menggunakan kesempatan tersebut untuk melanjutkan kegiatan malamnya.
Tidak ada pilihan lain bagi santri kecuali untuk tidur sambil dudu. Dan secara perlahan mereka pun merebahkan kepala diatas meja. Tertidurlah mereka. Apa nak dikata jika mata sudah tak berkaca, mejalah solusinya.
Sesekali mereka akan terbangun atau dibangunkan oleh teman sebangkunya atau gurunya. Terkadang itu tak mampu membuat santri untuk tidak tidur lagi. Yang terjadi adalah bangun tidur, tidur lagi bangun lagi hingga guru bosan menegur atau membangunkannya. Kapan mereka akan tidak tidur lagi? Kalau gurunya menghukum atau memerintahkan mereka untuk berdiri di depan kelas, apalagi berdirinya dengan satu kaki. Habislah ngantuknya.
Yang lucunya, budaya tidur di kelas ini terkadang menjadi bahan lelucon bagi santri yang lain. Apalagi kalau bukan jadi bahan iseng kawan-kawanya. Apalagi saat ini dengan zaman serba jepret, mungkin guru sendiri antara sedikit marah atau kesal dan  tertawa melihat santrinya tertidur akan mengeluarkan kamera HP untuk mengabadikannya.
Meja kelas memang sangat berguna. Tertidur dikelas tidak hanya berlaku pada saat belajar formal saja. Bahkan saat ujian pun mereka bisa tertidur. Parahnya lagi, ada sebahagian santri saat tidur siang mereka lebih memilih kelas dari pada kamar atau asrama. Menjadikan kelas sebagai tempat tidur siang lebih asik dari pada kamar, kalau di kamar akan dibangunkan tepat waktu, kalau dikelas tidurnya lebih nyenyak tak terbatas waktu, ya walaupun akhirnya mereka akan terlambat ke mesjid dan sebagainya dan dapat hukuman. Yang terpenting adalah kepuasan batin.
2. Kamar Mandi
3 Tempat Ini Santri Sering Tertidur, Nomor 2 Paling Tidak Masuk Akal
ini hanya foto illustrasi. di foto ini bukan di kamar mandi tempatnya. 

Mungkin tempat satu ini terdengar anaeh bagi kalangan non pesantren. Kamar sendiri berguna untuk mandi, cuci baju dan hajatan lainnya. Yang dimaksud kamar mandi disini adalah toiletnya. #upss
Terdengar memang aneh, kok ada orang yang mau tidur di kamar mandi ( baca : toilet). Pada hakikatnya, santri tidur di kamar mandi ini bukan pilihan. Biasanya mereka tertidur tanpa sengaja disebabkan efek ngantuk yang belum terbayar. Disiplin pesantren ketat dan  jelas bahwa mereka dituntut untuk selalu tepat waktu-bangun pagi tepat waktu, kemesjid tepat waktu. Otomatis mereka akan dibangunin sama piket malamnya tepat waktu--ada yang terbangun dengan cepat ada yang sama sekali tidak bangun alias tidak sadar.
Baca Juga : 

Ini Dia Alasan Kenapa Alumni Pesantren Itu Layak Kamu Jadikan Suami. Yang Akhwat Jangan Lupa Baca

Naasnya, bagi santri yang terbangun terpaksa, karena bagian keamananannya mungkin sudah menghitung jari atau apalah, sedang mereka masih snagat mengantuk, dan dengan terpaksa mereka bangun dan ke kamar mandi, untuk berwudhu atau buang hajat, biasanya santri paginya ramai-ramai menyerbu kamar mandi, akrena efek perut yang tidak bersahabat. Nah, disaat itulah mereka tertidur di kamar mandi, dengan kondisi saat menikmati sambil melepaskan beban perut mereka secara tidak sadar terpejam mata.
Kapan mereka sadar dan terkejut, disaat kawannya yang lain sedang antri menggedor pintu dengan keras atau bahkan ada yang menyiramnya dengan air. #uh
Biasanya, toilet yang pintunya tertutup lama atau orang didalamnya tidak keluar dengan durasi waktu yang tidak wajar—itu tandanya bahwa penghuninya sedang melanjutkan mimpinya.

3. Mesjid
3 Tempat Ini Santri Sering Tertidur, Nomor 2 Paling Tidak Masuk Akal

Untuk tempat mulia satu ini, mungkin sudah tidak asing lagi. Ada banyak jama’ah mesjid yang memilih tidur di mesjid, misalnya ya setelah shalat dhuhur atau di malam tertentu untuk shalat qiyamul lail jama’ah.
Bagi santri, tidur mesjid tidak hanya dilakukan pada waktu tertentu. Biasanya, mereka bisa tertidur kapan saja jika keadaannya memungkinkan. Bahkan kadang diwaktu shalat shubuh ada yang tertidur sedang shalat—aduch kacau ini. Whudu’nya kurang afdhal kayaknya. #upss
Selain itu, saat malam tiba. Biasanya setelah belajar malam. Di beberapa pesantren belajar malamnya bebas, alias tidak formal belajar di kelas—namun tetap terkontrol oleh ustadznya.
Nah, biasanya mereka (santri) tertidur setelah belajar malam tersebut—mereka lupa akan empuknya kasur di kamarnya. Bahkan tertidurnya hingga shubuh.
Baca Juga : 

Sebelum Masuk ke Pesantren, Jawab Dulu Pertanyaan ini. Ke Pesantren Apa Yang kamu Cari ?

Biasanya, setiap santri diwajibkan untuki tidur di asrama, pengurus asrama akan mengabsen anggotanya sebelum tidur. Santri yang tertidur di tempat belajarnya tadilah yang absen di asrama. Kemudian al-akh (mudabbir) asrama akan melacak keberadaan mereka, ada yang tertidur di kelas—ada juga tertidur di mesjid. Biasanya mimbar mesjid jadi incaran—karena  agak tersembunyi.
Itulah kehidupan santri. Mereka benar-benar lupa bagaimana empuknya kasur dan wenaknya tidur lengkap dengan batal guling dans selimut.
Sekian.
Baca Juga : 

Mau Sukses di Pesantren ? Jadikan Pesantren Sebagai Pilihan, Bukan Tempat Pelarian




Baca selengkapnya

Senin, 02 Januari 2017

Sebelum Masuk ke Pesantren, Jawab Dulu Pertanyaan ini. Ke Pesantren Apa Yang kamu Cari ?

Sebelum Masuk ke Pesantren, Jawab Dulu Pertanyaan ini.  Ke Pesantren Apa Yang kamu Cari ?
photo via google
Kalau kamu berkunjung ke beberapa pesantren, khususnya pesantren bersistem modern, sebut saja seperti Pondok Modern Darussalam Gontor di Jawa Timur, Kamu pasti akan menemukan tulisan pertanyaan tersebut yang terpampang jelas bisa dibaca oleh setiap orang.

Sekilas, mungkin membaca pertanyaan tersebut hanya biasa-biasa saja bagi sebahagian orang. Namun, pertanyaan yang terdiri beberapa kata ini sangat dalam maknanya bagi santri bagi yang ingin memaknainya.

BACA JUGA : Saat Telat Balik ke Pesantren Setelah Liburan, "Surat Dokter" Senjata Paling Ampuh Santri Untuk Menambah Perizinan

         Mau Sukses di Pesantren ? Jadikan Pesantren Sebagai Pilihan, Bukan Tempat Pelarian
Pertanyaan ini sebagai pengingat dan penyemangat bahwa santri harus selalu teringat akan maksud dan tujuan ke pesantren

Sebelum Masuk ke Pesantren, Jawab Dulu Pertanyaan ini.  Ke Pesantren Apa Yang kamu Cari ?
photo via google
Pertanyaan sederhana tersebut penuh dengan pendidikan dan mengandung makna yang sangat inspiratif. Ia seakan mengingatkan kepada santri bahwa apa sebenarnya tujuan mereka masuk ke pesantren.

Dengan selalu berpegang pada cita-cita awal masuk ke pesantren, santri akan selalu belajar dengan serius di pesantren. Fokus pada titik tujuan utama, merupakan upaya seseorang menggapai kesuksesan yang ingin dituju.

Pertanyaan tersebutlah yang selalu menjadikan santri fokus pada cita-cita yang ia niatkan pada saat pertama sekali menginjakkan kaki di pesantren.

Disaat tertentu santri pasti menemukan rasa bosan atau malas belajar, membaca pertanyaan tersebut dapat mengembalikan semangat kamu sabagai santri

Sebelum Masuk ke Pesantren, Jawab Dulu Pertanyaan ini.  Ke Pesantren Apa Yang kamu Cari ?
photo via almanardocumentary
Tak dapat dipungkiri, dengan kehidupan pesantren yang penuh dengan kegiatan kadangkala membuat santri merasa bosan atau timbul rasa malas mengikuti kegiatan tertentu. Disaat itulah kehidupan santri tersebut memasuki zona kurang stabil, bahkan jika perasaan tersebut tidak segera disembuhkan dapat menyebabkan santri tersebut hengkang di pesantren karena merasa tidak betah lagi.

Biasanya, dewan guru atau pengurus pesantren akan memantau dan mengawasi para santrinya yang sudah terlihat tidak betah lagi, melalui absensi kegiatan pesantren atau melalui kakak letingnya. Karena santri yang merasa sudah tidak betah sangat mudah terlihat dengan tindak tanduknya yang berubah dalam kesehariannya.
Nah, selain nasehat dewan guru atau dorongan kawan-kawan terdekat, tulisan “ Ke Pesantren Apa Yang kamu Cari ? “ bisa menjadi solusi untuk mengembalikan ‘azm (Baca : Kemauan) santri untuk dapat belajar dengan sungguh guna menggapai cita-cita atau tujuan utama masuk ke pesantren.

BACA JUGA : 7 Hal ini Mesti Kamu Ketahui Kenapa Pesantren Menjadi Dasar Pilihan dan Kesuksesanmu
      BACA JUGA : Muhadharah, Upaya Pesantren Mencetak Orator Ulung


Bagi Kamu yang ingin masuk ke Pesantren, cermati, hayati dan dalami pertanyaan tersebut. Sehingga kehidupanmu di pesantren akan selalu terarah

Sebelum Masuk ke Pesantren, Jawab Dulu Pertanyaan ini.  Ke Pesantren Apa Yang kamu Cari ?
photo via almanardocumentary
Pertanyaan tersebut sangat penting dijawab oleh siapa saja yang ingin masuk pesantren. Jawablah pertanyaan tersebut terlebih dahulu, kemudian baru putuskan dan kuatkan tekadmu bahwa kamu benar-benar serius ingin sekolah di pesantren.

Banyak orang (sebahagian) masuk pesantren terkadang masuk pesantren karena terpaksa, keinginan orang tua yang sangat kuat sehingga ia terpaksa mengiyakan untuk membuat orang tua bahagia sesaat. Hal seperti ini kurang baik untuk diamalkan. Karena, banyak santri yang tekadnya tidak kuat sekolah di pesantren karena terpaksa akan kandas di tengah jalan. Dan ini patut di cermati oleh orang tua yang ingin memasukkan anaknya ke pesantren. Jangan paksakan ia terlebih dahulu, pahami, beri ia pencerahan, dan doakan anakmu semoga ia mendapatkan hidayah sehingga timbul minat dari dirinya sendiri masuk ke pesantren. Dan ini akan lebih baik nantinya.

Inilah pesantren, kadang kala hanya dengan tulisan bisa menggerakkan santri untuk terus berbuat, bekerja, bersemangat. Makanya tidak heran jika ada kata-kata, “ Apa yang kamu lihat, apa yang kamu dengar, apa yang kamu rasakan, “ itulah Pendidikan.

Sekian.
BACA JUGA : Beruntunglah Bagi Kamu Yang Pernah Nyantri Karena Kamu Dididik selama 24 Jam oleh Gurumu
 Santri, Disaat Kamu Mulai Merasa Malas Belajar, Ingatlah Bahwa Orangtuamu di Rumah Sedang Berjuang Untukmu

Baca selengkapnya

Minggu, 01 Januari 2017

Saat Telat Balik ke Pesantren Setelah Liburan, "Surat Dokter" Senjata Paling Ampuh Santri Untuk Menambah Perizinan

Saat Telat Balik ke Pesantren Setelah Liburan, "Surat Dokter"  Senjata Paling Ampuh Santri Untuk Menambah Perizinan
via Instagram pesantren story
Liburan memang mengasyikkan. Pun begitu dengan santri. Liburan adalah hal yang paling ditunggu setelah sekian lama mengikuti kegiatan pesantren.
Ada yang bilang bahwa saat waktu libur tiba, santri itu ibarat Kuda Lepas Dari Kandang #Upss, sepertinya ini tidak benar. Yang namanya liburan setiap orang pasti akan melepaskan segala kepenatan dan masalah yang berkelumat di pikirannya selama ini.
Salah satu upaya pesantren sebelum meliburkan santrinya adalah dengan taujihad wal irsyadat atau lebih dikenal dengan pemberian nasehat jelang liburan. Dan ini merupakan kegiatan paling penting dan wajib dilaksanakan setiap jelang perpulangan.
Inilah upaya pesantren biar santrinya tidak seperti istilah yang telah disebutkan sebelumnya. Agar para santri selalu berada on the track yang selalu menjadi santri dengan nilai-nilai kepesantrenan selalu diamalkannya dimanapun ia berada saat liburan.
BACA JUGA : Meskipun Pesantren Terasa Seperti Penjara, Tapi ia Seperti Ibu Kandung Yang Akan Dikenang Sepanjang Masa
Lalu, bagaimana reaksi santri pada detik-detik liburan akan segera berakhir. Pasti mereka akan mengecek kembali surat risalah safar (baca : surat perpulangan) dengan berharap ada sedikit keajaiban bahwa tanggal yang telah ditetapkan oleh pesantren untuk kembali ke pesantren dapat bergeser lebih lama lagi #haha
Biasanya, para santri mulai timbul rasa malas untuk kembali ke pesantren dengan berbagai alasan. Mulai dari masih nikmatnya bermain dengan teman-teman, masih banyak tempat wisata atau hiburan yang belum di kunjungi atau belum siapnya tugas tertentu yang diberikan oleh pesantren pada saat liburan.
Para santri pun mulai memikirkan trick jitu agar bisa menambah liburan lebih lama sedikit lagi. Ada yang berhasil menemukan solusi ada yang tidak. Itulah namanya sebuah usaha.
Saat Telat Balik ke Pesantren Setelah Liburan, "Surat Dokter"  Senjata Paling Ampuh Santri Untuk Menambah Perizinan
Via Instagram Pesantren Story

Pada hakikatnya, liburan adalah sebuah kegiatan atau pekerjaan yang hanya saja berubah dan berpindah dari salah satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya. Namun, kadang liburan membuat santri tidak betah lagi untuk kembali ke pesantren. Maka disinilah dituntut keaktifan para orag tua wali untuk mengontrol penuh kegiatan anaknya saat liburan, agar tidak terpengaruh dengan lainnya.
Jadi, tidak ada istilah berakhir liburan tidak mau kembali lagi ke pesantren atau merasa liburannya terlalu singkat. Anggap saja liburan sebagai pekerjaan atau kegiatan. Yang segera akan berpindah pada kegiatannya di pesantren.
BACA JUGA : Mau Sukses di Pesantren ? Jadikan Pesantren Sebagai Pilihan, Bukan Tempat Pelarian
Back to main idea#
Nah, apa kira-kira senjata jitu para santri untuk menambah perizinan. Jawabannya adalah Surat Dokter. #haha yang isinya tentu untuk meminta izin bahwa yang bersangkutan harus beristirahat untuk beberapa hari kemudian karena sakit. Memang yang namanya penyakit tidak ada yang mengharapkan, tapi ia kadang datang di saat yang tepat dan tidak. Dan sangat tepat kalau datang pada saat berakhirnya liburan. #upss
Biasanya, pihak pengasuhan santri, bagian yang paling bertanggungjawab terhadap liburan santri sangat sering menerima titipan surat dokter dari santri tertentu yang mengharuskan santri tersebut untuk melanjutkan liburannya. #
Owh surat dokter, engkau sangat berguna # begitulah kira-kira.





Baca selengkapnya

Kamis, 17 November 2016

Bagi Santri Mengantri itu Tidak Pernah Rugi Karena Disitulah Kesabaran Diuji

Bagi Santri Mengantri itu Tidak Pernah Rugi Karena Disitulah Kesabaran Diuji
antrian menguji kesabaran santri. photo via gontor.ac.id
Salah satu hal unik di pesantren itu adalah antri. Pesantren membiasakan santrinya dengan budaya antri. Karena dimanapun berada yang namanya antri tidak bisa terhindari. Makanya pesantren mendidik santri akan pentingnya budaya antri agar hidup selalu teratur dan menjadi orang yang mudah diatur.
Ada banyak sekali nilai pendidikan di dalam budaya antri. Tentunya nilai kesabaran. Kesabaran seseorang akan diuji dengan kegiatan antri. Coba kamu lihat berapa orang yang tidak sabar dengan lampu merah sehingga mereka menerobosnya dan tidak sedikit dari mereka mengalami kecelakaan. Berapa orang yang memotong antri saat pengambilan tiket di event tertentu. Berapa orang yang tidak sabar di rumah sakit saat pengambilan obat atau nomor antrian. Bahkan banyak orang yang tidak sabar akan nasibnya yang doanya tak kunjung terkabulkan. Karena dia tidak tahu artinya antri. Nasib kita pun antri. Ada saatnya kita bahagia ada saatnya kita berduka, ada saatnya kita tertawa ada saatnya kita menangis.
Saat santri kebelet pun kadang-kadang harus antri. Untuk menjaga perasaan teman-teman yang lain yang sudah duluan antri.
Bagi Santri Mengantri itu Tidak Pernah Rugi Karena Disitulah Kesabaran Diuji
hanya santri yang paham nikmatnya antri. photo via google
Nah, untuk santri budaya antri itu sudah hal biasa. Kesabaran mereka diuji disaat perut mereka terasa sangat lapar saat antri di dapur. Kesabaran mereka diuji saat mereka mau ke kamar mandi, bahkan dalam keadaan saat mendesak pun kadang-kadang mereka harus antri, walaupun nanti temannya akan mempersilahkan santri tersebut dahulu karena ia lebih membutuhkannya.
 Pesantren berusaha mencetak santri untuk menjadi orang yang selalu patuh terhadap disiplin. mereka diberi pengertian bahwa hidup ini penuh dengan antrian. Setiap orang punyak hak sama, karena hidup ini bukan seorang saja. Dengan budaya antri pesantren seakan mengajarkan kepada santri bahwa di dunia ini penuh tahapan. Ada proses yang harus didahului sebelum mencapai kesuksesan.
Masalah di Indonesia ini adalah banyak orang yang tidak sabar saat antri. Makanya pesantren membiasakan santri dengan budaya antri
Bagi Santri Mengantri itu Tidak Pernah Rugi Karena Disitulah Kesabaran Diuji
berdesak-desakan adalah dampak dari tidak sabar mengantri. photo via google
Dimanapun berada antrian itu sangat penting diterapkan agar semuanya berjalan dengan teratur. Tidak sedikit dari masyarakat yang berjatuhan karena berdesakan pada saat pengambilan sembako karena tidak patuh akan antrian. Tidak sedikit masyarakat yang paham akan pentingnya kesabaran di jalan raya, agar tidak dengan semena-mena menikung pengguna jalan lainnya dengan tidak memperhatikan keselamatan dirinya.

Sangat mudah melihat kesabaran masyarakat Indonesia ini sebenarnya. Lihat saja suara klakson motor atau mobil yang tidak pernah berhenti padahal ia tahu jalannya macet. Tidak sedikit dari masyarakat yang memilih terus menancap gas motor atau mobil saat ada orang tua atau anak kecil ingin menyebarang jalan. Disinilah nilai pendidikan antri sangat penting diajarkan. Pesantren mempersiapakan santrinya untuk menjadi orang yang sabar dalam setiap keadaan dan ingin menyadarkan santrinya bahwa hidup ini penuh antrian.

Sekian !

Baca selengkapnya

Jumat, 04 November 2016

6 Hal ini Sering Dijadikan Alasan Tidak Betah di Pesantren oleh Santri, Apa Aja ?

6 Hal ini Sering Dijadikan Alasan Tidak Betah di Pesantren oleh Santri, Apa Aja ?
sumber foto : gontorgraphy
Perkara betah tidak betah memang hal yang lazim terjadi pada santri di pesantren. Dari banyaknya santri  yang ada pasti tidak semuanya berhasil menyelesaikan pendidikan dengan sempurna. Ibarat pohon yang sedang berbuah, pasti tidak semua buahnya akan berakhir hingga matang, pasti ada yang jatuh di tengah  jalan. Namun, perkara tidak betah ini masih bisa dicegah dengan mengenali penyebabnya.
Mungkin, memang tidak seutuhnya berhasil membuat santri kembali betah di pesantren dengan mencari solusi dari penyebab tidak betah tadi. Tapi, paling tidak para orang tua atau dewan guru sudah mencoba berusaha untuk mengembalikan rasa betah kepada santrinya.
 Akbar Zainudin, dalam bukunya “Ketika Sukses Berawal dari Pesantren”menyebutkan bahwa ada beberapa hal yang bisa memicu santri tidak betah di pesantren, diantaranya :
1.      Terlalu Banyak Kegiatan
Pesantren sangat terkenal dengan banyaknya kegiatan ekstrakurikuler, barangkali hampir sama dengan sekolah non pesantren, namun pesantren terlihat sangat penuh kegiatannya karena bersistem boarding school. Akibat dari banyaknya kegiatan sebahagian santri merasa tidak mampu, lelah ataupun tidak bisa membagi waktu. Ketahuilah, bahwa kegiatan tersebut mendidik kamu untuk menjadi orang besar kelak, karena kamu bukan sedang disiksa, tapi sedang dibina, sedang di tempa. Jadi berpikirlah positif, semua itu manfaatnya. Belajarlah bagaimana cara mengatur waktu yang baik dan benar. Jalankan saja, jangan terlalu dipikirkan.
2.      Makanan yang Tidak Cocok
Kalau urusan perut agak sedikit bahaya. Tak cocok di lidah tak cocok di rasa, itulah biang masalahnya. Tapi masalah ini tidak terjadi pada semua santri, biasanya hanya terjadi bagi santri yang terlalu sering makan makanan yang enak-enak, jadi  ketika makan  makanan yang pahit pasti sangat jelas terasa. Yang perlu kamu ingat adalah bahwa kamu sedang dilatih untuk merasakan nasib orang lain sebenarnya, yang kadang kala makan makanan yang enak kadang kala yang tidak enak.
Di pesantren santri datang dari berbagai kalangan, tapi disatukan dengan lauk yang sama dengan rasa yang sama, hanya  yang merasakannya saja yang berbeda. Tergantung lidah masing-masing. Bagi mereka yang sudah terbiasa, ya tidak terlalu bermasalah.
Harus kamu sadari, bahwa duniamu hari ini bukan duniamu esok hari. Bisa jadi kamu saat ini berada di orang atas, tapi suatu saat nanti bisa jadi kamu sudah berada di bawah. Jadi, nikmati saja makanan pesantren yang ada, belajarlah menyesuaikannya, coba nikmati dan sukainya. Pasti lama kelamaan kamu akan ketagihan. Jangan sampai dirimu kalah oleh lidahmu.
Kenapa perkara makanan ini bisa membuat santri tidak betah? Biasanya santri yang merasa kurang cocok makanan di lidahnya, akan sering tidak makan. Sehingga ianya akan menyebakan sakit dan sebagainya. Akhirnya merasa tidak kuat, tidak sanggup lagi dan minta pindah. Belajarlah merasakan nasib orang lain, pun sebaliknya.
3.      Teman yang Tidak Cocok
 Nah, di pesantren kamu harus mahir bergaul, mungkin di awal-awal kamu masuk pesantren memang ada sedikit rasa kaku dan canggung ketika hendak berbicara dengan orang yang belum kenal, dan itu wajar. Biasanya, orang yang mahir dalam berbasa-basi yang lebih cepat mendapatkan teman. Bermodalkan satu aqua gelas saja mungkin dia sudah bisa akrab  dengan orang yang belum ia kenal. Itulah namanya kelebihan orang ahli basa-basi. Temukan cara terbaikmu untuk mendekati orang yang belum kamu kenal.  Percayalah, teman pesantren itu kalau sudah dekat, dekatnya seperti keluarga sendiri.
Salah satu motto pesantren adalah ukhuwah islamiyah. Inilah kekuatan kamu hidup di pesantren. Dengan berbagai warna kulit akan kamu dapatkan di pesantren. Sudah pasti dari berbagai warna itu memiliki tipikal dan karakter yang berbeda-beda, ada yang tukang iseng, gokil, yang paling setia, ada yang kalem dan berbagai macam lainnya.
Sebenarnya di pesantren itu tidak ada istilah tidak ada teman yang tidak cocok, mungkin karena kamu belum bisa menguasai atau mengenalnya lebih dekat. Tapi ingat, dengan aneka ragam teman di pesantren, memang ada teman yang mungkin setiap hari dia suka bercanda dengan kamu atau sebaliknya, disinilah kamu dituntut harus saling memahami.
Untuk masalah belajar, sebaiknya pilih teman yang saling mendukung, karena kalau masalah belajar pasti ada teman yang malas belajar. Tapi dalam kesehariannya bertemanlah dengan semua yang ada dan klop dengan kamu.
Jadi, tidak ada istilah sebenarnya tidak ada teman yang tidak cocok, hanya tergantung kamu saja bagaimana cara bergaulnya. Masa iya, dengan sebegitu banyak orang di pesantren tidak ada yang cocok dengan kamu? Teman pesantren itu paling seru loh, bayangkan selama 24 jam ia bersama kamu. Bisa jadi, kamu akan lebih akrab dengan teman pesantren dari pada teman yang sudah kamu kenal sebelum masuk pesantren.
4.        Banyak Dihukum
Suda pasti dimana disiplin ditegakkan, pasti adanya hukuman yang diberlakukan. Pesantren mengatur totalitas kehidupan santri dengan disiplin atau tata tertib. Tata tertib inilah yang mengontrol seluruh tatanan kehidupan mereka.
Yang menyebabkan kamu dihukum tentu karena perbuatanmu sendiri bukan? Maka kurangilah pelanggaran disiplin. Karena disiplin mendidik kamu untuk menjadi orang sukses, bukan mengekang kebebasanmu dalam bergerak, berbuat, dan berkarya.
Makanya jangan terlalu banyak melanggar, karena ia akan membuatmu tidak betah di pesantren. Sebenarnya, hukuman itu bukan bermaksud menyiksa kamu, tapi ia lebih kepada peringatan untuk tidak mengulanginya.
5.      Rindu Rumah atau Kampung Halaman
Perasan rindu dan keinginan yang tinggi terhadap rumah memang kadang-kadang akan terasa sesekali di pesantren. Teringat akan orang tua, adik, abang, kakak dan sebagainya. Kamu mengingat perasaan enak di rumah, dengan segala fasilitasnya, dengan segala kemudahannya. Mungkin apa saja yang kamu minta apa yang inginkan selalu terpenuhi oleh orang tuamu, lalu apakah itu jalanmu ? yang selalu bergantung kepada orang tua.
Mengapa orang tuamu mengirimmu ke pesantren? Apa mereka tidak sayang kepadamu? Bukan. Bukan itu alasannya. Justru karena sayanglah mereka menyekolahkanmu di pesantren. Mereka sedang berusaha menyelamatkan masa depanmu, mereka khawatir terhadap masa depanmu dengan pergaulan bebas.
Lupakan kenikmatan di rumahmu ! jangan buat susah orang tua. Kuatkan niat, bulatkan tekad. Belajar yang sungguh-sungguh. Bahagiakan orang tuamu !
6.      Pelajaran Susah
Susah atau mudahnya pelajaran tergantung pada kemauan, kesungguhan dan pikiranmu. Kalau keinginamu kuat terhadap suatu pelajaran ,sesulit apapun ia kamu pasti akan berusaha.  Semua akan mudah apabila kesungguhan kamu lebih besar dari pada kemalasanmu. Semua akan jadi mudah, percayalah.
Mulailah menyukai pelajaran yang kamu anggap susah. Dekati gurunya, hormati gurumu, muliakan dia, minta doa agar kamu selalu diberi kemudahan oleh Allah. Dan jangan lupa minta di doakan oleh orang tua.
Tingkatkan usaha dan doa.
Jalan pasti akan terbuka.


Baca selengkapnya

Rabu, 02 November 2016

Para Santri ! Siapkan Dirimu untuk Digembleng menjadi ORANG HEBAT

Para Santri ! Siapkan Dirimu untuk Digembleng menjadi ORANG HEBAT


Kalau anda pernah berkunjung ke pesantren, mungkin anda pernah meilhat motto pendidikan yang sering di pajang  ataupun di tulis di dinding-dinding pesantren baik itu berbentuk spanduk maupun tulisan langsung di dinding.  Salah satu motto yang sering anda lihat (mungkin) adalah “ Siap dipimpin dan Siap Memimpin “.
Tersirat makna yang sangat dalam motto “ Siap dipimpin dan Siap Memimpin “ tersebut.  Bagi santri di awal belajar pesantren terasa berat menjalaninya, terasa seperti dipaksa dalam segala hal. Perasaan terpaksa ini timbul karena hal-hal tersebut masih asing dengan kehidupan dia sebelumnya.  Secara kasat mata, setiap kegiatan pesantren terkesan dipaksa, mulai dari disiplinnya, kegiatannya, ke mesjid di paksa, masuk kelas tepat waktu dipaksa, makan tepat waktu dipaksa, bahkan dihitung-hitung lagi oleh ustadznya maupun kakak kelasnya (pengurus osis).
Perlu diketahui bahwa paksaan lunak tersebut bertujuan agar santri terbiasa dengan hal-hal tersebut. Karena kesan paksaan itu akan hilang ketika ia sudah terbiasa melakukannya. Jika sebelumnya ia terbebani dengan segala kegiatan yang setiap menitnya di atur oleh dewan guru tapi setelah terbiasa, ia akan menjalani setiap kegiatan dengan kesadaran diri.
Makanya para santri sering di ingatkan oleh ustadznya agar setiap kegiatan di pesantren itu di jalankan jangan dipikirkan. Akan terasa ringan ketika ia dijalankan sepenuh hati. Kemudian para santri diingatkan tentang time management , harus selalu tepat waktu dan harus mahir mengaturnya dalam setiap kegiatan. Biasanya di pesantren yang mengatur santri adalah bel/lonceng. Lonceng menggerakkan santri dalam setiap kegiatan. Karena setiap bel berbunyi menandakan dimulainya kegiatan ataupun berakhirnya sebuah kegiatan. Lagi-lagi dewan guru mengingatkan para santrinya, bahwa hidup di pesantren harus menggunakan kesadaran diri, jangan mau di atur oleh benda mati (bel) karena kita manusia benda hidup. Ini salah salah satu pendidikan time management.
Pesantren adalah salah satu tempat penggemblengan terbaik bagi para calon pemimpin bangsa. Di pesantren, santri dididik tidak hanya mendapatkan ilmu dan keterampilan hidup, tetapi juga dididik memilki karakter yang kuat. Sehingga pada suatu saat nanti, dimanapun ia berada diharapkan sudah sangat siap mengikuti perkembangan zaman  dengan tetap menjaga dan mengamalkan nilai-nilai pendidikan pesantren.
Dunia ini sangat keras, dengan godaan yang begitu hebat. Jika kita mampu mebentengi diri dengan ilmu agama yang kuat dan mentalitas serta karakter yang hebat, maka kita akan sangat mudah menaklukkan dunia. Sebaliknya, jika lemah maka dengan mudahnya kita akan terombang-ambing oleh kepentingan dunia. Nilai-nilai pendidikan pesantren akan hilang termakan oleh kepentingan dan nafsu duniawi yang memang selalu menggoda.
Wahai Para Santri !
Bangsa ini membutuhkan para pemimpin yang berkarakter kuat, dengan nilai-nilai agama yang kuat yang tertancap di dalam jiwa. Kalau kita memilki ilmu yang tinggi kemudian dibarengi dengan  pemahaman agama yang mendalam maka setiap apa yang akan kita lakukan insyaallah mampu memberi warna kebaikan bagi sesama.
Yakinlah ! jika dirimu kuat dalam sikap dan mental, dan mantap dalam nilai-nilai agama, maka inilah kunci yang akan memudahkan kita berada dalam berbagai keadaan. Sehebat apapun tantangan yang ada, tidak akan pernah padam semangat dalam jiwa untuk terus bergerak dan berjuang.
                Sadarilah !
                Kehidupan di pesantren sekarang adalah proses upaya menyiapkan diri menghadapi masa depan yang keras. Jika saat ini kamu merasa agak tersiksa dan dipaksa, memang begitulah upaya dan latihan keras yang harus kamu jalankan, agar nantinya kamu sangat siap dalam menghadapi segala kemungkinan.
                Tidak usah menangis ataupun bersedih !
                Jalanilah kehidupan pesantren dengan penuh keyakinan dan kegembiraan. Nikmati saja dulu ! Saat ini mungkin kamu seakan menerima beban yang begitu berat. Akan tetapi, suatu hari nanti yakinlah peggemblengan diri yang sedang kamu jalani akan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kehidupanmu. Percayalah !
                Pesantren akan mengemblengmu menjadi orang yang tangguh, kuat dan hebat. Jalan semua kegiatan dengan baik. Resapi, hayai, ambil setiap pelajaran dan lakukan itu dengan penuh kesungguhan. Kemampuan bertahan, menghadapi berbagai ujian dan tangan hidup di pesantren itulah akan menjadikan kamu sukses.
                Kesuksesan itu tidak bisa dilihat di saat kamu menjalani prosesnya, tapi kesungguhan kamu mengikuti prosesnya menunjukkan jalan kesuksesan kamu kelak. Percaya itu !
Karena hari ini  kamu dipimpin, kelas kamu akan memimpin.


*sebahagian tulisan dikutip dari buku “Ketika Sukses berawal dari Pesantren” Akbar Zainuddin.

Baca selengkapnya

Wajib Baca ! Ini Dia Pesan KH. Hasan Abdullah Sahal Untuk Wali Santri

Wajib Baca ! Ini Dia Pesan KH. Hasan Abdullah Sahal Untuk Wali Santri
KH. Hasan Abdullah Sahal, Pimpinan PM Darussalam Gontor
Melihat perkembangan zaman saat ini banyak orang tua yang resah terhadap perkembangan anaknya, pengaruh lingkungan maupun pergaulan. Untuk menyikapi keresahan tersebut para orang tua memilih untuk menyekolahkan anak mereka ke pesantren, dengan alasan selain belajar ilmu agama pesantren juga lebih terjaga dan aman dari pengaruh luar karena bersistem asrama.
Perkara menyekolahkan anak ke pesantren bukan hanya saja mengantarkan anak ke pesantren lalu membiayai pendidikannya. Namun ada hal-hal penting yang orang tua harus memahami tentang kehidupan di pesantren. Seperti kita ketahui, pada umumnya pesantren memiliki sistem dan disiplin yang ketat yang harus di taati oleh santrinya. Pesantren mengatur berbagai peraturan dalam setiap kegiatan santri di pesantren, mulai dari bangun tidur hingga tidur kembali.
Nah, dalam hal penerapan disiplin, terkadang ada sebahagian wali santri kurang memahaminya, sehingga di dalam perjalanan pendidikan anaknya di pesantren menimbulkan keselahpahaman terhadap pendidikan pesantren. Maka alangkah baiknya, sebelum menyekolahkan anak ke pesantren para orang tua harus terlebih dahulu teredukasi dengan pendidikan di pesantren. Para orang tua harus terlebih dahulu mempelajari kehidupan di pesantren, mulai dari disiplinnya, sistem, kegiatan dan sebagainya.

Artikel terkait : 

Sebelum Memasukkan Anak Ke Pesantren, Beberapa Hal Ini Harus Dipahami Oleh Wali Santri


Pemahaman wali santri yang matang terhadap kehidupan pesantren akan memudahkan proses pendidikan anak selama di pesantren. Para orang tua tidak akan mengalami lagi yang namanya “culture shock” dengan kehidupan pesantren. Mental dan para orang tua wali hal yang harus di perhatikan oleh para orang tua sebelum memutuskan menyekolahkan anak di pesantren, agar nantinya tidak menimbulkan protes kecil-kecilan terhadap sistem pendidikan pesantren.
Karena dalam keseharian pengurus pesantren, para dewan guru tidak hanya berurusan dengan santri, tapi juga akan berhadapan dengan wali santri. Para pendidik akan sedikit kewalahan jika ada wali santri yang kurang memahami kehidupan pesantren, karena pasti akan ada satu dua hal yang berbenturan dengan pandangan wali santri, terutama dalam hal penegakan disiplin terhadap santri.
Memahami pola pendidikan pesantren adalah hal yang sangat disarankan kepada para orang tua sebelum memutuskan menyekolahkan anak di pesantren. Menguatkan mental dan mengikhlaskan anak untuk sekolah di pesantren adalah salah satu kunci suksesnya anak kita belajar di pesantren. Membina komunikasi yang baik dengan dewan guru dan memantau perkembangan anak secara kontinuitas.
Untuk menyikapi mental wali santri, KH. Hasan Abdullah Sahal, Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor Jawa Timur turut memberi wejangan kepada wali santri. Seperti kita ketahui, Pondok Modern Gontor salah satu pesantren terbesar di Indonesia, tentu mereka sudah sangat berpengalaman dalam menghadapi para orang tua wali santri. Dengan pengalaman tersebut KH. Hasan ingin mencerahkan para orang tua yang sudah memutuskan menyekolahkan anaknya di pesantren.
Ini dia pesan KH. Hasan Abdullah Sahal kepada orang tua wali :

Baca selengkapnya

Ust. Yusuf Mansur Rilis Film “ Cahaya Cinta Pesantren” Ini Kisahnya !

Ust. Yusuf Mansur Rilis Film “ Cahaya Cinta Pesantren” Ini Kisahnya !
Pada umumnya setiap pesantren pasti melarang keras yang namanya cinta-cintaan antar lawan jenis di dalam lingkungan pesantren. Bahkan larangan keras tersebut dituangkan dalam tata tertib pesantren, tentunya bagi yang mencoba-coba melanggarnya hukuman pasti menantinya. Hukumannya pun berbeda, menurut tingkatan pelanggaran, bahkan bisa jadi hukumannya di deportasi dari pesantren tersebut.
Larangan berhubungan antar jenis tersebut tentunya berdasarkan tuntunan islam yang melarang keras kedekatan seseorang non muhrim sebelum ia halal atau menjadi pendamping hidup yang sah.
Terlepas dari itu semua, tentu dengan teka-teki kehidupan di pesantren mempunyai cerita sendiri, meskipun ada larangan keras mendekati lawan jenis tapi bumbu-bumbu cinta pasti akan hadir diantara mereka. Buktinya tidak sedikit dari alumni pesantren yang setelah tamat dari almamaternya kemudian menikah dengan teman pesantrennya, baik itu santri antar santri, maupun dengan gurunya (Ustadz) ataupun sebaliknya. Tentunya hubungan setelah alumni tersebut sudah masuk dalam lingkaran yang sah sesuai syariat islam (menikah). Intinya, banyak dari alumni pesantren yang menikah dengan teman pesantrennya sendiri yang awal perkenalannya bermuara di pesantren tersebut.
Tidak dapat dipungkiri, sekeras apapun disiplin yang diterapkan di sebuah pesantren pasti ada santri yang nekat melanggarnya. Apalah daya, kalau mata hati hati sudah melekat, taik kucing pun rasa coklat. Makanya pihak pesantren harus sangat lihai memantau santrinya yang mencoba-coba mencari kesempatan dalam kesempitan. Biasanya, interaksi terlarang ini berjalan via kirim-kirim surat dengan berbagai modus berdasarkan inisiatif masing-masing. Ada yang menitipakan di kelas, ada yang melampirkan dalam buku, bahkan ada yang menyampaikan via morse pramuka, haha. Pokoknya, mereka akan berusaha memikirkan cara jitu untuk melancarkan i’tikatnya.
Tapi, sekuat apapun usaha mereka pasti akan jatuh jua, maksudnya pasti akan ketahuan oleh dewan guru. Pernah dengar #pesantren itu Suci ? secerdik apapun kita sembunyikan bau busuk pasti akan tercium, ya ibarat sampah di lautan yang pada akhirnya pasti akan terdampar ke daratan. Begitu juga dengan pesantren. Apapun dispilin yang dilanggar oleh santri pasti akan ketahuan pada akhirnya.
Katanya, santri itu sangat menyukai sebuah tantangan, makanya mereka tidak pernah kalah pada sebuah hukuman. Tidak sedikit dari mereka yang memilih berjuang hingga titik akhir perjuangan meskipun resikonya tinggi, salah satunya adalah di deportasi dari pesantren. Tapi itulah namanya berjuang dibalik teka teki kehidupan pesantren. Dibalik cinta mereka yang terhalang oleh dinding pesantren pasti ada cerita sendiri bagi mereka.
#backtomaintopic
Nah, apa sebenarnya keinginan Ust. Yusuf Mansur dari filmnya yang berjudul “ Cahaya Cinta Pesantren” ? tentunya film edukasi religi ini ada pesan khusus yang ingin disampaikan kepada publik. kita tunggu saja tanyangnya. Seperti apa sinopsis film yang diangkat dari novelnya Ira Madan yang berjudul “ Cahaya Cinta Pesantren” ini ?
Berikut sinopsis film tersebut yang kami kutip dari www.sinopsisfilem21.com :
Film drama Indonesia berjudul “Cahaya Cinta Pesantren” ini merupakan film yang diangkat dari novel dengan judul yang sama juga karya dari Ira Madan. Berkisah tentang seorang anak nelayan di Danau Toba bernama Shila ( Yuki Kato ) yang ingin melanjutkan sekolahnya ke SMA Negeri favorit di daerahnya akan tetapi tidak lolos.

Dengan keterbatasan biaya orang tuanya, Shila tidak mungkin sekolah di SMA Swasta, jadi orang tuanya membujuk Shila agar masuk ke pesantren di Pesantren Al-Amanah. Dengan dunia pesantren yang amat ketat dan disiplin, Shila harus mencoba untuk beradaptasi. Di pesantren, Shila bersahabat dengan Manda ( Febby Rastanty ), Aisyah ( Sivia Azizah ) dan Icut ( Vebby Palwinta ).

Dari ketiga sahabatnya, Shila merasa paling dekat dengan Manda karena keduanya sama-sama tidak betah berada di pesantren. Keduanya tanpa sepengetahuan yang lain pun kabur keluar dari pesantren, namun pada akhirnya takdir membawa mereka untuk kembali ke pesantren. Dari waktu itu, Manda pun akhirnya mantap untuk menjadi santri, sedangkan Shila masih belum begitu yakin.

Di masa pubernya Shila tersebut juga, dia harus terbawa perasaan dengan jatuh hati terhadap santri seniornya yang bernama Rifqy ( Fachri Muhammad ). Dengan berbagai konflik juga, Shila menjadi harus menghadapi berbagai rintangan dari persahabatan mereka yang menjadi runyam dan hingga Shila mendapat peringatan akan dikeluarkan dari pesantren di saat dirinya telah mulai benar-benar merasa nyaman di pesantren tersebut.

Hingga suatu saat Shila berhasil melalui semuanya karena terdapat pesan dari sang ayahnya ‘Kalau kita mencintai segala sesuatu karena Allah, maka kita tidak akan pernah kenal yang namanya kecewa atau sakit hati’ .
Jadwal Tayang :
- Movie Tayang: October 2016
- Movie Theaters: 01 October 2016
- Genre: Drama, Religion
- Companies: Fullframe Pictures
- Official: -
- MPAA Rating: PG-13
Director: Raymond Handaya
Writers: Yusuf Mansur, Raymond Handaya
Stars: Yuki Kato, Rizky Febian, Febby Rastanty, Sivia Azizah, Fachri Muhammad, Zee Zee Shahab, Elma Theana, Vebby Palwita, Tabah Penemuan, Wirda Mansur


Ini dia trailernya !

Baca selengkapnya